We are all unique individuals. Kita memiliki anggota tubuh, penampilan, dan pikiran yang berbeda dengan orang lain. So be your self !!!

Thursday, July 28, 2011

Tetap Bugar dan Segar di Kantor selama Puasa

Puasa bukan alasan untuk tampil kurang segar. Apalagi dijadikan alasan untuk mendiskon tugas di kantor. Biarpun menjalankan puasa , kita tidak boleh kehilangan daya untuk melakukan pekerjaan semaksimal mungkin seperti biasanya. Gimana caranya? Ya menjaga kebugaran kita!
 
Bugar itu suatu keadaan di mana seseorang tidak merasa kelelahan yang berarti. Itu kata pakar kebugaran Berty Tilarso. Untuk mencapai kebugaran, kita harus melakukan oleh raga yang bersifat aerobik (joging, jalan kaki, renang, mendayung, bersepeda, senam aerobik), seminggu 3-5 kali, selama 30 menit non stop. Latihan ini akan meningkatkan denyut nadi, sehingga terbentuk energi cadangan ke dalam tubuh. Makanya, kita jadi merasa bugar.
 
Lha, kalau dikantor, bagaimana bisa aerobik? Aerobik memang mungkin tidak bisa. Tapi Anda bisa melakukan senam pelenturan dalam jam istirahat atau sebelum pulang kantor, sekitar 10-15 kantor . Latihan ini melancarkan peredaran darah dan membuta otot tidak kaku, sehingga kebugaran terjaga . Lepas dari kantor, barulah aerobik (jogin, jalan cepat).
 
Berikut ini beberapa latihan kebugaran yang disesuaikan dengan kondisi puasa , yang bisa dilakukan di meja kerja . Selain bugar , otot-otot Anda juga masih bisa dijaga tetap kencang.
 
1. Peregangan Otot
 
a. Luruskan kedua tangan ke atas melalui sisi telinga. Tahan 10-20 detik.
b. Condongkan tubuh ke kiri. Tanah 10 - 20 detik. Ulangi ke kanan 10 - 20 detik.
 
Manfaat: Melenturkan otot-otot sisi tubuh, lengan dan pinggang.
 
2. Luruskan kedua tangan ke depan dada. Tahan 10-20 detik.
 
Manfaat: Melenturkan otot-otot lengan atas, punggung atas dan bahu.
 
3. Putarkan kedua siku dan bahu ke arah belakang dan depan masing-masing 10 kali.
 
Manfaat: Melenturkan punggung atas dan bahu.
 
4. Silangkan kaki kiri ke atas kaki kanan. Tubuh bagian atas serong kekiri. Tangan kanan menekan paha luar kiri. Tahan 10-20 detik. Ulangi dengan kaki kanan 10-20 detik.
 
Manfaat: Melenturkan otot-otot pinggang, pinggul, dan punggung bawah.
 
5. Peluk dan cium lutut dari kiri. Tahan 10-20 detik. Ulangi dengan kaki kanan 10-20 detik.
 
Manfaat: Melenturkan punggung bagian bawah dan paha bagian depan.
 
6. Bungkukkan tubuh bagian atas sampai dada menyentuh paha. Kedua tangan di belakang betis. Tahan 10-20 detik.
 
Manfaat: Melenturkan punggung bawah dan paha di bagian belakang.
 
7. Naik turunkan telapak kaki berganti ganti kanan dan kiri dengan posisi tumit tetap di lantai. Lakukan 20 kali.
 
Manfaat: Melenturkan otot-otot betis dan pergelangan kaki.
 
8. Tendangkan perlahan-lahan kaki kiri ke arah bokong dari bawah ke atas. Lakukan 10 kali masing-masing untuk kaki kanan dan kiri.
 
Manfaat: Mengencangkan otot paha belakang dan bokong.
 
9. Tendangkan pelan-pelan kaki kiri ke samping. Lakukan 10 kali masing-masing untuk kaki kiri dan kanan.
 
Manfaat: Mengencangkan otot pinggul dan paha samping.
 
10. Angkat lutut ke atas sampai paha sejajar pangkal paha, dan kembali lagi ke posisi awal. Lakukan 10 kali masing-masing untuk kaki kiri dan kanan.
 
Manfaat:  Mengencangkan paha bagian depan dan perut bagian bawah.
 
11. Melenturkan otot leher belakang
 
a. Tundukkan kepala dengan dorongan kedua telapak tangan di belakang kepala.
b. Jatuhkan kepala ke samping kiri dan kanan masing-masing 10 detik.
c. Tolehkan kepala ke kiri dan kanan masing-masing 10 detik.
 
12. Pernafasan dan Relaksasi
 
a. Ayunkan kedua lengan dari arah bawah ke atas kepala melalui sisi bahu. Buang napas dari mulut waktu yangan diayun keatas dan tarik napas dari hidung waktu diayun ke bawah.
b. Lakukan 10 kali.
 
Dikutip dari Bintang Milenia 16 Desember 1999
 

Thursday, July 21, 2011

Membentuk Dana Darurat, GAMPANG KOK!

Dalam film "The Company Men" dengan Ben Affleck dan Tommy Lee Jones yang menjadi pemainnya, dikisahkan seorang eksekutif yang sudah bekerja lebih dari 10 tahun di satu Perusahaan cukup besar, tiba-tiba harus kehilangan pekerjaannya karena unit kerjanya terkena penutupan dengan alasan rasionalisasi Perusahaan. Dengan gaya hidup yang berjalan, adanya hutang cicilan rumah, hutang cicilan 2 mobil sportnya, 2 anak yang masih sekolah, si eksekutif dibantu istrinya berusaha kembali mengatur keuangan keluarga mereka. Beruntung si eksekutif masih menerima pesangon akibat PHK itu
sehingga masih bisa bertahan hidup selama beberapa bulan.
 
Bagaimana dengan Anda apabila mengalami hal ini? Terkena PHK atau tiba-tiba Perusahaan tutup. Apakah Anda sudah siap menghadapinya? Mungkin Anda berpikir, ah nanti kan ada pesangon yang berkali lipat jumlahnya dari gaji saya, cukuplah untuk beberapa bulan. Loh, itu kalau ada. Bagaimana kalau tidak ada karena Perusahaan bangkrut? Di sinilah gunanya memiliki Dana Darurat.
 
Apakah dana darurat itu? Dana darurat adalah sejumlah dana yang khusus disisihkan untuk menghadapi kondisi yang darurat, misalnya terkena PHK atau tiba-tiba ada keluarga yang masuk Rumah Sakit dan butuh dana tunai, dan lain sebagainya yang bersifat darurat. Saya punya pengalaman mengalami PHK dari perusahaan tempat saya bekerja. Bersyukur karena saya sudah memiliki dana darurat ini, selama 2 bulan keluarga saya masih tetap dapat dibiayai tanpa perlu meminjam ke sana ke mari. Setelah saya mendapatkan pekerjaan kembali, dana darurat yang terpakai saya isi ulang (kaya pulsa saja). Saya sarankan, jangan gunakan kartu kredit untuk membiayai biaya hidup Anda selama menghadapi kondisi darurat ini karena Anda dapat terbelit dengan masalah lain yang lebih berat. Gunakan kartu kredit hanya sebagai pengganti uang tunai sementara, misalnya untuk pembayaran Rumah Sakit, tetapi dengan catatan Anda sudah punya sejumlah dana (yang digesek melalui kartu kredit
tersebut)pada rekening di Bank.
 
Mungkin ada yang berpikir dan beralasan, wah untuk makan saja sudah susah, apalagi ini untuk menabung suatu dana darurat. Menurut saya, golongan pekerja kantoran sekarang dapat dipastikan Anda masih bisa beli rokok, kalau Anda merokok, masih bisa jalan-jalan ke mall, dan pengeluaran lainnya yang sebenarnya bukan kebutuhan mendasar. Anda dapat mengurangi pengeluaran itu dan mulai menyisihkan untuk dana ini.
 
Ada juga yang berpikir: "Ah kondisi darurat juga jauh dari saya". Yang namanya darurat tidak dapat diprediksi kapan datangnya dan berapa lama akan terjadi, sehingga seperti pepatah berkata kita harus "Sedia payung sebelum hujan".  Jadi siapkan dana yang cukup untuk menghadapi kondisi yang tidak terduga ini. Yang penting adalah menyisihkan sebagian dari penghasilan Anda secara konsisten mulai sekarang dan menyimpannya untuk sesuatu kondisi sangat darurat.
 
Ok, kalau begitu, berapa dana yang cukup untuk dana darurat ini?
 
Umumnya sebesar 3 – 12 bulan dari biaya hidup Anda, termasuk premi asuransi dan cicilan hutang. Besarnya jumlah ini akan tergantung dari status Anda apakah lajang atau berkeluarga. Juga tergantung dari tetap atau tidak tetapnya jumlah penghasilan yang diterima Anda. Makin tidak tetap jumlah penghasilan yang Anda terima setiap bulannya, misalnya Anda seorang artis atau pengusaha, maka makin besar jumlah dana yang harus Anda persiapkan untuk kondisi darurat. 
 
Nah apabila Anda belum memiliki dana darurat, segera siapkan.
 
Bagaimana caranya?
 
Pertama, tentukan jumlah dana darurat yang harus disediakan. Dana darurat ini tidak harus harus tersedia dalam satu hari. Rencanakan target waktunya, biasanya dengan minimal menyisihkan 10% dari penghasilan Anda sampai mencapai target jumlah. Contoh, dengan biaya hidup per bulan Rp 5 juta, status kawin dengan 1 anak, dana darurat yang dibutuhkan sekitar 6  bulan, sehingga diperlukan dana Rp 30 juta. Dengan penghasilan yang diterima rata-rata per bulan Rp 10 juta maka sebesar Rp 1 juta minimal harus disisihkan untuk ditabung menjadi dana darurat yang akan berjalan selama 30 bulan. Apabila Anda menerima bonus dari perusahaan, sebagian dari bonus tersebut bisa ditambahkan sehingga dana lebih cepat terbentuk. Langsung bayar pada saat gaji diterima, jangan ditunda-tunda. Bisa Anda gunakan fasilitas auto debit pindah rekening. Sekali lagi yang penting disini adalah kedisiplinan Anda dalam melakukan hal ini.
 
Satu tips dari saya, perlakukan dan jadikan dana darurat ini seperti "Tagihan" yang harus Anda bayar, dimana kalau tidak dibayar akan terjadi masalah, sehingga Anda akan termotivasi melakukan "pembayaran tagihan" atas dana darurat ini.
 
Sekarang, dimana harus disimpan dana darurat ini?
 
Sebaiknya tabungan tersebut dimasukkan dalam yang tabungan yang terpisah dari rekening Bank (tabungan) untuk keperluan sehari-hari. Apabila sudah terkumpul kira-kira 3 bulan biaya hidup Anda, sejumlah 1 bulan biaya hidup tersebut dapat Anda pindahkan menjadi deposito berjangka. Atau kalau cukup, dibelikan logam mulia. Demikian seterusnya, sehingga komposisi ideal dari penyimpanan dana darurat ini 20% dana likuid tabungan, 30% dalam deposito dan 50% dalam logam mulia.
 
Pasti pertama-tama akan sulit untuk melakukan penyisihan penghasilan ini. Tapi dengan disiplin dan kemauan, pasti lama-lama akan mudah. Saya percaya Dana darurat sebagai hal penting dalam perjalanan hidup Anda dan keluarga, pasti dengan mudah tercapai.
 
Saat situasi kritis keuangan yang mungkin datang di masa depan, Anda akan dengan tenang menghadapinya karena sumber keuangannya sudah Anda miliki melalui pengorbanan yang sudah Anda buat sekarang.
 
Salam,
Johan Suhadi
Financial Planning
www.MONEYnLOVE.com
"Managing Money with Love"

Monday, July 18, 2011

Yang Harus Di Hindari Dalam Percakapan

By : Freddy Hypno
Source : Freddy Hypno 'Unconscious Motivator' Facebook
Jumat, 30 Oktober 2009 16:22 administrator
 
Pernahkah Anda berbicara dengan seseorang dan begitu tertarik dengan respon-respon yang disampaikannya, atau kebalikannya, Anda merasa jenuh dengan semua respon yang diucapkannya. . ??
 
Menurut Kevin Hogan dan Mary Lee Labay dalam bukunya yang berjudul Irresistible Attraction ada delapan hal yang harus dihindari dalam percakapan, jika kita ingin percakapan
kita menjadi menarik. Kedelapan hal itu adalah :
 
1. Penentang Argumentatif
 
Suatu hari dalam sebuah percakapan,
"Wah, kelihatannya hari ini cerah ya?".
Kemudian di respon oleh rekannya, "Ah tidak, menurut saya hari ini agak mendung".
"Oh agak mendung ya, mungkin sebentar lagi akan turun hujan".
Kemudian di respon lagi, "Menurut saya tidak akan hujan, hari ini saya membaca
prakiraan cuaca dari BMG".
"Oh, begitu ya, pasti Anda sering mencermati prakiraan cuaca dari BMG ya?".
Lalu di respon, "Ah tidak juga, sesekali saja saya mendengarnya".
 
Bagaimana dengan percakapan tersebut? Respon argumentatif memang baik, melatih kemampuan berpikir kita, namun jika respon argumentatif itu diberikan dalam bentuk penentangan yang bertubi-tubi seperti contoh diatas, akan membuat percakapan kita menjadi tidak menyenangkan.
 
2. Selalu Membuat Perbandingan
 
Dalam sebuah percakapan, seseorang berkata pada temannya, "Hari ini saya berhasil melewati ujian dengan baik". Kemudian dijawab oleh temannya, "Iya itu belum seberapa, saya pernah melewati ujian yang lebih berat dari yang kamu lewati sekarang, dulu saya benar-benar melewatinya dengan baik, walaupun saya merasakan penderitaan saat itu. Yang kamu rasakan saat ini belumlah sebanding dengan apa yang saya rasakan dulu, sangat sulit sekali".
 
Apa yang dirasakannya sekarang adalah rasa malas untuk melanjutkan percakapan berikutnya. Seseorang yang sedang ingin bercerita tidak ingin mendengarkan cerita orang lain, tapi ia ingin ceritanya didengarkan oleh orang lain. Akan lebih baik jika kita mengeksplorasi cerita orang itu daripada malah membuat sebuah cerita baru dan membanding-bandingkannya.
 
3. Merasa Superior
 
"Saya dengar di kota ini akan berdiri sebuah supermarket baru ya?". Kemudian temannya menjawab, "Ah, aku sudah mengetahuinya sejak setengah tahun yang lalu". "Oh begitu ya, saya pikir saya termasuk yang paling dahulu mengetahuinya". Lalu temannya menyahut, "Ah, kalau informasi seperti itu, aku tidak pernah melewatinya, bahkan pendirian rumah sakit baru di kota ini tahun depan aku juga sudah mengetahuinya kemarin".
 
Bagaimana jika, tadi temannya menyahut, "Wah, itu informasi yang menarik, bagaimana cerita selengkapnya?". Mungkin orang yang mendengar akan lebih merasa tertarik untuk melanjutkan percakapan dengannya.
 
4. Mengumbar Beban Masalah Pribadi
 
Saat kita membicarakan permasalahan pribadi kepada orang lain, secara tidak langsung akan mempengaruhi psikologis orang yang kita ajak bicara. Kecuali jika ia seorang terapis yang bermaksud menolong kita keluar dari masalah. Namun, jika ia bukan seorang terapis, apakah secara psikologis ia selalu siap dengan setumpuk beban masalah pribadi kita. Lebih parah lagi jika itu dilakukan secara berulang-ulang dalam pokok bahasan yang sama. Kebosanan dan rasa jenuh akan menghinggapinya saat mendengarkan beban masalah pribadi yang belum tentu ia saat itu siap untuk mendengarkannya.
 
5. Menilai Negatif
 
Suatu hari dalam suatu kantor, seorang karyawan berujar, "Kelihatannya John sedang dalam kondisi yang sulit saat ini". Kemudian karyawan lain yang diajak bicara menyahut, "Ia memang tidak mampu mengendalikan emosinya, hal ini membuat seluruh pekerjaannya jadi buruk, semua tugas-tugasnya tidak dijalankan dengan baik, saya lelah menghadapinya". Bagaimana jika Anda mendapat respon seperti ini dalam pembicaraan Anda ?
 
Coba kita bandingkan dengan respon berikut ini;
 
"Saya banyak belajar dari ia, dari permasalahan- permasalahan yang dihadapinya, kelihatannya saat ini ia memang sedang dalam kondisi sulit, mungkin juga ia membutuhkan bantuan kita saat ini". Bandingkan bedanya saat Anda mendengarkan kedua respon itu, dan pastikan mana yang terbaik menurut Anda. Opini-opini negatif yang berbentuk judgement tidak akan menarik untuk kita dengar dan opini negatif itu dapat menggambarkan seperti apa karakter orang yang menyampaikannya.
 
6. Suka Menginterupsi
 
Bagaimana perasaan Anda jika saat berbicara sering diinterupsi oleh orang lain ? Jika ada seseorang menginterupsi kita saat berbicara, kemungkinan yang muncul adalah kita merasa pembicaraan kita tidak dianggap penting, atau merasa diremehkan, atau merasa ia tidak tertarik dengan pembicaraan kita. Begitupun saat kita sering menginterupsi orang yang kita ajak bicara, secara signifikan kita akan menjadi komunikator yang tidak menarik. Ada baiknya jika kita mencoba cara ini, biarkanlah ia mengambil nafas sejenak setelah ia menyelesaikan pembicaraannya sebelum kita mengutarakan kalimat untuk menanggapinya.
 
7. Penuh Keluhan
 
Keluhan biasanya merupakan kumpulan kalimat negatif yang sangat mungkin akan mempengaruhi perasaan orang-orang yang mendengarnya. Mendengarkan keluhan membuat orang menjadi terbebani, terlebih lagi jika keluhan yang sama terus diulang dan dibicarakan. Selain itu membicarakan keluhan juga akan menggambarkan betapa lemahnya seseorang dalam menghadapi permasalahannya, sehingga alangkah lebih baik jika yang kita sampaikan dalam pembicaraan kita adalah kalimat-kalimat yang baik dan membuat diri kita termotivasi dan lebih bagus lagi dapat membuat orang lain yang berbicara dengan kita juga ikut termotivasi.
 
8. Penyebar Gosip
 
Mungkin Anda pernah mendengar rekan Anda yang membicarakan keburukan orang lain pada Anda. Apa yang ada didalam pikiran Anda saat itu ? Kebanyakan dari kita akan berpikir, apakah ia akan berbicara seperti ini pada orang lain juga, atau jangan-jangan keburukan yang dibicarakannya dengan orang lain itu adalah tentang kita. Kebanyakan dari kita akan memandang buruk terhadap orang ini. Penilaian yang mungkin muncul terhadap orang-orang yang senang membicarakan keburukan orang lain adalah orang itu tidak percaya diri, culas, dan berpikiran sempit. Jadi mungkin adalah hal yang baik jika Anda mempertimbangkam kembali jika ingin mengambil tema-tema gosip dalam pembicaraan Anda.
 

Wednesday, July 13, 2011

Tip Hidup Bahagia

Setiap orang ingin hidup lebih bahagia dari sebelumnya. Seperti dikutip laman Ask Men, berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan agar hidup kita lebih bahagia:
 
1. Memiliki tujuan hidup
W. Beran Wolfe, seorang filsuf berkata, "Saat Anda melihat orang hidup bahagia, pastinya ia memiliki tujuan hidup. Entah itu membangun kapal, menulis lagu, membesarkan anak, atau berkebun." Pemikiran untuk memiliki kesibukan, tujuan hidup, serta berkomitmen menjalankannya membuat seseorang hidup lebih bahagia.
 
2. Berlibur
Berlibur merupakan salah satu cara untuk lepas dari kesibukan sehari-hari. Melepas lelah dan stres. Sekembalinya dari berlibur, Anda pasti akan kembali bersemangat.
 
3. Memiliki aktivitas sosial
Dengan memiliki banyak relasi atau teman akan membawa dampak positif bagi hidup Anda. Menjaga hubungan dengan teman, terus bersikap optimistis, dan melakukan hal baik lainnya, bisa meningkatkan kebahagiaan.
 
4. Menjalankan hobi
Hobi adalah upaya untuk menjaga semangat hidup Anda. Menjalankan hobi juga membuka peluang Anda mendapatkan teman, juga lingkungansosial yang baru.
 
5. Tidur siang
Tidur siang membantu Anda untuk kembali fokus bekerja dan mengembalikan semangat.
 
6. Beristirahat sejenak
Jika tidak bisa tidur siang, coba lakukan aktivitas lain yang membantu Anda untuk kembali bersemangat, seperti jalan-jalan sejenak keluar kantor, mendengarkan musik, meditasi, atau mengatur pernapasan.
 
7. Melihat cahaya matahari
Ternyata, cuaca dapat mempengaruhi suasana hati seseorang. Oleh karena itu, jika lingkungan kerja Anda minim terkena cahaya matahari langsung, coba keluar sejenak untuk mendapatkan cahaya matahari. Cukup sekitar 30 menit, terpaan cahaya matahari membantu memulihkan hari Anda.
 
8. Bercinta
Melakukan hubungan seks memberi rasa bahagia dan nyaman. Melakukannya dengan teratur akan membuat Anda membangun komunikasi yang baik dengan pasangan.
 
9. Olahraga
Apa pun alasannya, baik itu untuk menurunkan berat badan, melawan penyakit, atau sekadar hobi, yang pasti dengan berolahraga, hidup Anda akan lebih menyenangkan. Jadi, jangan ragu-ragu untuk melakukannya sesering mungkin

Monday, July 4, 2011

Belajar dari Burung ELANG

Elang adalah pasangan yang setia, sekali kawin untuk selamanya, FOREVER kalo kata manusia. Elang betina ibu yang teladan, mengurus anak mereka dengan Cinta dan Kasih  Sayang. Sebelum bertelur Elang menyiapkan sarang di bukit/gunung yang tinggi dan di bawahnya jurang yang dalam. Rangkanya ranting keras dan duri tajam dilapis rumput rumput halus dilapis dengan mencabut bulu didadanya agar sarang anak anaknya Enak dan Nyaman.
 
Setelah bertelur dan dierami akhirnya telurnya menetas jadilah si Anak Elang. Bila lapar, anak anak elang akan menengadahkan paruhnya, kemudian sang ibu memasukkan makanan hasil buruannya. Bila ada angin kencang sang ibu pun Menghadang dengan merentang sayap menutup sarang memberi perlindungan
 
Si anak anak pun mulai tumbuh besar, dan suatu saat si anak elang kaget karena jatah makanan mereka tiba tiba dihentikan oleh sang ibu. Perangai sang ibu berubah drastis dan mereka menangis kelaparan "ibu kenapa jadi begitu?" kata anak anak elang
 
Suatu saat si anak elang kaget lagi karena sang ibu menyingkirkan rumput halus dan bulu bulu hangat yang jadi "kasur" mereka. Di sarang mereka yang tersisa tinggal ranting keras dan duri tajam menusuk badan . Mereka menangis kesakitan "ibu tega nian engkau?"
 
Belum hilang penderitaan yang dirasakan,  si anak elang kaget ketika diusir dari sarang, didorong keluar jatuh melayang "ibu kenapa kau mau bunuh anak anakmu?". Namun saat jatuh hampir sampai dasar jurang, sang ibu dengan sigap menyambar menyelamatkan sang anak. Demikianlah berkali kali mereka dijatuhkan. Sampai suatu saat anak elang itu mulai bisa mengepakkan sayap dan akhirnya TERBANG!
 
Sang ibu dan bapak elang dengan riang mengajak anak anaknya terbang di atas awan lalu belajar mencari binatang buruan.
 
Nah... barulah si anak elang sadar kalau orang tuanya sedang mengajarkan kerasnya KEHIDUPAN. Ia harus bisa mandiri di belantara alam yang kejam untuk melestarikan kehidupan.
 
Elang mengurus anak dengan cinta tapi ada saatnya harus tega agar anaknya jadi "orang" yang punya "Mental Juang" di masa yang akan datang.
 
Moral story:
Tuhan sang pemilik semesta alam sudah menyiapkan alat untuk bertahan hidup bagi seluruh makhluknya. Namun manusia sebagai makhluk tertinggi mendapatkan lebih dari makhluk hidup lainnya yaitu otak, dengan otak manusia bisa berpikir apa yang terbaik yang bisa dilakukan, namun kadang kala justru otak manusia membuat manusia kehilangan jati dirinya. Manusia cenderung mencari kemudahan, seperti pomeo buat apa cari yang susah susah kalau ada yang gampang, padahal apa yang susah di awal justru jadi fondasi kehidupan yang kokoh yang membuat hidup selanjutnya terasa jauh lebih ringan.
 
CoPas dr the Profec