tag:blogger.com,1999:blog-20618124628079926782024-03-15T00:50:27.667+08:00Gede ArthaGede Arthahttp://www.blogger.com/profile/10014338798539607074noreply@blogger.comBlogger484125tag:blogger.com,1999:blog-2061812462807992678.post-7891138676441579632012-08-04T10:51:00.001+08:002012-08-04T10:51:25.518+08:007 Habits dari Stephen Covey:<div style="color:#000; background-color:#fff; font-family:times new roman, new york, times, serif;font-size:10pt"><div><span>7 Habits dari Stephen Covey:</span></div><div><span><br></span></div><div><span><span>1.<span> </span></span></span><span>Kuncinya bukanlah memprioritaskan apa yang ada di jadwal Anda, tetapi menjadwalkan prioritas Anda.</span></div><div><span><br></span></div><div><span><span>2.<span> </span></span></span><span>Hal yang utama adalah tetap menjadikan hal utama sebagai sesuatu yang utama.</span></div><div><span><br></span></div><div><span><span>3.<span> </span></span></span><span>Jalani imajinasi Anda, bukan sejarah Anda.</span></div><div><span><br></span></div><div><span><span>4.<span> </span></span></span><span>Kepercayaan adalah perekat kehidupan. Ia adalah unsur yang penting bagi komunikasi efektif. Ia adalah prinsip dasar yang menjadi pegangan bagi setiap hubungan.</span></div><div><span><br></span></div><div><span><span>5.<span> </span></span></span><span>Banyak dari kita menghabiskan waktu terlalu banyak pada hal-hal yang mendesak hingga melupakan hal yang penting</span></div><div><span><br></span></div><div><span><span>6.<span> </span></span></span><span>Anda harus menentukan apa prioritas tertinggi Anda dan punya keberanian (dengan perasaan senang, tersenyum, dan tanpa merasa bersalah) untuk mengatakan tidak pada hal lainnya. Untuk melakukannya, Anda perlu mengatakan "Ya" dalam diri Anda. Sering kali, lawan dari "terbaik" adalah "baik".</span></div><div><span><br></span></div><div><span><span>7.<span> </span></span></span><span>Aku bukanlah produk dari keadaan. Aku adalah produk dari keputusanku sendiri.</span></div><div><br><span></span></div><div><span>Extracted from mix sources<br></span></div></div>Gede Arthahttp://www.blogger.com/profile/10014338798539607074noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2061812462807992678.post-68285142739160723422012-07-30T11:27:00.000+08:002012-07-30T11:33:02.198+08:00Manfaat dari Latihan Pernafasan<div style="color:#000; background-color:#fff; font-family:times new roman, new york, times, serif;font-size:10pt">Bernafas adalah salah satu syarat kita bisa bertahan hidup. Orang bisa tidak makan beberapa hari tetap bisa hidup namun tanpa bernafas dalam waktu sebentar saja kita sudah megap megap dan tidak bisa bertahan hidup. Oleh karena pentingnya bernafat maka saya sengaja mempost article tentang manfaat latihan pernafasan yang bisa memperbaiki sistim pernafasan kita dan pastinya bisa meningkatkan kualitas hidup kita.<br><br>Ketika rasa panik dan gugup melanda, pernahkah mencoba untuk menarik napas Anda dengan panjang atau dalam, dan seketika perasaan Anda kembali tenang. Terasa aneh memang, tapi sangat efektif untuk dilakukan. Ternyata, keuntungan menarik napas panjang/dalam tidak hanya untuk meredakan perasaan gugup. Para ahli mengatakan, menarik nafas dalam-dalam pada saat-saat tertentu dapat memberikan manfaat kesehatan lainnya. Berikut adalah manfaat-manfaat lain dari bernapas dalam-dalam :<div><br></div> <div><strong>1. Meredakan stres</strong></div> <div>Aktivitas sehari-hari dan hubungan kita dengan sesama terkadang dapat meningkatkan kadar stres. Hal ini menyebabkan pernapasan menjadi lebih cepat dan tekanan darah pun meningkat. Padahal, kedua kondisi ini dapat berakibat buruk bagi kesehatan. Menarik napas secara dalam dapat merupakan salah satu hal yang terbaik untuk meringankan rasa stres, sehingga pikiran kembali fokus dan jernih. Ketika menarik napas dengan dalam, Anda mengirimkan sinyal kepada otak untuk tenang dan rileks. Kemudian otak meneruskan sinyal tersebut ke tubuh, sehingga Anda merasa rileks kembali.</div><div><br></div> <div><strong>2. Mengurangi rasa cemas</strong></div> <div>Rasa cemas dapat berbahaya bagi kesehatan dan menyebabkan beberapa masalah kesehatan dan penyakit. Latihan napas mendalam dapat membantu membersihkan setiap "sumbatan" dalam pikiran, sehingga membantu Anda kembali fokus. Dengan begitu Anda dapat mengurangi ataupun menghilangkan rasa cemas Anda.</div><div><br></div> <div><strong>3. Memperbaiki sirkulasi darah</strong></div> <div>Menarik nafas dalam-dalam secara teratur dapat meningkatkan dan memperbiki pengiriman oksigen ke seluruh organ tubuh. Cobalah menarik napas dalam melalui perut Anda untuk meningkatkan suplai oksigen ke organ-organ tubuh dan membantu seluruh perkembangan dari sistem tubuh.</div><div><br></div> <div><strong>4. Membantu Detoksifikasi</strong></div> <div>Menarik napas dalam secara rutin kita dapat melakukan detoksifikasi organ tubuh. Karena ketika kita menarik napas dengan dalam, dapat membantu mengeluarkan racun dalam tubuh sehingga membersihkan sistem tubuh Anda.</div><div><br></div> <div><strong>5. Menurunkan tensi darah </strong></div> <div>Menurut penelitian yang diterbitkan jurnal The Lancet, pasien jantung yang mengambil napas pendek sebanyak 12-14 hembusan per menit (enam hembusan napas permenit sudah dianggap optimal) lebih cenderung memiliki kadar oksigen rendah, yang dapat merusakan otot rangka dan fungsi metabolisme, sehingga menyebabkan atrofi otot (penurunan massa otot). Rutin menarik napas dengan dalam telah terbukti menurunkan tekanan darah.</div><div><br></div> <div><strong>6. Membantu mengurangi rasa sakit</strong></div> <div>Dengan menarik napas dalam-dalam, tubuh akan mengeluarkan hormon endorfin. Ini adalag sejenis zat yang memberikan rasa nyaman dan juga merupakan pereda rasa sakit alami. Hormon ini juga dapat membuat otot-otot menjadi lebih rileks. Otot yang tegang meruoakan penyebab utama nyeri pada leher, punggung dan lambung. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa menarik napas dalam-dalam memberikan manfaat bagi penderita asma.</div><div><br></div> <div><strong>7. Membantu memperbaiki kesehatan fisik dan mental</strong></div> <div>Bernapas dalam-dalam dapat meningkatkan kadar oksigen dalam darah, meningkatkan kesehatan dalam berbagai cara memperlambat detak jantung Anda, memperbaiki sirkulasi, menurunkan tekanan darah, dan membantu pencernaan, sehingga pada akhirnya membantu meningkatkan kinerja mental dan energi.</div><div><br></div> <div><strong>8. Relaksasi Perut</strong></div> <div>Penelitian telah menunjukkan dengan menarik napas dengan dalam dapat merelaksasi perut dan membantu perut Anda untuk bergerak dengan tepat. Jadi, jika Anda sedang mengalami pergejolakan di dalam perut cobalah untuk menarik napas dengan dalam, terutama ketika Anda sedang berada di toilet.</div><div><br></div> <div><strong>9. Mengurangi Rasa Gugup</strong></div> <div>Gugup merupakan perasaan yang umum dialami oleh setiap orang. Terkadang rasa gugup dapat membuat seseorang sulit untuk berbicara, ketika hal tersebut terjadi, bernapas dalam-dalam dapat dilakukan untuk mengatasinya. Cobalah untuk menutup mata sambil menarik napas dengan dalam selama satu atau dua menit.</div><div><br></div>http://aksesdunia.com/2011/9-manfaat-dari-latihan-pernafasan-menarik-nafas-panjang/</div>Gede Arthahttp://www.blogger.com/profile/10014338798539607074noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2061812462807992678.post-28571414356093994942012-07-30T11:23:00.000+08:002012-07-30T11:29:51.931+08:00The Cashflow Quadrat<div style="color:#000; background-color:#fff; font-family:times new roman, new york, times, serif;font-size:10pt"><div><strong>Rangkuman</strong></div><div><br> The Cashflow Quadrat adalah kuadran yang menggambarkan berbagai macam pekerjaan yang dilakukan orang-orang di seluruh dunia. Cashflow Quadrant diciptakan oleh Robert T. Kiyosaki dalam buku "The Cashflow Quadrant" yang diterbitkan oleh Gramedia. </div> <div>Cashflow Quadrant adalah sebagai berikut: <br></div><div><br></div> <div><span style="text-decoration: underline;">E | B</span><br> S | I <br></div><div><br></div> <div>E singkatan dari <strong>employee</strong>. Artinya pegawai. Pegawai adalah orang yang bekerja untuk orang lain aik di pemerintahan maupun perusahaan swasta, jabatan tinggi maupun rendah, sipil mapun militer. Yang jelas mereka punya gaji bulanan/ per periode yang tetap dengan jam kerja tetap. Mereka sangat mencintai kemanan kerja dan kestabilan ekonomi. Mereka takut resiko dan mengharap kontrak hitam di atas putih. </div> <div><br></div><div>S singkatan dari <strong>pekerja lepas</strong> atau pekerja untuk diri mereka sendiri. Contoh dokter, pengacara, akuntan publik, seniman, wiraswasta pemilik bisnis kecil dan lain-lain. Mereka menyukai kebebasan ekspresi dan berusaha melakukan segalanya sendiri menurut cara mereka sendiri. Oleh karena itu mereka perfeksionis. Sayangnya mereka kurang mampu mendelegasikan pekerjaan kepada orang lain. </div> <div><br></div><div>B singkatan dari <strong>business owner</strong>, yaitu pemilik bisnis yang besar, yang memiliki sistem sehingga tidak menuntut kehadiran mereka untuk berjalan. Sistem dari perusahaan sudah berjalan tanpa campur tangan B sehingga B bisa memiliki kebebasan uang dan waktu karena dibiayai aset mereka berupa perusahaan bersistem tersebut. </div> <div><br></div><div>I singkatan dari <strong>investor</strong>, yaitu orang yang menginvestasikan uang mereka dalam jumlah sedikit ke dalam sistem perusahaan lalu mendapat laba yang besar berkali lipat. Banyak orang menduga Investor terkait bursa saham, obligasi. Namun ternyata investasi juga terkait manajemen usaha perusahaan dengan melibatkan kecerdasan finansial. Investasi adalah area bermain orang kaya di mana uang berputar menghasilkan uang.<strong><br></strong></div><div><strong><br></strong></div><div><strong>Kuadran E dan S disebut kuadran kiri </strong>adalah kerja mencari uang langsung sehingga jika mereka bekerja, mereka akan mendapat uang. Sebaliknya, jika tidak bekerja, penghasilan mereka juga berhenti. Oleh karena itu mereka terpaksa selamanya bekerja (walau ada pensiun). Resiko semua orang adalah kecelakaan, sakit dan meninggal. Tambahan resiko kuadran kiri adalah PHK dan bangkrut. Jika itu terjadi bencana ekonomi akan terjadi kepada mereka. <br></div><div><br></div> <div><strong>Kuadran B dan I disebut kuadran kanan</strong>. Di kuadran ini pelakunya tidak langsung mencari uang, amun membangun aset ulu. Setelah aset mereka jadi, aset itu yang kerja sehingga mereka dapat penghsilan pasif. Kalau punya penghasilan pasif, merka a punya bebas uang dan waktu. Jadi bisa libur kerja, liburan. Jika ada resiko kecelakaan mereka bisa antisipasi dengan pengobatan dan perawatan hidup luxs seperti di TV. Jika aset mereka berkembang, mereka tak perlu khawatir masa depan mreka, keluarga mereka dan keturunan mereka. </div> <div> </div><div>Menurut Robert T. Kiyosaki <strong>kebebasan finansial</strong> terdapat <strong>di kuadran kanan</strong> karena aset mampu memberikan <strong>penghasilan pasif</strong> untuk membantu masalah ekonomi kehidupan semua orang. Oleh karena itu disarankan semua orang ke kuadran kanan ( walau kenyataannya tiap orang suka bermacam-macam kuadran). Untuk masuk kuadran kanan, disarankan masuk kuadran B dulu untuk mempersiapkan uang dan keterampilan finansial. Kuadran I butuh uang banyak untuk modal. </div> <div><br></div><div>Untuk masuk kuadran B adabeberapa cara: </div> <div>1). <strong>Membangun sistem</strong>. Yaitu merintis perusahaan sampai menyusun sistem yang kuat dan stabil. </div> <div>2). <strong>Membeli waralaba</strong>. Yaitu membeli hak waralaba yang sudah memiliki sistem teruji kemudian mengmbangkan orang-orang yang menjelankannya. </div> <div> 3). <strong>Membeli pemasaran jaringan</strong>. Yaitu waralaba penjualan produk dengan sistem tertentu secara berjenjang (multilevel marketing) sampai rantai tertentu sistem berjalan sehinggad istributor bisa pensiun. </div> <div><br></div><div>Setelah menujukkan bermacam-macam tujuan dalam masalah ekonomi, Robert T. Kiyosaki juga memberikan langkah-langkah dasar menuju kebebasan finansial. Langkah-langkah itu adalah awal dan selanjutnya terserah pembaca. </div> <div><strong><br></strong></div><div><strong>Robert T. Kiyosaki</strong>, lahir dan dibesarkan di Hawaii, adalah orang Amerika keturunan Jepang dari generasi keempat. Setelah lulus dari kolose di New York, Robert bergabung dengan Korps Marinir dan pergi ke Vietnam sebagai seorang perwira dan pilot helikopter tempur. Sepulangnya dari medan tempur, Rober bekerja pada Xerox Corporation dan pada 1977 mendirikan sebuah perusahaan yang untuk pertama kalinya membawa dompet peselancar yang terbuat dari nilon dan Velcro ke pasar. Pada 1985, ia mendirikan sebuah perusahaan pendidikan internasional yang mengajarkan bisnis dan investasi pada puluhan ribu murid di seluruh dunia. Pada 1994, Robert menjual perusahaannya dan <strong>pensiun pada usia 47 tahun</strong>. <br></div><div><br></div><div>Rumadi Hartawan</div><div>http://informasimenarik.wordpress.com/2010/03/03/the-cashflow-quadrant-robert-t-kiyosaki/</div></div>Gede Arthahttp://www.blogger.com/profile/10014338798539607074noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2061812462807992678.post-26081031341706015972012-06-08T09:02:00.001+08:002012-06-08T09:02:11.230+08:00Ciri-ciri Toko Online Palsu<div style="color:#000; background-color:#fff; font-family:times new roman, new york, times, serif;font-size:12pt">Internet merupakan dunia baru yang sangat terbuka dan transparan.<br> Melalui dunia maya ini setiap pengguna dapat secara bebas memperoleh<br> informasi apapun yang diinginkan dan memanfaatkan peluang bisnis yang<br> ada. Namun, sayangnya internet juga rentan terhadap praktek penipuan,<br> meskipun Indonesia telah memiliki UU Nomor 11 tahun 2008 tentang<br> Informasi dan Transaksi Elektronik.<br> <br> Kasus-kasus penipuan yang dilakukan toko online sudah cukup sering<br> terdengar. Dari toko online yang menjual handphone murah, hingga<br> kerajinan dan asesories. Untuk menemukan toko-toko online yang<br> bermasalah juga bukan hal yang sulit. Anda dapat mencarinya melalui<br> mesin pencarian Google.<br> <br> Dengan jumlah penduduknya yang besar dan banyak yang sudah melek<br> internet, Indonesia memang tercatat sebagai salah satu dari 10 negara<br> dengan pengguna internet terbesar di dunia. Tak kurang dari 50 juta<br> pengguna internet adalah orang Indonesia, dan separo dari jumlah itu<br> melakukan transaksi secara online.<br> <br> Namun sayangnya, reputasi Indonesia di mata internasional terkait bisnis<br> online ternyata cukup memprihatinkan. Menurut data Bagian IT dan<br> Cybercrime Bareskrim Polri, tak kurang dari 18 negara pernah mengajukan<br> komplain kepada Indonesia karena melakukan penipuan dengan format<br> transaksi bisnis atau dagang melalui internet. Negara-negara itu di<br> antaranya adalah Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Malaysia, Singapura,<br> Eropa Timur, dan Australia.<br> <br> Negara-negara asing itu mengadu karena tertipu oleh website dan blog<br> asal Indonesia yang menjual beragam barang. Setelah konsumen di negara<br> asing itu mengirimkan uang, namun barang yang dipesan tak kunjung<br> datang. Padahal website dan blog itu menampilkan gambar, harga serta<br> alamat lengkap si penjual barang. Namun ketika dilacak, ternyata<br> alamatnya palsu. Banyak pula ditemukan pengelola situs web dan blog yang<br> beridentitas fiktif. Dalam transaksinya, si penjual barang di internet<br> itu meminta pembeli untuk mengirim uang terlebih dahulu.<br> <br> Dari pengalaman para praktisi bisnis online, ada beberapa ciri yang harus diwaspadai dari sebuah bisnis online, di antaranya :<br> <br> 1# Apabila sebuah toko online membatasi jalur kontak dan hanya<br> mencantumkan satu jenis kontak saja, umumnya mereka menghindari kontak<br> langsung dengan membernya. Karena itu jangan mudah percaya terhadap toko<br> online yang hanya menyediakan kontak email atau SMS saja untuk<br> berkomunikasi.<br> <br> 2# Apabila toko online menggunakan nama samaran dan alamat yang tidak<br> jelas dan valid, serta melarang, baik secara halus atau terang-terangan<br> para membernya untuk datang atau bertemu langsung. Untuk mengecek<br> keberadaan suatu toko online, akan lebih baik bila toko online itu<br> mencantumkan nomor telepon PSTN (bukan cdma).<br> <br> 3# Pengelola toko online tidak responsif terhadap isu maupun komplain<br> yang diajukan konsumen.<br> <br> 4# Pengelola toko online tidak memberikan garansi apapun terhadap<br> produk-produk yang dijualnya, baik garansi kualitas produk, garansi<br> kesesuaian produk dengan order, maupun garansi menyangkut waktu<br> pengiriman.<br> <br> 5# Belum adanya bukti kredibilitas suatu toko online dalam melayani<br> pelanggan. Sebaiknya periksa kebenaran nama & alamat lengkap toko online<br> tersebut maupun testimonial yang ada. Informasi ini bisa dicari di<br> search engine, dan info pemilik website bila ia benar pebisnis biasanya<br> akan terindex google tentang kegiatannya, akun facebooknya, maupun<br> YM-nya. Selain itu kita juga bisa cek data whois website tersebut, dan<br> toko online yang kredibel selalu terbuka untuk dicek oleh siapapun.<br> <br> 6# Toko online yang menggunakan situs atau blog dengan hosting gratisan,<br> akses situs yang lamban, atau pun tampilan yang seadanya.<br> <br> 7# Menggunakan perangkat - perangkat palsu untuk mempromosikan usahanya,<br> seperti payment proof palsu, testimoni palsu, atau bukti - bukti usaha<br> palsu lainnya. Perangkat ini dikatakan palsu karena tidak disertakan<br> nomor kontaknya untuk cross check.<br> <br>Raden Mas Seto</div>Gede Arthahttp://www.blogger.com/profile/10014338798539607074noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2061812462807992678.post-73273622167847194452012-05-21T11:47:00.001+08:002012-05-21T11:47:56.908+08:0010 Ways to Overcome Stress<div style="color:#000; background-color:#fff; font-family:times new roman, new york, times, serif;font-size:12pt"><div><span style="color: rgb(164, 123, 50);"><strong>1. One thing at a time</strong>. </span>This is the simplest and best way to start reducing your <a rel="nofollow" target="_blank" href="http://advancedlifeskills.com/blog/balancing-stress-instead-of-being-consumed-by-it/">stress</a>, and you can start today. Right now. Focus as much as possible on doing one thing at a time. Clear your desk of distractions. Pick something to work on. Need to write a report? Do only that. Remove distractions such as phones and email notifications while you're working on that report. If you're going to do email, do only that. This takes practice, and you'll get urges to do other things. Just keep practicing and you'll get better at it.</div><div><br></div> <div><span style="color: rgb(164, 123, 50);"><strong>2. Simplify your schedule</strong>.</span> A hectic schedule is a major cause of high stress. Simplify by reducing the number of commitments in your life to just the essential ones. Learn to say no to the rest — and slowly get out of commitments that aren't beneficial to you. Schedule only a few important things each day, and put space between them. Get out of meetings when they aren't absolutely essential. Leave room for down time and fun.</div><div><br></div> <div><span style="color: rgb(164, 123, 50);"><strong>3. Get moving</strong>. </span>Do something each day to be active — walk, hike, play a sport, go for a run, do yoga. It doesn't have to be grueling to reduce stress. Just move. Have fun doing it.</div><div><br></div> <div><span style="color: rgb(164, 123, 50);"><strong>4. Develop one healthy habit this month</strong>. </span>Other than getting active, improving your health overall will help with the stress. But do it one habit at a time. Eat fruits and veggies for snacks. Floss every day. Quit smoking. Cook something healthy for dinner. Drink water instead of soda. One habit at a time.</div> <div><span style="color: rgb(164, 123, 50);"><strong><br></strong></span></div><div><span style="color: rgb(164, 123, 50);"><strong>5. Do something calming</strong>. </span>What do you enjoy that calms you down? For many people, it can be the "get moving" activity discussed above. But it could also be taking a nap, or a bath, or reading, or having sex (which can also be considered a "get moving" activity if you do it for longer than 5 minutes). Other people are calmed by housework or yard work. Some people like to meditate, or take a nature walk. Find your calming activity and try to do it each day.</div> <div><span style="color: rgb(164, 123, 50);"><strong><br></strong></span></div><div><span style="color: rgb(164, 123, 50);"><strong>6. Simplify your finances</strong>.</span> Finances can be a drain on your energy and a major stressor. If that's true with you, figure out ways to simplify things. Automate savings and bill payments and debt payments. Spend less by going shopping (at malls or online) much less. Find ways to have fun that don't involve spending money.</div> <div><span style="color: rgb(164, 123, 50);"><strong><br></strong></span></div><div><span style="color: rgb(164, 123, 50);"><strong>7. Have a blast!</strong></span> Have fun each day, even if it's just for a few minutes. I like to play with my kids — they take my mind off everything and are really hilarious. I also like to play sports (again, often with my kids). Board games are fun. Sex, again, can be a fun activity. Whatever you choose, be sure to laugh.</div> <div><span style="color: rgb(164, 123, 50);"><strong><br></strong></span></div><div><span style="color: rgb(164, 123, 50);"><strong>8. Get creative</strong>.</span> Throwing yourself into a creative activity is another great way to de-stress and to <a rel="nofollow" target="_blank" href="http://advancedlifeskills.com/blog/let-nature-unwind-your-stress/">prevent stress</a>. I like writing, but others like to paint or play music or sketch or make pottery or do interior design or build things.</div> <div><span style="color: rgb(164, 123, 50);"><strong><br></strong></span></div><div><span style="color: rgb(164, 123, 50);"><strong>9. Declutter</strong>.</span> This is a favorite of mine. I like to take 20-30 minutes and just go through a room, getting rid of stuff we don't use or need anymore. I look around at anything that's cluttering up a room, and get rid of it or find a better place for it. When I'm done, I have a nice, peaceful environment for work, play, and living. Do this a little at a time — it can be one of your "fun activities".</div> <span style="color: rgb(0, 51, 102);"><strong><span style="color: rgb(164, 123, 50);"><br>10. Be early</span></strong><span style="color: rgb(164, 123, 50);">.</span></span> I will admit that it's hard to be early when you have to get 6 kids ready (seriously — try it!). But being late can be very stressful. Try to leave earlier by getting ready earlier, or by scheduling more space between events. Things always take longer than normal, so schedule some buffer time: extra time to get ready, to commute, to do errands before you need to be somewhere, to attend a meeting before another scheduled appointment. If you get somewhere early, it's good to have some reading material.<br><br>http://advancedlifeskills.com/blog/10-ways-to-overcome-stress/</div>Gede Arthahttp://www.blogger.com/profile/10014338798539607074noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2061812462807992678.post-12475057336750509802012-04-28T23:35:00.001+08:002012-04-28T23:35:36.923+08:0010 PESAN dari DANG HYANG NIRARTHA<div style="color:#000; background-color:#fff; font-family:bookman old style, new york, times, serif;font-size:12pt"><h6 style="font-weight: normal;" class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":1}"><font size="3"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3}">1. Tuwi ada ucaping haji, utama ngwangun tlaga, satus reka saliunnya, kasor ento utamannya, ring sang ngangun yadnya pisan, kasor buin yadnyane satus, baan suputra satunggal. ( bait 5 )<br> Ada sebenarnya ucapan ilmu pengetahuan, utama orang yang membangun telaga, banyaknya seratus, kalah keutamaannya itu, oleh orang yang melakukan korban suci sekali, korban suci yang seratus ini, kalah oleh anak baik seorang.<br> <br> 2. Bapa mituduhin cening, tingkahe menadi pyanak, eda bani ring kawitan, sang sampun kaucap garwa, telu ne maadan garwa, guru reka, guru prabhu, guru tapak tui timpalnya. ( bait 6 )<br> Ayahnda memberitahumu anakku, tata cara menjadi anak, jangan durhaka pada leluhur, orang yang disebut guru, tiga banyaknya yang disebut guru, guru reka, guru prabhu, dan guru tapak (yang mengajar) itu.<br> <br> 3. Melah pelapanin mamunyi, ring ida dane samian, wangsane tong kaletehan, tong ada ngupet manemah, melah alepe majalan, batise twara katanjung, bacin tuara bakat ingsak. ( bait 8 )<br> Lebih baik hati-hati dalam berbicara, kepada semua orang, tak akan ternoda keturunannya, tak ada yang akan mencaci maki, lebih baik hati-hati dalam berjalan, sebab kaki tak akan tersandung, dan tidak akan menginjak kotoran.<br> <br> 4. Uli jani jwa kardinin, ajak dadwa nah gawenang, patut tingkahe buatang, tingkahe mangelah mata, gunannya anggon malihat, mamedasin ane patut, da jua ulah malihat. ( bait 10 )<br> Mulai sekarang lakukan, lakukanlah berdua, patut utamakan tingkah laku yang benar, seperti menggunakan mata, gunanya untuk melihat, memperhatikan tingkah laku yang benar, jangan hanya sekedar melihat.<br> <br> 5. Tingkahe mangelah kuping, tuah anggon maningehang, ningehang raose melah, resepang pejang di manah, da pati dingeh-dingehang, kranannya mangelah cunguh, anggon ngadek twah gunanya. ( bait 11 )<br> Kegunaan punya telinga, sebenarnya untuk mendengar, mendengar kata-kata yang benar, camkan dan simpan dalam hati, jangan semua hal didengarkan.<br> <br> 6. Nanging da pati adekin, mangulah maan madiman, patutang jua agrasayang, apang bisa jwa ningkahang, gunan bibih twah mangucap, de mangucap pati kacuh, ne patut jwa ucapang. ( bait 12 )<br> Jangan segalanya dicium, sok baru dapat mencium, baik-baiklah caranya merasakan, agar bisa melaksanakannya, kegunaan mulut untuk berbicara, jangan berbicara sembarangan, hal yang benar hendaknya diucapkan.<br> <br> 7. Ngelah lima da ja gudip, apikin jua nyemakang, apang patute bakatang, wyadin batise tindakang, yatnain twah nyalanang, eda jwa mangulah laku, katanjung bena nahanang. ( bait 13 )<br> Memiliki tangan jangan usil, hati-hati menggunakan, agar selalu mendapat kebenaran, begitu pula dalam melangkahkan kaki, hati-hatilah melangkahkannya, bila kesandung pasti kita yang menahan (menderita) nya.<br> </span></font></h6><h6 style="font-weight: normal;" class="uiStreamMessage" data-ft="{"type":1}"><font size="3"><span class="messageBody" data-ft="{"type":3}">8. Awake patut gawenin, apang manggih karahaywan, da maren ngertiang awak, waluya matetanduran, tingkahe ngardinin awak, yen anteng twi manandur, joh pare twara mupuang. ( bait 14 )<br> Kebenaran hendaknya diperbuat, agar menemukan keselamatan, jangan henti-hentinya berbuat baik, ibaratnya bagai bercocok tanam, tata cara dalam bertingkah laku, kalau rajin menanam, tak mungkin tidak akan berhasil.<br> <br> 9. Tingkah ne melah pilihin, buka anake ka pasar, maidep matetumbasan, masih ya nu mamilihin, twara nyak meli ne rusak, twah ne melah tumbas ipun, patuh ring ma mwatang tingkah. ( bait 15 )<br> Pilihlah perbuatan yang baik, seperti orang ke pasar, bermaksud hendak berbelanja, juga masih memilih, tidak mau membeli yang rusak, pasti yang baik dibelinya, sama halnya dengan memilih tingkah laku.<br> <br> 10. Tingkah ne melah pilihin, da manganggoang tingkah rusak, saluire kaucap rusak, wantah nista ya ajinnya, buine tong kanggoang anak, kija aba tuara laku, keto cening sujatinnya. ( bait 16 )<br> Pilihlah tingkah laku yang baik, jangan mau memakai tingkah laku yang jahat, betul-betul hina nilainya, ditambah lagi tiada disukai masyarakat, kemanapun di bawa tak akan laku, begitulah sebenarnya anakku.</span></font></h6></div>Gede Arthahttp://www.blogger.com/profile/10014338798539607074noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2061812462807992678.post-82661649555647999342012-04-19T01:03:00.001+08:002012-04-19T01:03:58.518+08:00Menyikapi masalahDalam kehidupan kita tidak mungkin mencegah masalah yang datang, baik yang memang sudah diperhitungkan atau yang diluar perkiraan. Semua bisa datang serentak dan membuat kita panik dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.<p>Dalam situasi demikian kita harus tetap tenang, inventarisasi setiap masalah baik secara tertulis jika terlalu banyak atau cukup dalam pikiran saja jika pilihannya masih di bawah lima namun jika bobotnya cukup berat sebaiknya semua ditulis dan dianalisa dengan konsep "Balance of consequences"Gede Arthahttp://www.blogger.com/profile/10014338798539607074noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2061812462807992678.post-19809410240479400352012-03-30T07:45:00.001+08:002012-03-30T07:45:24.237+08:00Dead Horse And Talents - Artikel Motivasi dan Cerita Motivasi<a href="http://m.andriewongso.com/artikel/english_corner/5102/Dead_Horse_And_Talents/#.T3TyYCaMQog.blogger">Dead Horse And Talents - Artikel Motivasi dan Cerita Motivasi</a>Gede Arthahttp://www.blogger.com/profile/10014338798539607074noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2061812462807992678.post-44718156140979636562012-03-01T09:46:00.000+08:002012-03-01T10:14:47.995+08:00PENTINGNYA MEMBUAT DANA DARURAT<DIV dir=ltr> <DIV style="FONT-FAMILY: 'Comic Sans MS'; COLOR: #000000; FONT-SIZE: 12pt"> <H2 style="MARGIN: 0px; MAX-WIDTH: 560px; COLOR: " class=post-title><SPAN style="COLOR: "><FONT color=#888888 face=Helvetica><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">by </FONT></FONT><A style="COLOR: ; TEXT-DECORATION: " href="http://pandjiharsanto.wordpress.com/author/pandjiharsanto/"><FONT color=#888888 face=Helvetica>Pandji Harsanto</FONT></A></SPAN><FONT face=Helvetica><FONT color=#666666><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt"> </FONT></FONT></FONT></H2> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: ; MAX-WIDTH: 560px" class=post-content><SPAN style="FONT-FAMILY: ; COLOR: "><FONT color=#222222></FONT></SPAN></P> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: ; MAX-WIDTH: 560px" class=post-content><SPAN style="FONT-FAMILY: ; COLOR: "><FONT color=#222222><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">Dalam perencanaan keuangan tahapan yang perlu dimiliki oleh keuangan rumah tangga adalah DANA DARURAT</FONT></FONT><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt"><BR></FONT></SPAN><SPAN style="FONT-FAMILY: ; COLOR: "><FONT color=#222222><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">Banyak keluarg yang sering membuat kesalahan dengan tidak membentuk dana darurat.</FONT></FONT><BR></SPAN></P> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: ; MAX-WIDTH: 560px" class=post-content><SPAN style="FONT-FAMILY: "><SPAN style="COLOR: "><FONT color=#222222><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">Berikut salah satu contoh yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari.<BR>(Situasi Percakapan lewat Telepon)</FONT></FONT></SPAN></SPAN></P> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: ; MAX-WIDTH: 560px" class=post-content><SPAN style="FONT-FAMILY: "><SPAN style="COLOR: "><FONT color=#222222></FONT></SPAN></SPAN></P><SPAN style="FONT-FAMILY: "></SPAN> <DIV style="MARGIN-TOP: 14px; MAX-WIDTH: 560px" class=post-content> <TABLE style="BORDER-COLLAPSE: collapse; COLOR: #000000" border=0 width="100%"><COLGROUP> <COL> <COL> <COL> <TBODY vAlign=top> <TR> <TD style="BORDER-BOTTOM: white 0.5pt solid; BORDER-LEFT: white 0.5pt solid; PADDING-LEFT: 7px; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: white 0.5pt solid; BORDER-RIGHT: white 0.5pt solid" colSpan=2><SPAN style="FONT-FAMILY: "><SPAN style="COLOR: "><FONT color=#222222></FONT></SPAN></SPAN> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: ; COLOR: "><SPAN style="FONT-FAMILY: ; COLOR: "><FONT color=#222222><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">Heri</FONT></FONT></SPAN></P></TD> <TD style="BORDER-BOTTOM: white 0.5pt solid; BORDER-LEFT-STYLE: none; PADDING-LEFT: 7px; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: white 0.5pt solid; BORDER-RIGHT: white 0.5pt solid"> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: ; COLOR: "><SPAN style="FONT-FAMILY: ; COLOR: "><FONT color=#222222><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">:</FONT></FONT></SPAN></P></TD> <TD style="BORDER-BOTTOM: white 0.5pt solid; BORDER-LEFT-STYLE: none; PADDING-LEFT: 7px; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: white 0.5pt solid; BORDER-RIGHT: white 0.5pt solid"> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: ; COLOR: "><SPAN style="FONT-FAMILY: ; COLOR: "><FONT color=#222222><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">Hallo Mas Abhi gimana kabar? Mau pinjem uang bisa gak Mas? Ada kebutuhan darurat nih.. Anak ku Rini masuk rumah sakit tadi pagi..</FONT></FONT></SPAN></P></TD></TR> <TR> <TD style="BORDER-BOTTOM: white 0.5pt solid; BORDER-LEFT: white 0.5pt solid; PADDING-LEFT: 7px; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP-STYLE: none; BORDER-RIGHT: white 0.5pt solid" colSpan=2> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: ; COLOR: "><SPAN style="FONT-FAMILY: ; COLOR: "><FONT color=#222222><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">Abhi</FONT></FONT></SPAN></P></TD> <TD style="BORDER-BOTTOM: white 0.5pt solid; BORDER-LEFT-STYLE: none; PADDING-LEFT: 7px; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP-STYLE: none; BORDER-RIGHT: white 0.5pt solid"> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: ; COLOR: "><SPAN style="FONT-FAMILY: ; COLOR: "><FONT color=#222222><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">:</FONT></FONT></SPAN></P></TD> <TD style="BORDER-BOTTOM: white 0.5pt solid; BORDER-LEFT-STYLE: none; PADDING-LEFT: 7px; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP-STYLE: none; BORDER-RIGHT: white 0.5pt solid"> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: ; COLOR: "><SPAN style="FONT-FAMILY: ; COLOR: "><FONT color=#222222><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">loh sakit apa Dek, anak-mu?</FONT></FONT></SPAN></P></TD></TR> <TR> <TD style="BORDER-BOTTOM: white 0.5pt solid; BORDER-LEFT: white 0.5pt solid; PADDING-LEFT: 7px; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP-STYLE: none; BORDER-RIGHT: white 0.5pt solid" colSpan=2> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: ; COLOR: "><SPAN style="FONT-FAMILY: ; COLOR: "><FONT color=#222222><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">Heri</FONT></FONT></SPAN></P></TD> <TD style="BORDER-BOTTOM: white 0.5pt solid; BORDER-LEFT-STYLE: none; PADDING-LEFT: 7px; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP-STYLE: none; BORDER-RIGHT: white 0.5pt solid"> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: ; COLOR: "><SPAN style="FONT-FAMILY: ; COLOR: "><FONT color=#222222><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">:</FONT></FONT></SPAN></P></TD> <TD style="BORDER-BOTTOM: white 0.5pt solid; BORDER-LEFT-STYLE: none; PADDING-LEFT: 7px; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP-STYLE: none; BORDER-RIGHT: white 0.5pt solid"> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: ; COLOR: "><SPAN style="FONT-FAMILY: ; COLOR: "><FONT color=#222222><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">iya ada gejala typus katanya.. Mungkin karena sering jajan makanan di luar.. Gimana Mas bisa pinjem buat keperluan darurat ini?</FONT></FONT></SPAN></P></TD></TR> <TR> <TD style="BORDER-BOTTOM: white 0.5pt solid; BORDER-LEFT: white 0.5pt solid; PADDING-LEFT: 7px; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP-STYLE: none; BORDER-RIGHT: white 0.5pt solid" colSpan=2> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: ; COLOR: "><SPAN style="FONT-FAMILY: ; COLOR: "><FONT color=#222222><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">Abhi</FONT></FONT></SPAN></P></TD> <TD style="BORDER-BOTTOM: white 0.5pt solid; BORDER-LEFT-STYLE: none; PADDING-LEFT: 7px; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP-STYLE: none; BORDER-RIGHT: white 0.5pt solid"> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: ; COLOR: "><SPAN style="FONT-FAMILY: ; COLOR: "><FONT color=#222222><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">:</FONT></FONT></SPAN></P></TD> <TD style="BORDER-BOTTOM: white 0.5pt solid; BORDER-LEFT-STYLE: none; PADDING-LEFT: 7px; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP-STYLE: none; BORDER-RIGHT: white 0.5pt solid"> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: ; COLOR: "><SPAN style="FONT-FAMILY: ; COLOR: "><FONT color=#222222><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">OK Silahkan gak masalah, Kamu cicil aja bayarnya juga gpp. Sekedar saran aja Dek.. Usahakan dalam keuangan rumah tangga sediakan dana darurat.</FONT></FONT></SPAN></P></TD></TR> <TR> <TD style="BORDER-BOTTOM: white 0.5pt solid; BORDER-LEFT: white 0.5pt solid; PADDING-LEFT: 7px; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP-STYLE: none; BORDER-RIGHT: white 0.5pt solid" colSpan=2> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: ; COLOR: "><SPAN style="FONT-FAMILY: ; COLOR: "><FONT color=#222222><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">Heri</FONT></FONT></SPAN></P></TD> <TD style="BORDER-BOTTOM: white 0.5pt solid; BORDER-LEFT-STYLE: none; PADDING-LEFT: 7px; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP-STYLE: none; BORDER-RIGHT: white 0.5pt solid"> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: ; COLOR: "><SPAN style="FONT-FAMILY: ; COLOR: "><FONT color=#222222><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">:</FONT></FONT></SPAN></P></TD> <TD style="BORDER-BOTTOM: white 0.5pt solid; BORDER-LEFT-STYLE: none; PADDING-LEFT: 7px; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP-STYLE: none; BORDER-RIGHT: white 0.5pt solid"> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: ; COLOR: "><SPAN style="FONT-FAMILY: ; COLOR: "><FONT color=#222222><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">terimakasih sekali Mas.. Kuusahakan cepat untuk melunasinya..</FONT></FONT></SPAN></P></TD></TR> <TR> <TD style="BORDER-BOTTOM: white 0.5pt solid; BORDER-LEFT: white 0.5pt solid; PADDING-LEFT: 7px; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP-STYLE: none; BORDER-RIGHT: white 0.5pt solid" colSpan=2> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: ; COLOR: "><SPAN style="FONT-FAMILY: ; COLOR: "><FONT color=#222222><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">Abhi</FONT></FONT></SPAN></P></TD> <TD style="BORDER-BOTTOM: white 0.5pt solid; BORDER-LEFT-STYLE: none; PADDING-LEFT: 7px; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP-STYLE: none; BORDER-RIGHT: white 0.5pt solid"> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: ; COLOR: "><SPAN style="FONT-FAMILY: ; COLOR: "><FONT color=#222222><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">:</FONT></FONT></SPAN></P></TD> <TD style="BORDER-BOTTOM: white 0.5pt solid; BORDER-LEFT-STYLE: none; PADDING-LEFT: 7px; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP-STYLE: none; BORDER-RIGHT: white 0.5pt solid"> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: ; COLOR: "><SPAN style="FONT-FAMILY: ; COLOR: "><FONT color=#222222><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">udah gak usah dipikir dulu.. Yang penting anakmu Rini bisa sembuh dulu..</FONT></FONT></SPAN></P> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: ; COLOR: "><SPAN style="FONT-FAMILY: ; COLOR: "><FONT color=#222222></FONT></SPAN></P></TD></TR></TBODY></TABLE></DIV> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: ; MAX-WIDTH: 560px; COLOR: " class=post-content></P> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: ; MAX-WIDTH: 560px; COLOR: " class=post-content></P> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: ; MAX-WIDTH: 560px; COLOR: " class=post-content></P> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: ; MAX-WIDTH: 560px; COLOR: " class=post-content></P> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: ; MAX-WIDTH: 560px; COLOR: " class=post-content></P> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: ; MAX-WIDTH: 560px; COLOR: " class=post-content></P> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: ; MAX-WIDTH: 560px; COLOR: " class=post-content></P> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: ; MAX-WIDTH: 560px; COLOR: " class=post-content></P> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: ; MAX-WIDTH: 560px; COLOR: " class=post-content><SPAN style="FONT-FAMILY: "><SPAN style="COLOR: "></P> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: ; MAX-WIDTH: 560px" class=post-content><FONT face=Helvetica><FONT color=#444444><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">Apa yang dimaksud dana darurat?</FONT></FONT></FONT></P> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: ; MAX-WIDTH: 560px" class=post-content></SPAN></SPAN><SPAN style="FONT-FAMILY: "><FONT color=#444444></FONT></SPAN></P> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: ; MAX-WIDTH: 560px" class=post-content><SPAN style="FONT-FAMILY: "><FONT color=#444444><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">Dana darurat adalah persiapan dana yang dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan darurat yang jumlahnya sangat besar.</FONT></FONT><BR></P></SPAN> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: ; MAX-WIDTH: 560px; COLOR: " class=post-content></P> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: ; MAX-WIDTH: 560px; COLOR: " class=post-content><SPAN style="FONT-FAMILY: "><FONT color=#444444><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">Untuk Membiayai apa saja Dana Darurat?</FONT></FONT><BR></SPAN></P> <DIV style="MARGIN-TOP: 14px; MAX-WIDTH: 560px" class=post-content> <UL style="PADDING-BOTTOM: 0px; LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 0px 14px; PADDING-LEFT: 0px; PADDING-RIGHT: 0px; FONT-FAMILY: ; PADDING-TOP: 0px"> <LI style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; FONT-FAMILY: ; COLOR: ; MARGIN-LEFT: 14px"><SPAN style="FONT-FAMILY: "><FONT color=#444444><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">Jika ada anggota keluarga yang tiba-tiba sakit atau mengalami kecelakaan dan butuh biaya untuk masuk rumah sakit;</FONT></FONT><BR></SPAN> <LI style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; FONT-FAMILY: ; COLOR: ; MARGIN-LEFT: 14px"><SPAN style="FONT-FAMILY: "><FONT color=#444444><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">Jika tiba-tiba Anda terkena PHK, maka untuk membiayai kebutuhan Anda per bulannya ketika Anda tidak mempunyai penghasilan lagi. Sementara waktu Anda belum mendapatkan pekerjaan baru dan penghasilan baru, untuk membayar cicilan hutang Anda dan kebutuhan rumah tangga Anda dapat menggunakan dana ini;</FONT></FONT><BR></SPAN> <LI style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; FONT-FAMILY: ; COLOR: ; MARGIN-LEFT: 14px"><SPAN style="FONT-FAMILY: "><FONT color=#444444><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">Jika tiba-tiba Kendaraan Anda mogok di jalan pun Anda dapat menggunakan dana ini;</FONT></FONT><BR></SPAN> <LI style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; FONT-FAMILY: ; COLOR: ; MARGIN-LEFT: 14px"> <DIV><SPAN style="FONT-FAMILY: "><FONT color=#444444><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">Untuk membiayai pengeluaran yang mendadak. </FONT></FONT></SPAN></DIV></LI></UL></DIV> <DIV style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; FONT-FAMILY: ; MARGIN-LEFT: 14px"><SPAN style="FONT-FAMILY: "><FONT color=#444444></FONT></SPAN> </DIV> <DIV style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; FONT-FAMILY: ; MARGIN-LEFT: 14px"><SPAN style="FONT-FAMILY: "></SPAN><SPAN style="FONT-FAMILY: "><FONT color=#444444><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">Berapa besaran Dana Darurat yang ideal?</FONT></FONT></SPAN></DIV> <DIV style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; FONT-FAMILY: ; MARGIN-LEFT: 14px"><SPAN style="FONT-FAMILY: "><FONT color=#444444></FONT></SPAN> </DIV> <UL style="PADDING-BOTTOM: 0px; LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 0px 14px; PADDING-LEFT: 0px; PADDING-RIGHT: 0px; FONT-FAMILY: ; PADDING-TOP: 0px"> <LI style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; FONT-FAMILY: ; COLOR: ; MARGIN-LEFT: 14px"><SPAN style="FONT-FAMILY: "><FONT color=#444444><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">Untuk single minimal Anda membutuhkan 6 kali pengeluaran bulanan.</FONT></FONT><BR></SPAN> <LI style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; FONT-FAMILY: ; COLOR: ; MARGIN-LEFT: 14px"><SPAN style="FONT-FAMILY: "><FONT color=#444444><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">Untuk pasangan menikah Anda minimal membutuhkan 6 kali pengeluaran bulanan rumah tangga.</FONT></FONT><BR></SPAN> <LI style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; FONT-FAMILY: ; COLOR: ; MARGIN-LEFT: 14px"><SPAN style="FONT-FAMILY: "><FONT color=#444444><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">Untuk pasangan menikah dengan 1 anak, Anda minimal membutuhkan 9 kali pengeluaran bulanan rumah tangga.</FONT></FONT><BR></SPAN> <LI style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; FONT-FAMILY: ; COLOR: ; MARGIN-LEFT: 14px"> <DIV><SPAN style="FONT-FAMILY: "><FONT color=#444444><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">Untuk pasangan menikah dengan 2 anak, Anda minimal membutuhkan 12 kali pengeluaran bulanan rumah tangga.</FONT></FONT><BR></SPAN></DIV></LI></UL> <DIV><SPAN style="FONT-FAMILY: "><FONT color=#444444><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt"><STRONG>Apa strategi yang harus Anda Lakukan jika tiba-tiba Anda di PHK dan akhirnya harus </STRONG></FONT></FONT></SPAN><SPAN style="FONT-FAMILY: "><FONT color=#444444><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt"><STRONG>menggunakan dana darurat?</STRONG></FONT></FONT></SPAN></DIV> <DIV><SPAN style="FONT-FAMILY: "><STRONG><FONT color=#444444></FONT></STRONG></SPAN> </DIV> <H2 style="MARGIN: 0px; MAX-WIDTH: 560px" class=post-title><SPAN style="FONT-FAMILY: "><FONT color=#444444><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">Jika Anda single, di PHK dan Anda mempunyai dana darurat 6 kali pengeluaran bulanan Anda. Maka Anda harus berusaha membuat dana darurat untuk digunakan selama mungkin, bisa untuk membiayai sampai dengan 10 bulan atau 12 bulan. Dalam hal ini maka Anda harus merubah cara Anda dalam belanja atau melakukan pengeluaran.</FONT></FONT><BR></H2></SPAN> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: "><SPAN style="FONT-FAMILY: "><FONT color=#444444><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt"></FONT></FONT></SPAN> </P> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: "><SPAN style="FONT-FAMILY: "><FONT color=#444444><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">Berikutnya Anda harus memonitor mana saja kebutuhan yang Anda anggap penting dan mendesak.</FONT></FONT><BR></P></SPAN> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: ; COLOR: "></P> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: "><SPAN style="FONT-FAMILY: "><FONT color=#444444><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">Apa syarat yang harus dipenuhi dalam menempatkan Dana Darurat?</FONT></FONT><BR></P></SPAN> <OL style="PADDING-BOTTOM: 0px; MARGIN: 0px 0px 0px 14px; PADDING-LEFT: 0px; PADDING-RIGHT: 0px; PADDING-TOP: 0px"> <LI style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; FONT-FAMILY: ; COLOR: ; MARGIN-LEFT: 14px"><SPAN style="FONT-FAMILY: "><FONT color=#444444><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">Harus likuid;</FONT></FONT><BR></SPAN> <LI style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; FONT-FAMILY: ; COLOR: ; MARGIN-LEFT: 14px"><SPAN style="FONT-FAMILY: "><FONT color=#444444><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">Disimpan pada tempat yang Aman dan mudah diakses jika diperlukan sewaktu-waktu;</FONT></FONT><BR></SPAN> <LI style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; FONT-FAMILY: ; COLOR: ; MARGIN-LEFT: 14px"><SPAN style="FONT-FAMILY: "><FONT color=#444444><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">Jangan letakkan pada tempat yang berisiko seperti saham ataupun reksadana saham</FONT></FONT><BR></SPAN></LI></OL> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: ; COLOR: "></P> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: "><SPAN style="FONT-FAMILY: "><FONT color=#444444><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">Apa saja yang bisa dapat digunakan untuk membuat Dana Darurat?</FONT></FONT></SPAN></P> <P style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 14px; FONT-FAMILY: "><SPAN style="FONT-FAMILY: "> </P></SPAN> <OL style="PADDING-BOTTOM: 0px; MARGIN: 0px 0px 0px 14px; PADDING-LEFT: 0px; PADDING-RIGHT: 0px; PADDING-TOP: 0px"> <LI style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; FONT-FAMILY: ; COLOR: ; MARGIN-LEFT: 14px"><SPAN style="FONT-FAMILY: "><FONT color=#444444><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">Tabungan</FONT></FONT><BR></SPAN> <LI style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; FONT-FAMILY: ; COLOR: ; MARGIN-LEFT: 14px"><SPAN style="FONT-FAMILY: "><FONT color=#444444><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">Deposito</FONT></FONT><BR></SPAN> <LI style="LINE-HEIGHT: 14.7pt; FONT-FAMILY: ; COLOR: ; MARGIN-LEFT: 14px"><SPAN style="FONT-FAMILY: "><FONT color=#444444><FONT style="FONT-SIZE: 10.5pt">Logam Mulia</FONT></FONT><BR></SPAN></LI></OL><SPAN style="FONT-FAMILY: "> <DIV><BR></DIV></SPAN> <UL style="PADDING-BOTTOM: 0px; LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 0px 14px; PADDING-LEFT: 0px; PADDING-RIGHT: 0px; FONT-FAMILY: ; PADDING-TOP: 0px"></UL> <UL style="PADDING-BOTTOM: 0px; LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 0px 14px; PADDING-LEFT: 0px; PADDING-RIGHT: 0px; FONT-FAMILY: ; PADDING-TOP: 0px"></UL> <UL style="PADDING-BOTTOM: 0px; LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 0px 14px; PADDING-LEFT: 0px; PADDING-RIGHT: 0px; FONT-FAMILY: ; PADDING-TOP: 0px"></UL> <UL style="PADDING-BOTTOM: 0px; LINE-HEIGHT: 14.7pt; MARGIN: 0px 0px 0px 14px; PADDING-LEFT: 0px; PADDING-RIGHT: 0px; FONT-FAMILY: ; PADDING-TOP: 0px"><!--EndFragment--></UL></DIV></DIV>Gede Arthahttp://www.blogger.com/profile/10014338798539607074noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2061812462807992678.post-73234358231863087742012-02-21T10:16:00.001+08:002012-02-21T10:16:33.545+08:00Steve Jobs<DIV dir=ltr> <DIV style="FONT-FAMILY: 'Comic Sans MS'; COLOR: #000000; FONT-SIZE: 12pt"> <DIV><SPAN><FONT face=Arial><FONT style="FONT-SIZE: 13.5pt">"Your time is limited, so don't waste it living someone else's life. Don't be trapped by dogma - which is living with the results of other people's thinking. Don't let the noise of other's opinions drown out your own inner voice. And most important, have the courage to follow your heart and intuition. They somehow already know what you truly want to become. Everything else is secondary."</FONT></FONT></SPAN></DIV><SPAN style="COLOR: "><BR><FONT face=Arial><FONT style="FONT-SIZE: 13.5pt">Steve Jobs<BR>1955-2011, Co-Founder of Apple Computer</FONT></FONT></SPAN></DIV></DIV>Gede Arthahttp://www.blogger.com/profile/10014338798539607074noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2061812462807992678.post-85314186171201440492012-01-27T15:07:00.001+08:002012-01-27T15:07:57.788+08:00Surat Dari Rakyat untuk Presidennya<table cellspacing="0" cellpadding="0" border="0"><tr><td valign="top" style="font: inherit;"><div>Surat Terbuka Dosen IPB untuk Presiden SBY<br />Sabtu, 21 Januari 2012 , 10:43:00 WIB<br /><br />PRESIDEN SBY<br /><br />SEMOGA surat elektronik ini menjumpai Anda dalam keadaan sehat, dan tidak sedang dirundung resah dengan keadaan negeri ini, seperti saya sedang resah oleh karenanya.<br /><br />Yth Presiden RI, pekan-pekan ini negeri ini menyaksikan gejolak gerakan anarkhis yang tak terhitung jumlahnya di desa-desa dan aras bawah lapisan sosial negeri ini. Sekiranya Anda dulu saat belajar di IPB sempat mempelajari ilmu-ilmu sosiologi pedesaan, maka Anda akan segera paham bahwa akar persoalan itu sesungguhnya bukan kekerasan biasa. Gejolak ini berakar kuat pada krisis pedesaan di pelosok-pelosok negeri yang bertali-temali dengan krisis penguasaan sumber-sumber penghidupan (tanah, air, hutan, dsb). Sayangnya, waktu terlalu cepat dan anda tidak sempat berkenalan dengan sosiologi pedesaan.<br /><br />Dengan ini, hendak dikatakan bahwa krisis yang terjadi bukanlah krisis ekonomi biasa, tetapi krisis itu berkaitan erat dengan suasana kebatinan sosiologis rakyat Indonesia di pedesaan yang penghidupannya merasa terancam.<br /><br />Krisis pedesaan itu sebenarnya bertali-temali dengan krisis kependudukan dan krisis ekologi yang menambah warna krisis pedesaan semakin kelam. Dalam suasana krisis yang kelam tersebut, rakyat menghadapi jalan buntu kemana mereka hendak memastikan jaminan hak-hak hidup mereka. Jalan buntu yang lebih membuat frustrasi adalah tak ada jalan kemana mereka mengadu, karena negara [dengan seluruh perangkatnya] menjadi terlalu asing bagi mereka. Negara menjadi asing karena negara lebih suka mendengar bukan suara orang-orang desa, melainkan suara lain dari pihak yang selama ini berseberangan dengan orang-orang desa (suara pemodal yang berselingkuh dengan para rent-seeker negeri ini).<br /><br />Yth Presiden RI, bila rakyat menjadikan anarkhisme dan radikalisme sebagai habitus/cara-hidup (terlebih dibumbui dengan kekerasan dan perilaku kriminal) seperti yang mereka tunjukkan hari-hari ini pada laporan media TV-TV nasional, itu tentu bukanlah sifat orang-orang negeri ini yang sebenar-benarnya yang dikenal santun dan penuh harmoni. Kekerasan dan anarkhi juga bukan cita-cita moral para founding fathers kita tatkala mereka menyusun Pembukaan UUD 1945 yang masih kita junjung tinggi bersama.<br /><br />Namun, kekerasan demi kekerasan yang mereka tunjukkan adalah sekedar reaksi atas kekerasan demi kekerasan yang menghampiri mereka setiap hari, yang telah dilakukan oleh pihak lain yang seharusnya justru melindungi mereka. <br /><br />Kekerasan oleh rakyat menjadi absah, karena negara mendahului melakukan kekerasan dan anarkhisme melalui keputusan-keputusan yang menekan orang-orang desa. Eksklusi yang menyebabkan eliminasi sumber-sumber penghidupan orang desa (betapapun lemahnya legitimasi mereka berada di suatu kawasan) tak pernah dicarikan solusi hukum yang memadai. Bahkan keputusan hukum semakin meminggirkan mereka. Sesungguhnya mereka (orang-orang desa itu) hanya ingin bisa hidup cukup, tak berlebihan.<br /><br />Yth Presiden RI, kita boleh berbeda pendapat, tetapi saya memandang bahwa negara telah lebih dahulu melakukan kekerasan bergelombang dari waktu ke waktu yang sistemik dan sistematis melalui Undang-Undang sektoral yang banyak melukai hati anak-anak negeri ini [sebut saja UU investasi, UU Perkebunan, UU Minerba, UU sumberdaya air dsb] dan keputusaan-keputusan regulatif turunannya yang muaranya adalah pemberian legitimasi dan hak-hak khusus kepada sektor swasta (kapitalis) yang sudah lama dikenal sebagai pihak yang sering berseberangan dengan orang desa (petani, nelayan, dan pelaku ekonomi kecil). <br /><br />Saya menyebut kekerasan negara yang dilegitimasi oleh UU (undang-undang) dan regulasi turunan (yang sering dihasilkan secara konspiratif-terselubung oleh para pihak kepentingan ekonomki-kapital) sebagai pemicu penting kekerasan oleh rakyat yang saat ini berlangsung di negeri ini.<br /><br />Yth Presiden RI, mohon Anda memahami pandangan saya bahwa sektor swasta-kapitalis (terutama skala raksasa dan trans-national corporation) sebagai "anak-emas" negeri ini telah juga lebih dahulu melakukan kekerasan dengan mengakumulasi material berlebihan dari tanah air akibat pengagungan etika-etika moral yang sebenarnya kurang cocok bagi negeri penuh harmoni ini. <br /><br />Moral ekonomi berintikan etika yang dibangun sektor kapitalis adalah maksimisasi profit, akumulasi modal, ekspansi usaha (tak peduli meminggirkan ekonomi rakyat kecil yang telah ada lebih dahulu ada ataupun menghancurkan lingkungan hidup) tanpa pandang bulu, pengagungan terhadap individualisme dan greediness. Keangkuhan serta ketamakan para kapitalis dalam menguasai sumberdaya alam dan merusakkan materi-materi yang ada di negeri ini (kehancuran hutan dan masyarakat di dalamnya oleh ekspansi modal adalah salah satu contohnya) adalah kekerasan yang nyata dan tidak terbantahkan.<br /><br />Yth Presiden RI, dengan demikian saya menyebut situasi krisis di Indonesia tercinta yang terjadi hari-hari ini adalah KEKERASAN NEGARA, KEKERASAN KAPITALIS, dan KEKERASAN RAKYAT yang bersatu padu mewarnai peradaban negeri yang katanya dipenuhi oleh rasa kasih-sayang ini.<br /><br />Hulu dari segala kekerasan itu sebenarnya sangat sederhana, karena kekerasan-kekerasan itu adalah cara untuk mendapatkan sejumput kesempatan bertahan hidup di negeri ini, secara wajar. Namun kewajaran itu tak pernah tercapai, maka KEBERTAHANAN HIDUP HARUS DIREBUT DENGAN CARA KEKERASAN nan SADISTIS yang dilakukan baik oleh NEGARA, SWASTA maupun kini oleh RAKYAT. Sebuah situasi yang sangat mengenaskan bila hal ini terjadi di negeri ini.<br /><br />Yth Presiden RI, marilah kita merenung, tidakkah situasi ini representasi sebuah PELURUHAN PERADABAN yang mengkhawatirkan bagi bumi-nusantara yang dikenal sangat beretika santun, penuh keadilan, dan tata-krama? Ataukah, Anda melihat hal-hal ini sebagai kewajaran sehingga Anda sekedar mengutus tim ini dan tim itu sekedar untuk "mengobati luka permukaan"? <br /><br />Yth Presiden RI, daku sangat berharap Anda melakukan langkah konkrit mendasar dengan mengubah keadaan ini dari akar-akar persoalannya, bukan dari gejala yang tampak di permukaan saja. Daku sangat berharap Anda menunjukkan keberpihakan kepada orang- orang desa dan rakyat kecil yang jumlahnya jauh lebih banyak dari segelintir pemodal di negeri ini. <br /><br />Yth Presiden RI, sebagai anak-bangsa, daku mengajak Anda berpikir dan bertindak lebih nyata dan lebih dalam lagi untuk menyikapi persoalan krisis bangsa ini. Sengaja kutulis surat elektronik ini dalam kalimat yang egaliter, bukan berarti daku tak menghormati Anda. Daku menghormati Anda sebagai presiden RI, karenanya kutulis surat ini kepada Anda, bukan kepada yang lain, karena kutahu hanya Presiden RI yang bisa menangani ini semua. <br /><br />Surat elektronik ini kubuat dalam suasana kebatinan sebagai sesama anak bangsa yang memikirkan dan merasakan keresahan secara bersama-sama, dan prihatin kemana sebenarnya negeri ini akan dibawa.<br /><br />Marilah kita berpikir lebih adil dan seimbang, mari kita ciptakan kedamaian dan suasana kebatinan yang menyejukkan seluruh komponen anak bangsa. Semoga Anda diberkahi kekuatan untuk bertindak lebih jauh bagi negeri ini oleh Allah SWT. Amien.<br /><br />Salam negeri tercinta<br /><br />Arya Hadi Dharmawan<br />Dosen Fakultas Ekologi Manusia IPB<br />Warga Negara RI - tinggal di Bogor Jawa Barat<br /><br />Tembusan: kepada rakyat Indonesia melalui jaringan beberapa milis<br /></div></td></tr></table>Gede Arthahttp://www.blogger.com/profile/10014338798539607074noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2061812462807992678.post-7109708995788785512011-12-21T18:28:00.001+08:002011-12-21T18:28:50.459+08:00Types of People<div style="color:#000; background-color:#fff; font-family:times new roman, new york, times, serif;font-size:12pt"><font style="font-family: bookman old style,new york,times,serif;" size="3"><font><font><font><font><font><font><font><font><font>There are three types of people in this world: </font></font></font></font></font></font></font></font></font></font><font size="3"><br style="font-family: bookman old style,new york,times,serif;"><br style="font-family: bookman old style,new york,times,serif;"></font><font style="font-family: bookman old style,new york,times,serif;" size="3"><font><font><font><font><font><font><font><font><font>1. Those who make things happen</font></font></font></font></font></font></font></font></font></font><font size="3">,<br style="font-family: bookman old style,new york,times,serif;"></font><font style="font-family: bookman old style,new york,times,serif;" size="3"><font><font><font><font><font><font><font><font><font>2. Those who watch things happen, </font></font></font></font></font></font></font></font></font></font><font style="font-family: bookman old style,new york,times,serif;" size="3"><font><font><font><font><font><font><font><font><font><br>3. Those who wonder what happened.</font></font></font></font></font></font></font></font></font></font><font size="3"><br style="font-family: bookman old style,new york,times,serif;"><br style="font-family: bookman old style,new york,times,serif;"><span style="font-family: bookman old style,new york,times,serif;">Which type are you ?</span><br style="font-family: bookman old style,new york,times,serif;"></font></div>Gede Arthahttp://www.blogger.com/profile/10014338798539607074noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2061812462807992678.post-39216456277830506802011-11-23T09:06:00.000+08:002011-11-23T19:23:45.828+08:00Tips Keuangan untuk Pasangan Muda<DIV dir=ltr> <DIV style="FONT-FAMILY: 'Comic Sans MS'; COLOR: #000000; FONT-SIZE: 12pt"> <P><FONT face="Times New Roman">Dear Friends,<BR><BR>Pada saat baru menikah, dimana tanggung jawab keluarga masih tidak terlalu besar karena belum ada anak. Saat itu, pengeluaran sebagai pasangan yang baru menikah pasti masih lebih leluasa, walaupun sudah ada hutang-hutang misalnya KPR, KPM dan lainnya. Tetapi saat si kecil dan lucu lahir ke dunia, mulailah timbullah permasalahan keuangan keluarga yang baru. Urusan sekolah, kursus-kursus, dan lain sebagainya, yang bisa membuat orangtua pusing kepala. Apalagi antara suami istri kurang ada komunikasi yang saling terbuka mengenai keuangan, bisa dipastikan bisa timbul pertengkaran.<BR><BR>Karena itu ada beberapa kesalahan yang bisa dihindari oleh pasangan yang baru menikah dalam urusan keuangan: <BR><BR>1. Menambah hutang-hutang. Seringkali, pasangan yang baru menikah adanya tambahan hutang-hutang baik misalnya menambah kendaraan baru, penggunaan kartu kredit yang makin meningkat. <BR>Standard yang baik untuk hutang adalah jumlah pembayaran hutang tiap bulannya sebesar 30% dari pendapatan bulanan keluarga, termasuk pembayaran hutang kartu kredit. Satu tips yang bisa jadi pertimbangan, 30% diambil dari pendapatan suami, sehingga pendapatan istri bisa sebagai pelapis kalau terjadi apa-apa.<BR><BR>2. Yang juga sering saya temui pada teman-teman saya, pasangan baru menikah tidak buka-bukaan soal keuangan, sehingga tidak membuat budget keuangan keluarga. Ikut arus saja, toh masih bisa hidup dan makan. Ini adalah suatu kondisi bahaya, dimana artinya pasangan suami istri dalam hal keuangan, berjalan dalam gelap tanpa tujuan yang jelas. Uang yang diperoleh habis begitu saja. <BR>"Buka Hati, lalu Buka Dompet, baru Buka Celana". Urutan ini tidak boleh terbaik. Mulailah berbicara buka-bukaan tentang uang dengan pasangan. <BR><BR>3. Tidak menyiapkan Dana Pensiun dan Dana Pendidikan karena dianggap masih lama. Hati-hati, tanpa kita sadar, waktu terus berlalu dan tidak bisa kembali. Padahal waktu adalah faktor penting dalam persiapan tujuan-tujuan keuangan keluarga kita. Semakin panjang waktu persiapan, maka semakin sedikit dana yang perlu disiapkan untuk mencapai tujuan itu.<BR><BR>4. Tidak punya dana darurat. Mungkin sering kita dengar tentang penyiapan dana darurat untuk kondisi darurat, 3 -12 bulan tergantung kondisi keluarga. Tapi banyak yang tidak punya. dengan berbagai alasan, masih ada hutang KPR, hutang mobil, biaya sekolah anak, dan lainnya sehingga tidak menyiapkan dana darurat. Kembali, di kondisi ekonomi yang kurang baik ini, ada baiknya dipersiapkan dana darurat ini kalau tiba-tiba terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.<BR><BR>Yuk mari, jangan sampai kesalahan-kesalahan diatas kita buat dan apabila sudah terjadi, mari kita perbaiki, supaya keluarga kita menjadi keluarga Indonesia yang sejahtera.<BR><BR>Managing Family;s Money with Love<BR><BR>Best Regards<BR>Johan Suhadi, CFP®<BR>MoneynLove Financial Consulting<BR>Email: </FONT><A href="mailto:johan.suhadi%40moneynlove.com"><FONT face="Times New Roman">johan.suhadi@moneynlove.com</FONT></A><BR><FONT face="Times New Roman"><A href="http://www.MoneynLove.com">www.MoneynLove.com</A><BR></FONT><FONT face="Times New Roman"></FONT></P></DIV></DIV>Gede Arthahttp://www.blogger.com/profile/10014338798539607074noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2061812462807992678.post-70566595439473459362011-11-18T22:43:00.000+08:002011-11-20T11:38:16.089+08:00Perlukah Investasi Sedini Mungkin?<DIV dir=ltr> <DIV style="FONT-FAMILY: 'Comic Sans MS'; COLOR: #000000; FONT-SIZE: 12pt"> <DIV style="FONT-STYLE: normal; DISPLAY: inline; FONT-FAMILY: 'Calibri'; COLOR: #000000; FONT-SIZE: small; FONT-WEIGHT: normal; TEXT-DECORATION: none"> <DIV dir=ltr> <DIV style="FONT-FAMILY: 'Comic Sans MS'; COLOR: #000000; FONT-SIZE: 12pt"> <DIV><B><A href="http://pandjiharsanto.wordpress.com/2011/06/19/menghitung-future-value-anuitas/"><FONT face="Times New Roman">http://pandjiharsanto.wordpress.com/2011/06/19/menghitung-future-value-anuitas/</FONT></A></B></DIV> <DIV><B><BR></B></DIV> <DIV> <P class=MsoNormal align=justify><SPAN style="FONT-FAMILY: ">Investasi apakah perlu...??</SPAN></P> <P class=MsoNormal align=justify><SPAN style="FONT-FAMILY: ">Bisa saja perlu, bisa saja tidak.. itu tergantung tujuan keuangan yang ingin Anda capai.</SPAN></P> <P class=MsoNormal align=justify><SPAN style="FONT-FAMILY: "></SPAN><SPAN style="FONT-FAMILY: ">Seperti diketahui bersama bahwa inflasi itu pasti dan tidak bohong.</SPAN></P> <P class=MsoNormal align=justify><SPAN style="FONT-FAMILY: ">Tiap tahun harga kebutuhan meningkat, bisa di atas 10% bahkan bisa diatas 15% pertahun.</SPAN></P> <P class=MsoNormal align=justify><SPAN style="FONT-FAMILY: ">Berikut yang menurut pengamatan saya kebutuhan yang naiknya bisa lebih dari 10% per tahun :</SPAN></P> <P class=MsoListParagraphCxSpFirst align=justify><SPAN style="FONT-FAMILY: "></SPAN> </P> <P class=MsoListParagraphCxSpFirst align=justify><SPAN style="FONT-FAMILY: ">1.<SPAN style="LINE-HEIGHT: normal; FONT-FAMILY: "><FONT face="Times New Roman"><FONT style="FONT-SIZE: 7pt"> </FONT></FONT></SPAN></SPAN><SPAN style="FONT-FAMILY: ">Kebutuhan tempat tinggal (properti)</SPAN></P> <P class=MsoListParagraphCxSpMiddle align=justify><SPAN style="FONT-FAMILY: ">2.<SPAN style="LINE-HEIGHT: normal; FONT-FAMILY: "><FONT face="Times New Roman"><FONT style="FONT-SIZE: 7pt"> </FONT></FONT></SPAN></SPAN><SPAN style="FONT-FAMILY: ">Kebutuhan pendidikan</SPAN></P> <P class=MsoListParagraphCxSpLast align=justify><SPAN style="FONT-FAMILY: ">3.<SPAN style="LINE-HEIGHT: normal; FONT-FAMILY: "><FONT face="Times New Roman"><FONT style="FONT-SIZE: 7pt"> </FONT></FONT></SPAN></SPAN><SPAN style="FONT-FAMILY: ">Kebutuhan kesehatan</SPAN></P> <P class=MsoNormal align=justify><SPAN style="FONT-FAMILY: "></SPAN> </P> <P class=MsoNormal align=justify><SPAN style="FONT-FAMILY: ">Jika Anda masih menggunakan tabungan sebagai instrumen untuk menyimpan asset Anda, maka hasil itu akan kurang maksimal. Karena nilai uang anda akan selalu turun tiap tahun-nya, karena bunga deposito atau tabungan saat ini (Nopember 2011) adalah sebesar 6%. Bunga tersebut setelah dipotong pajak 20% akan mendapatkan nett 4,8%. Naiknya kebutuhan tersebut atau yang disebut inflasi ternyata lebih dari bunga tabungan.</SPAN></P> <P class=MsoNormal align=justify><SPAN style="FONT-FAMILY: "></SPAN> </P> <P class=MsoNormal align=justify><SPAN style="FONT-FAMILY: ">Salah satu cara yang paling baik untuk meningkatan asset Anda adalah dengan investasi. Apakah perlu untuk melakukan investasi sedari dini atau ditunda untuk 3 tahun atau 5 tahun lagi. Perlu diingat bahwa sebelum Anda melakukan investasi pastikan keuangan Anda sudah sehat, jangan Anda masih punya rasio hutang terhadap penghasilan diatas 65% tapi Anda memaksakan untuk berinvestasi.</SPAN></P> <P class=MsoNormal align=justify><SPAN style="FONT-FAMILY: "></SPAN> </P> <P class=MsoNormal align=justify><SPAN style="FONT-FAMILY: ">Berikut akan sedikit saya jelaskan tentang keajaiban investasi, tidak perlu besar tapi mulailah sedini mungkin.</SPAN></P> <P class=MsoNormal><B><SPAN><FONT face="Times New Roman"><FONT style="FONT-SIZE: 18pt"></FONT></FONT></SPAN></B> </P> <P class=MsoNormal><B><SPAN><FONT face="Times New Roman"><FONT style="FONT-SIZE: 18pt">Menghitung Future Value Anuitas (Mengoptimalkan </FONT></FONT></SPAN></B><B><SPAN style="FONT-FAMILY: "><FONT style="FONT-SIZE: 18pt">return dengan Dollar Cost Averaging)</FONT></SPAN></B></P> <P class=MsoNormal><SPAN style="FONT-FAMILY: "><FONT style="FONT-SIZE: 10pt">Posted: Juni 19, 2011 by </FONT></SPAN><FONT style="FONT-SIZE: 10pt"><B><SPAN style="FONT-FAMILY: ">Pandji Harsanto</SPAN></B></FONT><SPAN style="FONT-FAMILY: "><FONT style="FONT-SIZE: 10pt"> in <A title="Lihat seluruh tulisan dalam PERENCANAAN KEUANGAN" href="http://pandjiharsanto.wordpress.com/category/perencanaan-keuangan/"><SPAN><FONT color=#0000ff>PERENCANAAN KEUANGAN</FONT></SPAN></A>, <A title="Lihat seluruh tulisan dalam reksadana" href="http://pandjiharsanto.wordpress.com/category/reksadana/"><SPAN><FONT color=#0000ff>reksadana</FONT></SPAN></A> <BR>Tag:<A href="http://pandjiharsanto.wordpress.com/tag/dollar-cost-averaging/"><SPAN><FONT color=#0000ff>dollar cost averaging</FONT></SPAN></A>, <A href="http://pandjiharsanto.wordpress.com/tag/future-value/"><SPAN><FONT color=#0000ff>future value</FONT></SPAN></A>, <A href="http://pandjiharsanto.wordpress.com/tag/menghitung-future-value/"><SPAN><FONT color=#0000ff>menghitung future value</FONT></SPAN></A>, <A href="http://pandjiharsanto.wordpress.com/tag/perencanaan-keuangan-2/"><SPAN><FONT color=#0000ff>perencanaan keuangan</FONT></SPAN></A> </FONT></SPAN><SPAN style="FONT-FAMILY: "></SPAN></P> <P class=MsoNormal><SPAN style="FONT-FAMILY: "><SPAN><FONT color=#0000ff></FONT></SPAN></SPAN></P> <P class=MsoNormal><SPAN style="FONT-FAMILY: " class=Apple-style-span></SPAN> </P> <P class=MsoNormal><SPAN style="FONT-FAMILY: " class=Apple-style-span>Berapakah nilai masa depan anuitas apabila Anda berinvestasi uang sebesar Rp. 100.000,- per bulan atau Rp.1.200.000,- per tahun dengan return 25% per tahun selama 20 tahun ? dan bandingkan jika Anda berinvestasi selama 25 tahun?</SPAN></P> <P class=MsoNormal><SPAN style="FONT-FAMILY: "></SPAN> </P> <P class=MsoNormal><SPAN style="FONT-FAMILY: ">Jawab :</SPAN></P> <P class=MsoNormal><B><SPAN style="FONT-FAMILY: ">Selama 20 tahun</SPAN></B></P> <P class=MsoNormal><SPAN style="FONT-FAMILY: ">FV<SUB>anuitas </SUB>= nilai investasi x Faktor FV<SUB>anuitas </SUB>x (1+r)</SPAN></P> <P class=MsoNormal><SPAN style="FONT-FAMILY: "> = 1.200.000,00 x 342,945 x 1,25</SPAN></P> <P class=MsoNormal><SPAN style="FONT-FAMILY: "> = 514.417.042,793</SPAN></P> <P class=MsoNormal><SPAN style="FONT-FAMILY: "></SPAN> </P> <P class=MsoNormal><SPAN style="FONT-FAMILY: ">Faktor FV<SUB>anuitas </SUB>= <U>(Faktor FV -1)</U></SPAN></P> <P class=MsoNormal><SPAN style="FONT-FAMILY: "> r</SPAN></P> <P class=MsoNormal><SPAN style="FONT-FAMILY: "> = <U>(1+r)<SUP>n </SUP>- 1</U></SPAN></P> <P class=MsoNormal><SPAN style="FONT-FAMILY: "> r</SPAN></P> <P class=MsoNormal><SPAN style="FONT-FAMILY: "> = <U>(1+0,25)<SUP>20 </SUP>-1</U></SPAN></P> <P class=MsoNormal><SPAN style="FONT-FAMILY: "> 0,25</SPAN></P> <P class=MsoNormal><SPAN style="FONT-FAMILY: "> = 342,945</SPAN></P> <P class=MsoNormal><B><SPAN style="FONT-FAMILY: "><BR></SPAN></B></P> <P class=MsoNormal><B><SPAN style="FONT-FAMILY: "><BR></SPAN></B></P> <P class=MsoNormal><B><SPAN style="FONT-FAMILY: ">Jika selama 25 tahun</SPAN></B></P> <P class=MsoNormal><SPAN style="FONT-FAMILY: ">FV<SUB>anuitas </SUB>= nilai investasi x Faktor FV<SUB>anuitas </SUB>x (1+r)</SPAN></P> <P class=MsoNormal><SPAN style="FONT-FAMILY: "> = 1.200.000,- x 1054,791 x 1,25</SPAN></P> <P class=MsoNormal><SPAN style="FONT-FAMILY: "> = 1.582.186.776,100</SPAN></P> <P class=MsoNormal><SPAN style="FONT-FAMILY: "></SPAN> </P> <P class=MsoNormal><SPAN style="FONT-FAMILY: ">Faktor FV<SUB>anuitas </SUB>= <U>(Faktor FV -1)</U></SPAN></P> <P class=MsoNormal><SPAN style="FONT-FAMILY: "> r</SPAN></P> <P class=MsoNormal><SPAN style="FONT-FAMILY: "> = <U>(1+r)<SUP>n </SUP>- 1</U></SPAN></P> <P class=MsoNormal><SPAN style="FONT-FAMILY: "> r</SPAN></P> <P class=MsoNormal><SPAN style="FONT-FAMILY: "> = <U>(1+0,25)<SUP>25 </SUP>-1</U></SPAN></P> <P class=MsoNormal><SPAN style="FONT-FAMILY: "> 0,25</SPAN></P> <P class=MsoNormal><SPAN style="FONT-FAMILY: "> = 1054,791</SPAN></P> <P class=MsoNormal><SPAN style="FONT-FAMILY: "><BR></SPAN></P> <P class=MsoNormal><SPAN style="FONT-FAMILY: ">Jadi jika anda berinvestasi rutin pada reksadana sebesar 100.000 per bulan atau 1,2 juta pertahun dengan return 25% selama <B>25 tahun</B>, maka di akhir tahun ke 25 hasilnya akan menjadi <B>Rp.1.582.186.776,10 </B></SPAN><SPAN style="FONT-FAMILY: ">sedangkan jika hanya berinvestasi <B>20 tahun Rp.514.417.042,79</B></SPAN></P> <P class=MsoNormal><SPAN style="FONT-FAMILY: "></SPAN> </P> <P class=MsoNormal><SPAN style="FONT-FAMILY: ">Penundaan yang dilakukan selama 5 tahun cukup memberikan hasil yang signifikan yaitu </SPAN><B><SPAN style="FONT-FAMILY: ">Rp.1.067.769.733,31. </SPAN></B><SPAN style="FONT-FAMILY: "></SPAN></P> <P class=MsoNormal><SPAN style="FONT-FAMILY: ">Perbedaan yang cukup signifikan bisa tiga kali lipat dengan perbedaan waktu 5 tahun.</SPAN></P> <P class=MsoNormal><SPAN style="FONT-FAMILY: ">Dengan rumus ini Anda dapat menghitung sendiri kebutuhan yang Anda inginkan untuk di masa yang akan datang, misalnya untuk merencanakan biaya pendidikan atau kuliah anak Anda, Kebutuhan membeli kendaraan, ataupun kebutuhan pensiun.</SPAN></P> <P class=MsoNormal><SPAN style="FONT-FAMILY: "></SPAN> </P> <P class=MsoNormal><SPAN style="FONT-FAMILY: ">Jadi selama kita masih diberikan waktu untuk memulai dari sekarang, untuk apa ditunda lagi.Karena waktu akan terus berjalan tanpa pernah kembali lagi.. (demi masa)</SPAN></P> <P class=MsoNormal><SPAN style="FONT-FAMILY: "></SPAN> </P> <P class=MsoNormal><SPAN style="FONT-FAMILY: ">Selamat merencanakan kebutuhan jangka panjang anda, demi kehidupan yang lebih baik dan terencana. Selamat berinvestasi.</SPAN></P> <P class=MsoNormal><SPAN style="FONT-FAMILY: "></SPAN> </P> <P class=MsoNormal><SPAN style="FONT-FAMILY: "><A href="http://pandjiharsanto.files.wordpress.com/2011/06/perhitungan-investasi-reksa-dana.pdf"><SPAN><FONT color=#0000ff>Perhitungan investasi reksa dana</FONT></SPAN></A></SPAN></P> <P class=MsoNormal><SPAN style="FONT-FAMILY: "><A href="http://pandjiharsanto.files.wordpress.com/2011/06/mengoptimalkan-return-lewat-dollar-cost-averaging-investor.pdf"><SPAN><FONT color=#0000ff>mengoptimalkan return lewat dollar cost averaging – investor</FONT></SPAN></A></SPAN></P></DIV> <DIV> <DIV> <DIV> </DIV> <DIV> </DIV><FONT face="Times New Roman">Best Regard<BR><BR>Pandji Harsanto, SE, RFA</FONT><SPAN style="FONT-FAMILY: "><FONT face=Georgia><FONT style="FONT-SIZE: 11.3pt">®</FONT></FONT></SPAN><BR><FONT face="Times New Roman">Gedung Prijadi Praptosuhardjo III lantai 3<BR>Jl. Budi Utomo Nomor 6 Jakarta Pusat<BR></FONT><B><FONT face="Times New Roman">085697359500<BR>08170778989<BR>02183211555<BR></FONT></B><A href="http://pandjiharsanto.wordpress.com/" target=_blank><FONT face="Times New Roman">http://pandjiharsanto.wordpress.com/</FONT></A><BR><A href="http://www.moneynlove.com/" target=_blank><FONT face="Times New Roman">www.moneynlove.com</FONT></A><BR><FONT face="Times New Roman">twitter : <B>@pandjiharsanto</B><BR>PIN BB :</FONT><B><FONT face="Times New Roman">22D3A6D0</FONT><BR></B></DIV></DIV></DIV></DIV></DIV></DIV></DIV>Gede Arthahttp://www.blogger.com/profile/10014338798539607074noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2061812462807992678.post-5324240747558188892011-11-16T22:42:00.000+08:002011-11-16T22:58:59.103+08:00Kelebihan dan Kekurangan Logam Mulia<DIV dir=ltr> <DIV style="FONT-FAMILY: 'Comic Sans MS'; COLOR: #000000; FONT-SIZE: 12pt"> <DIV style="FONT-STYLE: normal; DISPLAY: inline; FONT-FAMILY: 'Calibri'; COLOR: #000000; FONT-SIZE: small; FONT-WEIGHT: normal; TEXT-DECORATION: none"> <DIV dir=ltr> <DIV style="FONT-FAMILY: 'Comic Sans MS'; COLOR: #000000; FONT-SIZE: 12pt"> <DIV>Apabila Pak Pandji sudah mengulas keistimewaan emas tsb, maka apabila tidak keberatan, sebagai pelengkap artikel beliau, saya ingin sharing sedikit beberapa poin dalam berinvestasi di LM beserta risiko yang mungkin terjadi berdasarkan hasil trial & error yang saya alami selama mencoba-coba investasi di LM ini:</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>1. Emas tidak selalu naik.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Memang benar seperti yang ditulis Pak Pandji, selama 10 tahun terakhir harga emas menanjak terus sehingga emas menjadi populer. Tapi perlu diingat, sebelum dasawarsa tersebut, selama kurang lebih 25 tahun (dari 1981 - 2004), kenaikan harga emas rata-rata hanyalah 2% per tahun, atau cenderung stagnan. Tahun 1981 harga rata-rata emas per troy ounce: US$ 460, di tahun 2004 harga rata-ratanya masih US$ 410. Data-data lengkap dan chartnya bisa dilihat di <A href="http://www.kitco.com">www.kitco.com</A> </DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Apabila kita merencanakan tujuan keuangan dengan menggunakan instrumen emas dalam kurun waktu 25 tahun tersebut, ada kemungkinan dana yang dibutuhkan tidak dapat tercapai.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>2. Faktor penentu harga LM di Indonesia.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Memang kita bisa memantau harga gold spot setiap saat melalui <A href="http://www.kitco.com">www.kitco.com</A> untuk melihat apakah harga di pasaran dunia saat ini sedang tren naik/turun, namun khusus untuk harga LM di Indonesia, ada 3 faktor yang mempengaruh harga LM dalam Rupiah berdasarkan pengamatan saya:</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>a) Harga Gold Spot di pasaran dunia: diukur dalam US$ per troy ounce, sangat terpengaruh oleh kondisi ekonomi global serta demand and supply global. Menurut saya, harga ini hanya bisa dijadikan patokan saja apakah kondisi emas dunia saat ini sedang naik atau turun. Tapi tidak mencerminkan harga LM yang dijual di Indonesia pada hari yang bersangkutan.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>b) Kurs tukar US$ terhadap Rupiah: sangat terpengaruh kondisi perekonomian Indonesia, ekonomi global serta beberapa faktor lain, mis: apakah BI berada di pasar untuk menjaga Rupiah dari aksi spekulan, ataukah hutang luar negeri dalam US$ sedang mendekati jatuh tempo dsb.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Mengkombinasikan poin a & b, maka bisa kita ketahui berapa harga gold spot tersebut dalam rupiah, caranya:</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Harga gold spot dalam rupiah = (a) x (b) / 31,1034768.</DIV> <DIV>Note: 1 troy ounce = 31.1034768 grams.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Ketika USD/IDR masih stabil di kisaran 8.500 - 8.600, variable ini tidak terlalu berpengaruh, namun hal berbeda terjadi belakangan ini dimana USD/IDR sempat tembus ke ke level 9.000 an.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>c) Posisi stok LM produksi Antam: Antam mempunyai cadangan emas dan kapasitas produksi terbatas. Antam juga memiliki kontrak-kontrak penjualan dengan perusahaan baik dalam maupun luar negeri, dan juga menjual secara ritel. Apabila pada bulan tertentu, Antam harus memenuhi pengiriman kontrak penjualan tersebut dan jumlahnya cukup besar, maka kuota untuk penjualan ritel akan dikurangi. Sehingga sesuai hukum demand-supply, maka para pedagang emas / bandar emas akan menaikkan harga jual LM di pasaran, walaupun mungkin harga Gold Spot saat itu sedang turun. Faktor (c) ini agak sulit diketahui informasinya.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Contoh kasus:</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>26 Agustus 2011: harga gold spot US$ 1,787 per troy ounce, kurs tengah BI untuk USD/IDR adalah Rp 8.578. Harga jual LM Antam pada tanggal tersebut adalah Rp 496.000/gram.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>17 Oktober 2011: harga gold spot US$ 1,670.70 per troy ounce, kurs tengah BI untuk USD/IDR adalah Rp 8.845. Harga jual LM Antam pada tanggal tersebut adalah Rp 516.000/gram</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Seharusnya kalau hanya menggunakan faktor (a) & (b), maka harga LM tanggal 17 Oktober seharusnya lebih rendah dari 26 Agustus, kenyataannya adalah sebaliknya.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>3) Tempat dan waktu terbaik membeli LM</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Tempat</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Tidak selalu Antam menjual dengan harga lebih murah daripada toko-toko emas, dan begitu pula sebaliknya. Hal ini menurut pengamatan saya lebih dipengaruhi oleh posisi stok LM di bandar emas dan stok LM Antam. Karena itu saran saya jangan selalu membeli LM di Antam hanya karena dia adalah produsennya, karena harga Antam bisa lebih mahal pada saat-saat tertentu dibandingkan toko-toko emas. Lihat saja website Antam dan tanyakan lagi harga hari itu di toko-toko emas, bandingkan mana yang lebih murah. Barangnya juga sama, yaitu LM sertifikat Antam.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Untuk patokan harga di toko-toko, biasanya saya cek ke <A href="http://www.goldgram.co.id">www.goldgram.co.id</A> (bukan promosi website/toko itu, tapi cara ini lebih praktis daripada telpon ke toko-toko emas tiap saat)</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Waktu</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Ada beberapa artikel perencanaan keuangan yang pernah saya baca, yang menyarankan agar menghindari hari Senin/Jum'at apabila ingin membeli emas dikarenakan kemungkinan terpengaruh dengan situasi ekonomi dunia, ada juga yang menyarankan pembelian dilakukan secara konsisten (misalkan tiap hari Rabu 1 minggu 1x). Namun menurut saya, cara seperti ini kurang bisa memaksimalkan profit dari emas, karena kita seakan-akan tidak memantau pergerakan harga LM pada saat tersebut, namun membeli secara buta saja dengan konsisten.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Saran saya: pantaulah terus faktor 2a & 2b tiap hari, dan juga cek website Antam serta harga toko-toko emas sehingga Anda bisa mendapatkan feeling apakah ini saat yang sudah tepat untuk membeli LM lagi, karena selisih harga 1000 saja per hari, apabila anda membeli 100 gram itu sudah berarti selisih Rp 100.000.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Sekedar catatan: Antam mulai memasang harga di website setiap jam 9.00 pagi. Sementara toko-toko emas baru mendapatkan harga dari bandar emas, sekitar jam 11 siang dan menutup deal hari itu jam 16.00 (pesanan terakhir). Untuk hari Sabtu, biasanya bandar emas akan melihat dulu harga gold spot dunia sampai Sabtu dinihari (bisa anda pantau juga melalui Bloomberg/CNBC), apabila harga gold spot dunia turun terlalu jauh dibandingkan Jum'at, maka beberapa bandar akan memutuskan tidak melakukan penjualan di Sabtu dan memantau lagi kondisi hari Senin. Sehingga kalau anda ingin membeli LM di hari Sabtu, belum tentu semua toko emas menjual, tergantung pasokan dan informasi dari bandar emas masing-masing. </DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Mudah-mudahan rekan yang lain dapat berbagi juga tip-tip lainnya untuk memperluas wawasan kita bersama serta memberi masukan apabila ada poin-poin di atas yang dirasakan kurang tepat, karena saya sendiri juga masih belajar terus dan berkeinginan belajar lebih banyak lagi dari artikel-artikel di milis ini dan input-input para member sekalian, Terima kasih.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Best regards,</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Budiyanto</DIV></DIV></DIV></DIV></DIV></DIV>Gede Arthahttp://www.blogger.com/profile/10014338798539607074noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2061812462807992678.post-78520757768961690782011-11-11T22:51:00.000+08:002011-11-11T23:49:53.927+08:00Mengenal Reksadana<DIV dir=ltr> <DIV style="FONT-FAMILY: 'Comic Sans MS'; COLOR: #000000; FONT-SIZE: 12pt"> <DIV>Rendahnya bunga tabungan dan deposito sementara disisi lain penghasilan yang sepertinya selalu ketinggalan dan tidak mampu mengejar tujuan-tujuan keuangan yang telah kita susun sebelumnya, memaksa kita untuk berpikir dan bertindak lebih bijak mencari alternatif bentuk investasi lain. Sebagai gambaran <STRONG>uang di tabungan baru tidak akan tergerus jika saldonya minimal Rp 6 juta. Karena pada level itu, biaya administrasi dan bunga mencapai titik keseimbangan</STRONG>.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Instrumen investasi apa saja yang tersedia buat kita agar tercapai tujuan-tujuan keuangan yang telah kita buat ? Yang dapat dimengerti oleh kita, dimana pengetahuan kita tentang investasi terbatas, waktu terbatas, dan dana terbatas. Pokoknya semuanya serba TERBATAS . Oiya, tetapi harus liquid (artinya mudah di konversi ke cash) dan returnnya lebih tinggi dari tabungan.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Reksadana lah jawabannya. Reksadana muncul karena umumnya pemodal mengalami kesulitan melakukan investasi sendiri pada berbagai macam instrumen surat berharga. Terbatasnya pengetahuan pemodal yang membuat kesulitan dalam melakukan berbagai analisa dan memonitor kondisi pasar secara terus menerus yang sangat menyita waktu. Kesulitan lain adalah dibutuhkannya dana yang relatif besar untuk dapat investasi pada instrumen surat berharga tersebut.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Secara umum reksadana utama yang ditawarkan Manajer Investasi (MI) di Indonesia dibagi dalam 4 jenis kategori yaitu :</DIV> <DIV> </DIV> <DIV><STRONG>Reksadana Pasar Uang </STRONG></DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Reksadana Pasar Uang adalah reksadana yang menempatkan 100% dana kelolaan pada instrumen pasar uang. Yaitu instrumen utang jangka pendek yang tak lebih dari setahun. Misalnya, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito, atau obligasi yang akan jatuh tempo kurang dari setahun. Instrumen Pasar Uang – kecuali obligasi berumur kurang dari setahun – tidak diperjualbelikan. Oleh karena itu (Nilai Aktiva Bersih) NAB reksadana ini tidak berubah-ubah atau tetap. Keuntungan yang Anda terima tidak tercermin dari NAB, melainkan dalam bentuk tambahan jumlah Unit Penyertaan (UP) milik Anda.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Dengan karakteristik seperti ini, reksadana pasar uang cocok bagi mereka yang terbiasa berinvestasi di deposito. Produk ini juga pas buat pemodal yang beriorientasi jangka pendek dan jenis pemodal yang mempunyai toleransi resiko rendah (konservatif). Tentu saja para pemodal mesti maklum bila hasil investasi reksadana ini tak berbeda jauh dari deposito. Soalnya, reksadana pasar uang menempatkan sebagian dana pemodal ke deposito bank.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV><STRONG>Reksadana Pendapatan Tetap </STRONG></DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Reksadana pendapatan tetap adalah reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari porfolionya yang dikelola Manajer Investasi (MI) dalam efek bersifat utang. Dengan membeli surat utang, MI akan mendapatkan bunga secara rutin. <STRONG>Inilah maksud "pendapatan tetap" : nilai bunga yang diterima oleh MI dan penerbit obligasi selalu tetap sampai jatuh tempo.</STRONG></DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Meski begitu, bukan berarti NAB reksadana ini juga selalu tetap. Asal Anda tahu, obligasi juga lazim diperjualbelikan di pasar modal. Pada saat tertentu harga obligasi naik, pada saat yang lain harganya turun. Nah, fluktuasi harga surat utang ini mempengaruhi NAB reksadana, dan pada gilirannya mempengaruhi harga UP.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Meski dalam kondisi normal fluktuasi NAB reksadana pendapatan tetap tak sebesar reksadana saham, sebaiknya Anda juga menjadikan reksadana obligasi ini sebagai instrumen investasi jangka menengah, 1-3 tahun. Dengan strategi seperti ini, pemodal reksadana pendapatan tetap kemungkinan akan terhindar dari kerugian akibat fluktuasi harga obligasi dalam jangka pendek.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Reksadana pendapatan tetap ditujukan bagi pemodal yang mempunyai toleransi resiko menengah (moderate)</DIV> <DIV> </DIV> <DIV><STRONG>Reksadana Saham </STRONG></DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Sesuai namanya, reksadana saham adalah reksadana yang menempatkan mayoritas dana pemodal dalam instrumen saham. Gampangnya, MI reksadana saham menggunakan uang Anda untuk berinvestasi dalam bentuk saham. NAB reksadana saham bergerak seiring perubahan harga saham yang telah dibeli MI (portofolio) di bursa. Jika harga-harga saham tersebut naik, NAB juga meningkat. Begitu pula sebaliknya; saat harga saham turun, NAB reksadana ikut melorot. Berhubung NAB reksadana saham gampang naik turun, harga UP juga fluktuatif. Jika Anda menjual UP ketika harganya relatif lebih rendah dibandingkan saat Anda membeli, Anda akan merugi dan sebaliknya.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Oleh sebab itu, reksadana saham hanya cocok untuk investasi jangka panjang, minimal 5 tahun. Dalam jangka panjang, umumnya harga-harga saham meningkat sehingga Anda juga bisa berharap NAB reksadana saham juga naik.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Reksadana saham ini ditujukan untuk mereka yang mempunyai toleransi resiko tinggi (agresif).</DIV> <DIV> </DIV> <DIV><STRONG>Reksadana Campuran </STRONG></DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Reksadana campuran merupakan reksadana yang menginvestasikan dananya pada saham, obligasi dan deposito sekaligus. Gampangnya, ini reksadana gado-gado. Penempatan dananya bisa di saham, surat utang atau obligasi, deposito dan instrumen investasi lainnya. Komposisinya pun bisa sangat fleksibel. Dengan membeli reksadana campuran, pemodal berkesempatan memperoleh imbal hasil dari berbagai macam instrumen investasi.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Biasanya tingkat keuntungan yang diberikan reksadana campuran bisa lebih tinggi ketimbang reksadana pasar uang dan pendapatan tetap, bahkan seringkali hampir menyamai imbal hasil di reksadana saham. Dilain pihak, resiko reksadana ini boleh dibilang tidak sebesar reksadana saham. Sebab, MI bisa leluasa memutar dana di segala situasi. Nah, oleh karena itu, pemodal bisa memilih reksadana campuran ini sebagai alternatif reksadana saham.</DIV> <DIV></DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Disclaimer : Pemodal reksadana perlu menyadari bahwa reksadana mengandung risiko dan kinerja masa lalu bukan merupakan jaminan dan tidak harus menunjukkan kinerja masa yang akan datang.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV><FONT size=1>Referensi : </FONT></DIV> <DIV><FONT size=1>Tabloid Kontan </FONT></DIV> <DIV><FONT size=1>REKSADANA (Solusi Perencanaan Investasi di Era Modern) oleh Eko Priyo Pratomo </FONT></DIV> <DIV> </DIV> <DIV><FONT size=4><STRONG>Uliel Siregar</STRONG></FONT></DIV> <DIV><FONT size=4><STRONG><A href="http://www.MONEYnLOVE.com">www.MONEYnLOVE.com</A></STRONG></FONT></DIV> <DIV> </DIV></DIV></DIV>Gede Arthahttp://www.blogger.com/profile/10014338798539607074noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2061812462807992678.post-74291262183753751882011-11-10T10:17:00.000+08:002011-11-10T14:10:16.687+08:00TIDAK SEMUA ORANG BISA ATAU PERLU MEMBELI POLIS ASURANSI JIWA<DIV dir=ltr> <DIV style="FONT-FAMILY: 'Comic Sans MS'; COLOR: #000000; FONT-SIZE: 12pt"> <DIV> <DIV><A href="http://pandjiharsanto.wordpress.com/2011/07/02/tidak-semua-orang-bisa-atau-perlu-membeli-polis-asuransi-jiwa/">http://pandjiharsanto.wordpress.com/2011/07/02/tidak-semua-orang-bisa-atau-perlu-membeli-polis-asuransi-jiwa/</A></DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Dalam membuat perencanaan keuangan kompeherensif untuk klien-klien, saya selalu membuat perencanaan manajemen risiko dengan proteksi/asuransi untuk mencapai tujuan keuangannya. Namun karena satu atau lain hal ada beberapa klien saya yang tidak dapat memiliki asuransi jiwa. Karena pada dasarnya Penanggung tidak akan besedia menanggung tertanggung yang memiliki potensi besar atau risiko besar.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Ada beberapa hal yang dapat mengakibatkan seseorang tidak dapat memiliki polis asuransi jiwa:</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>1. Alasan Kesehatan</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Penanggung atau perusahaan asuransi seringkali menolak pemohon asuransi jiwa jika ada alasan kesehatan, misalnya karena klien tersebut mempunyai penyakit hepatitis, AIDS atau penyakit lain yang mengakibatkan ditolaknya permohonan asuransi jiwa dari klien.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Bila klien bertubuh besar (overweight) atau terlalu kurus (underweight) atas alasan itu biasanya penanggung meminta pemohon asuransi jiwa untuk melakukan tes kesehatan. Dari pemeriksaan kesehatan tersebut penanggung akan memberikan laporan atas surat permohonan asuransi jiwa yang diajukannya. Ada beberapa jawaban yang diberikan oleh penanggung atas permohonan tersebut:</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Penanggung menerima permohonan tersebut,</DIV> <DIV>Penanggung menolak permohonan asuransi jiwa yang diajukan oleh pemohon,</DIV> <DIV>Penanggung menerima permohonan tersebut dengan tambahan ekstra premi dari pemohon,</DIV> <DIV>Penanggung menerima permohonan tersebut dengan pengecualian atas klaim jiwa atau kesehatan atas penyakit yang eksisting (pernah diderita).</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>2. Alasan Usia</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Ada beberapa teman-teman saya yang bilang ini adalah faktor U (hehehe..). Premi asuransi jiwa dipengaruhi oleh beberapa perhitungan, pertama dari tabel mortalita (usia tertentu menunjukan premi tertentu), kedua adalah jumlah Uang Pertanggungan yang dibutuhkan.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Contoh kasus 1 :</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Untuk yang sudah berusia lanjut diatas 70 tahun biasanya mereka yang sudah di usia tersebut tidak mempunyai tanggungan lagi dan sudah tidak memerlukan perlindungan atau proteksi lagi.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Contoh kasus 2 :</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Diketahui seorang ayah bekerja sebagai manager di perusahaan swasta dengan penghasilan kotor per bulan 25 juta rupiah dan pengeluaran 15 juta per bulan.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Bapak ini berusia 49 tahun, anak terakhir berusia 7 tahun, bapak ini ingin memproteksi keluarganya sampai anak terakhir berusia 22 tahun.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Maka ia membutuhkan proteksi selama 15 tahun.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Sesuai dengan tulisan saya bagaimana menghitung UP asuransi jiwa Bapak ini dengan perhitungan : <A href="http://pandjiharsanto.wordpress.com/2011/06/23/cara-menghitung-uang-pertangungan-asuransi-jiwa/">http://pandjiharsanto.wordpress.com/2011/06/23/cara-menghitung-uang-pertangungan-asuransi-jiwa/</A> </DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Human Life Value membutuhkan Uang Pertanggungan 4.500.000.000 (4,5 Milyar) </DIV> <DIV>Based Income Value membutuhkan Uang Pertanggungan 5.000.000.000 (5 Milyar) </DIV> <DIV>Survival Based Value membutuhkan Uang Pertanggungan 2.700.000.000 (2,7 Milyar) </DIV> <DIV>Maka secara kasarnya apabila Bapak ini berencana untuk memiliki polis asuransi jiwa berjangka kontrak 15 tahun dengan UP 2,7 Milyar maka untuk premi per tahun adalah sekitar 33,4 juta.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Dengan usia masuk diatas 40 tahun UP diatas 1 Milyar memerlukan pemeriksaan yang cukup kompleks maka bisa kemungkinan adanya ekstra premi atas permohonan polis yang diajukan. Hal ini dapat mengurangi niat bapak tersebut untuk membeli asuransi tersebut karena: pertama preminya yang terlalu besar yaitu 33,4 juta pertahun atau 1,3 kali penghasilan bulanan nya. Kedua karena adanya proses pemeriksaan kesehatan yang mengkibatkan timbulnya ekstra premi.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Bagaimanapun akhirnya bapak ini membeli polis tersebut karena beliau memahami pentingnya proteksi bagi keluarganya.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>3. Alasan tanggungan</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Tidak tepat rasanya jika anak kita membeli polis asuransi jiwa atau bagi yang belum memiliki tanggungan dan penghasilan untuk membeli polis asuransi jiwa.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Karena hakikatnya asuransi jiwa bertujuan untuk mentransfer risiko finansial pada suatu keluarga. Jadi dalam hal ini asuransi jiwa sangat tepat bagi mereka yang memiliki tanggungan dan memiliki penghasilan. <U>Sehingga bila terjadi risiko pada si pencari nafkah maka perusahaan asuransi yang akan menggantikan sejumlah uang pertanggungan kepada ahli warisnya</U>.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Dari beberapa alasan diatas dapat kita simpulkan beberapa hal:</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Belilah polis asuransi sesuai dengan kebutuhan keuangan, sesuaikan dengan penghasilan dan pengeluaran bulanan (mana yang paling optimal),</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Selagi muda dan selagi sehat untuk mempercepat memiliki polis asuransi,</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Bila kita ditolak perusahaan asuransi tidak perlu berkecil hati, segera membangun aset aktif untuk mendapatkan pasif income bagi keluarga yang kita tinggalkan,</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Selalu mereview kebutuhan uang pertangungan yang dimiliki tiap 1 tahun sekali.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Semoga yang saya sampaikan dapat bermanfaat dan diimplementasikan dalam membuat perencanaan keuangan keluarga Anda.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV> </DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Best Regard,</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Pandji Harsanto, SE, RFA®</DIV> <DIV>Gedung Prijadi Praptosuhardjo III lantai 3</DIV> <DIV>Jl. Budi Utomo Nomor 6 Jakarta Pusat</DIV> <DIV>085697359500 , 08170778989</DIV> <DIV>02183211555</DIV> <DIV><A href="http://pandjiharsanto.wordpress.com/">http://pandjiharsanto.wordpress.com/</A></DIV> <DIV><A href="http://www.moneynlove.com">www.moneynlove.com</A></DIV> <DIV>twitter : @pandjiharsanto</DIV> <DIV>PIN BB :22D3A6D0</DIV></DIV></DIV></DIV>Gede Arthahttp://www.blogger.com/profile/10014338798539607074noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2061812462807992678.post-58872163980205640382011-10-28T01:34:00.000+08:002011-10-28T02:15:53.946+08:00Bung Hatta dan Sepatu Bally<DIV dir=ltr> <DIV style="FONT-FAMILY: 'Comic Sans MS'; COLOR: #000000; FONT-SIZE: 12pt"> <DIV align=justify><FONT face="Trebuchet MS">Jika ada pemimpin di negeri ini yang masih terus bertanya tentang kenaikan gaji, fasilitas, pelesiran ke luar negeri hingga korupsi, maka mereka harus bercermin dari Proklamator bangsa ini, Bung Hatta. Bung Hatta adalah salah satu sosok tokoh yang patut menjadi contoh dan inspirasi bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama pemimpin bangsa ini. </FONT></DIV> <DIV align=justify><FONT face="Trebuchet MS"></FONT> </DIV> <DIV align=justify><FONT face="Trebuchet MS">Selama menjadi Wakil Presiden mendampingin Bung Karno, Bung Hatta sangat memegang nilai-nilai sebagai negarawan. Beliau begitu disiplin, berintegritas, dan jujur. Bung Hatta hidup sangat sederhana dan selalu setia pada kepentingan bangsa. <BR><BR>Salah satu kisah hidup Bung Hatta yang bekerja tanpa pamrih bagi negeri adalah kisah sepatu Bally. Pada tahun 1950-an, Bally adalah merek sepatu bermutu tinggi yang berharga mahal. Bung Hatta, ketika masih menjabat sebagai wakil presiden, berniat membelinya. Beliau kemudian menyimpan guntingan iklan yang memuat alamat penjualnya, lalu berusaha menabung agar bisa membeli sepatu idaman tersebut. Namun, uang tabungan tampaknya tidak pernah mencukupi karena selalu terambil untuk keperluan rumah tangga atau untuk membantu kerabat dan handai taulan yang datang kepadanya untuk meminta pertolongan. Hingga akhir hayatnya, sepatu Bally idaman Bung Hatta tidak pernah terbeli karena tabungannya tak pernah mencukupi. <BR><BR>Yang sangat mengharukan dari cerita ini, guntingan iklan sepatu Bally itu hingga Bung Hatta wafat masih tersimpan dan menjadi saksi keinginan sederhana dari seorang Hatta. Jika ingin memanfaatkan posisinya waktu itu, sebenarnya sangatlah mudah bagi Bung Hatta untuk memperoleh sepatu Bally. Misalnya, dengan meminta tolong para duta besar atau pengusaha yang menjadi kenalan Bung Hatta. <BR><BR>Namun, di sinilah letak kenegarawan dan abdi negara seorang Bung Hatta. Dalam keadaan hidup sederhana, Bung Hatta tidak pernah mengeluh kepada masyarakat bahwa beliau hidup miskin, gajinya kecil, gajinya tidak naik-naik. Sama sekali tidak pernah. Dia tidak berpidato meminta belas kasihan untuk menaikan popularitasnya. Dia tidak pernah menggunakan titelnya sebagai Proklamator agar ia mendapat penghasilan yang tinggi. Bung Hatta tidak pernah mengatakan bahwa seharusnya gaji seorang proklamator sekaligus presiden harus tertinggi. Tidak pernah. Ia tidak mau meminta sesuatu untuk kepentingan sendiri dari orang lain. Bung Hatta memilih jalan sukar dan lama, yang ternyata gagal karena ia lebih mendahulukan orang lain daripada kepentingannya sendiri. <BR><BR>Bung Hatta meninggalkan teladan besar, yaitu sikap mendahulukan orang lain, sikap menahan diri dari meminta hibah, bersahaja, dan membatasi konsumsi pada kemampuan yang ada. Kalau belum mampu, harus berdisiplin dengan tidak berutang atau bergantung pada orang lain. Dan yang pasti, beliau tidak curhat agar dirinya dikasihin sehingga popularitasnya naik. Bung Hatta merupakan sosok tokoh bangsa yang telah memadukan antara kata dan perbuatannya. Bukan hanya sebatas slogan "satu kata, satu perbuatan".</FONT></DIV></DIV></DIV>Gede Arthahttp://www.blogger.com/profile/10014338798539607074noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2061812462807992678.post-17029106142045779702011-10-24T00:45:00.000+08:002011-10-24T01:57:59.973+08:00Diversification in Investing<DIV dir=ltr> <DIV style="FONT-FAMILY: 'Comic Sans MS'; COLOR: #000000; FONT-SIZE: 12pt"> <DIV><FONT class=Apple-style-span face="'Times New Roman'"> <DIV><SPAN><FONT style="BACKGROUND-COLOR: #ffff00"></FONT>True diversification is investing in all four asset classes, which are:<O></O></SPAN></DIV> <UL type=disc> <LI class=MsoNormal><STRONG><SPAN style="BACKGROUND-IMAGE: none; BACKGROUND-ATTACHMENT: scroll; BACKGROUND-REPEAT: repeat; BACKGROUND-POSITION: 0% 0%">Business: Owning a business that creates cash flow.<O></O></SPAN> </STRONG> <LI class=MsoNormal><STRONG><SPAN style="BACKGROUND-IMAGE: none; BACKGROUND-ATTACHMENT: scroll; BACKGROUND-REPEAT: repeat; BACKGROUND-POSITION: 0% 0%">Real estate: Having investment properties that create cash flow.<O></O></SPAN> </STRONG> <LI class=MsoNormal><STRONG><SPAN style="BACKGROUND-IMAGE: none; BACKGROUND-ATTACHMENT: scroll; BACKGROUND-REPEAT: repeat; BACKGROUND-POSITION: 0% 0%">Paper assets: Trading paper assets with technical investments.<O></O></SPAN> </STRONG> <LI class=MsoNormal><STRONG><SPAN style="BACKGROUND-IMAGE: none; BACKGROUND-ATTACHMENT: scroll; BACKGROUND-REPEAT: repeat; BACKGROUND-POSITION: 0% 0%">Commodities: Hedging against markets with commodities such as gold, silver, oil, and more.<O></O></SPAN> </STRONG></LI></UL> <DIV class=MsoNormal><SPAN style="BACKGROUND-IMAGE: none; BACKGROUND-ATTACHMENT: scroll; BACKGROUND-REPEAT: repeat; BACKGROUND-POSITION: 0% 0%">As an investor, you should be in all four asset classes, and you should be specializing in one or two.</SPAN></DIV> <DIV class=MsoNormal><SPAN style="BACKGROUND-IMAGE: none; BACKGROUND-ATTACHMENT: scroll; BACKGROUND-REPEAT: repeat; BACKGROUND-POSITION: 0% 0%"></SPAN> </DIV> <DIV class=MsoNormal><SPAN style="BACKGROUND-IMAGE: none; BACKGROUND-ATTACHMENT: scroll; BACKGROUND-REPEAT: repeat; BACKGROUND-POSITION: 0% 0%">Robert T. Kiyosaki</SPAN><FONT style="BACKGROUND-COLOR: #ffff00"><SPAN></SPAN><O></O></FONT></DIV></FONT></DIV></DIV></DIV>Gede Arthahttp://www.blogger.com/profile/10014338798539607074noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2061812462807992678.post-42698478203741081952011-10-08T22:34:00.000+08:002011-10-08T23:23:11.994+08:00Paper Assets versus Real Assets<DIV dir=ltr> <DIV style="FONT-FAMILY: 'Comic Sans MS'; COLOR: #000000; FONT-SIZE: 12pt"><FONT face="Times New Roman">Paper assets : harta tdk "real" dalam bentuk kertas, seperti deposito, reksadana, saham, obligasi dll.<BR><BR>Real assets : business, emas, properti dll. Ada phisiknya dan dikuasai oleh pemilik.<BR><BR>Kekurangan paper assets:<BR>Tdk ada phisik<BR>Penguasaannya ditangan orang lain<BR>Dikenakan biaya (oleh pihak ke 3)<BR>Return-nya terbatas, dan ditentukan pihak ke 3<BR>Tidak bisa di-refinancing<BR>Fluktuatif (saham)<BR><BR>Kelebihan Paper assets:<BR>Mudah penyimpanan, namun harus lebih berhati2 (mudah keselip atau hilang)<BR>Biaya pemeliharaan yang murah<BR><BR>Kekurangan Real Assets:<BR>Perlu pemeliharaan<BR>Kurang Likuid<BR><BR>Kelebihan Real Assets:<BR>Returnnya ditentukan pemilik (bisnis-profit dan properti-disewakan), lebih tinggi<BR>Bisa di-refinancing (properti)<BR>Bisa dibiayai oleh bank (bisnis dan properti)<BR><BR>Unit Link saya tidak kategorikan sebagai investasi, karena UL adalah asuransi ber-ajinomoto investasi.<BR><BR>----<BR><BR>Sebelum memasuki Paper Assets sebaiknya Anda memiliki Real Assets terlebih dahulu, seperti Logam Mulia dan Rumah pribadi.<BR><BR>Perbandingan Paper Assets dan Real Assets : +/- 30% : 70%, sesuaikan dengan profil risiko diri, tujuan keuangan, pengetahuan dan pengalaman diri.<BR><BR>-----<BR><BR>Investasi bukan ikut-ikutan dan ingin cepat-cepat sampai (kaya instant).<BR><BR>Investasi adalah sebuah rencana dan harus memiliki "peta" sebelum melakukannya.<BR><BR>Investasi adalah proses dan monitoring serta adjustment.<BR><BR>Dalam buku saya "Investasi Cerdas", saya sampaikan:<BR>Penipuan Investasi adalah "Orang Pintar yang ingin cepat-cepat kaya membodohi Orang Goblok yang ingin cepat-cepat kaya pula!".<BR><BR>Keserakahan (tidak sabar dan tidak mau kerja keras), kebodohan, sok pintar (takut diketahui kurang pandai), takut ketinggalan kereta (emang mau pulang kampung), mudah percaya teman/saudara (uang tidak kenal saudara), perasaan tidak enak menolak (lebih tidak enak kalo uang sudah melayang) adalah beberapa penyebab timbulnya penipuan investasi.<BR><BR>-----<BR><BR>Demikian sharing saya, semoga bermanfaat.<BR><BR><BR>Salam,<BR>Freddy Pieloor<BR></FONT><A href="http://www.MONEYnLOVE.com"><FONT face="Times New Roman">www.MONEYnLOVE.com</FONT></A><BR><FONT face="Times New Roman">"Managing Money with Love"</FONT><BR></DIV></DIV>Gede Arthahttp://www.blogger.com/profile/10014338798539607074noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2061812462807992678.post-54532127621524535892011-09-24T15:55:00.000+08:002011-09-25T04:35:55.671+08:00Problem Perceraian Umat Hindu di Bali<DIV dir=ltr> <DIV style="FONT-FAMILY: 'Comic Sans MS'; COLOR: #000000; FONT-SIZE: 12pt"> <DIV><A href="http://www.hukumhindu.com/2011/03/problem-perceraian-umat-hindu-di-bali/"><FONT face="Times New Roman">http://www.hukumhindu.com/2011/03/problem-perceraian-umat-hindu-di-bali/</FONT></A><BR><FONT face="Times New Roman"><BR>Akibat UU Perkawinan tidak Seimbang Akomodir Adat Bali dan Ajaran Hindu. KASUS perceraian diatur UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Namun, ada problem di balik aturan hukum positif terutama ketentuan yang mengatur masalah perceraian ini. Reaksi kritis disulut para pemangku masyarakat adat di Bali. UU ini dinilai tidak mengakomodir keseimbangan penghargaan terhadap eksistensi hukum adat Bali dan agama Hindu. Aturan ini menegaskan perceraian sah setelah ada putusan pengadilan. Tetapi, ketentuan ini tidak menyertakan peran hukum adat Bali (prajuru desa pakraman) dan ajaran agama Hindu. Akibatnya dialami warga yang tertimpa musibah perceraian. Walau putusan pengadilan mengesahkan gugatan perceraiannya, tetapi tidak diketahui sebagian besar krama desa dan tidak segera dapat diketahui prajuru desa pakraman.<BR>Forum Pesamuhan Agung ke-3 Majelis Desa Pakraman (MDP) Bali yang berlangsung 15 Oktober 2010 di Gedung Wiswasabha Kantor Gubernur Bali mengeluarkan sikap kristisnya. Selain merespons bentuk perkawinan biasa, nyentana, dan pada gelahang, juga masalah upacara patiwangi dalam perkawinan beda wangsa, forum ini juga merumuskan pernyataan sikap atas ketentuan UU Perkawinan tersebut. Berikut isi rumusan selengkapnya.<BR><BR>Hukum adat Bali mengenal dua bentuk perkawinan, yaitu perkawinan biasa (wanita menjadi keluarga suami) dan perkawinan nyentana/nyeburin (suami berstatus pradana dan menjadi keluarga istri). Dalam perkembangan selanjutnya, ada kalanya pasangan calon pengantin dan keluarganya tidak dapat memilih salah satu di antara bentuk perkawinan tersebut, karena masing-masing merupakan anak tunggal, sehingga muncul bentuk perkawinan baru yang disebut perkawinan pada gelahang. Hal ini menjadi persoalan tersendiri dalam masyarakat Bali, sehingga perlu segera disikapi.<BR>Selain perkembangan mengenai bentuk perkawinan, perkawinan beda wangsa yang secara hukum tidak lagi dianggap sebagai larangan perkawinan sejak tahun 1951 berdasarkan Keputusan DPRD Bali Nomor 11/Tahun 1951 tanggal 12 Juli 1951, ternyata masih menyisakan persoalan tersendiri dalam masyarakat, yakni masih dilangsungkannya upacara patiwangi dalam perkawinan yang lazim disebut nyerod. Hal ini perlu pula disikapi karena hal itu bertentangan dengan hak asasi manusia dan menimbulkan dampak ketidaksetaraan kedudukan wanita dalam keluarga, baik selama perkawinan maupun sesudah perceraian.<BR><BR>Sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, perkawinan dan perceraian bagi umat Hindu di Bali dapat dikatakan sah apabila dilaksanakan menurut hukum adat Bali (disaksikan prajuru banjar atau desa pakraman) dan agama Hindu. Sesuai Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Perkawinan, perkawinan bagi umat Hindu di Bali dapat dikatakan sah apabila dilaksanakan menurut hukum adat Bali, agama Hindu, sedangkan perceraian baru dapat dikatakan sah apabila dilaksanakan di pengadilan negeri sesuai ketentuan Undang-Undang Perkawinan.<BR>Apabila diperhatikan uraian tersebut, tampak jelas Undang-Undang Perkawinan tidak memberikan penghargaan yang seimbang kepada hukum adat Bali dan agama Hindu, dalam hubungan dengan pelaksanaan perkawinan dan perceraian bagi umat Hindu. Ketentuan hukum adat Bali dan ajaran Hindu mendapat tempat yang sepantasnya dalam pelaksanaan perkawinan, tetapi tidak demikian halnya dalam perceraian. Terbukti, perceraian dikatakan sah setelah ada putusan pengadilan, tanpa menyebut peran hukum adat Bali (prajuru desa pakraman) dan ajaran agama Hindu. Akibatnya, ada sementara warga yang telah cerai secara sah berdasarkan putusan pengadilan, tetapi tidak diketahui oleh sebagian besar krama desa (warga) dan tidak segera dapat diketahui oleh prajuru desa pakraman. Kenyataan ini membawa konsekuensi kurang baik terhadap keberadaan hukum adat Bali dan menyulitkan prajuru desa dalam menentukan swadharma atau tanggung jawab krama desa bersangkutan.<BR><BR>Berdasarkan fakta-fakta tersebut, Pasamuhan Agung III Majelis Desa Pakraman Bali memutuskan upacara patiwangi tidak dilaksanakan lagi terkait dengan pelaksanaan upacara perkawinan.<BR>Bagi calon pengantin yang karena keadaannya tidak memungkinkan melangsungkan perkawinan biasa atau nyeburin (nyentana), dimungkinkan melangsungkan perkawinan pada gelahang atas dasar kesepakatan pihak-pihak yang berkepentingan.<BR>Agar proses perceraian sejalan dengan proses perkawinan, maka perceraian patut dilaksanakan dengan ketentuan pasangan suami istri yang akan melangsungkan perceraian harus menyampaikan kehendaknya itu kepada prajuru banjar atau desa pakraman. Prajuru wajib memberikan nasihat untuk mencegah terjadinya perceraian.</FONT></DIV> <DIV><FONT face="Times New Roman"><BR>Apabila terjadi perceraian, terlebih dahulu harus diselesaikan melalui proses adat, kemudian dilanjutkan dengan mengajukannya ke pengadilan negeri untuk memperoleh keputusan. Selain itu, ada penyampaian salinan putusan perceraian atau akta perceraian kepada prajuru banjar atau desa pakraman. Pada saat yang bersamaan, prajuru banjar atau desa pakraman menyarankan kepada warga yang telah bercerai supaya melaksanakan upacara perceraian sesuai dengan ajaran agama Hindu.<BR><BR>Prajuru mengumumkan (nyobyahang) dalam paruman banjar atau desa pakraman, bahwa pasangan suami istri bersangkutan telah bercerai secara sah, menurut hukum nasional dan hukum adat Bali, sekalian menjelaskan swadharma mantan pasangan suami istri tersebut di banjar atau desa pakraman, setelah perceraian.<BR>Selain itu, ada akibat hukum jika terjadi perceraian suami-istri.<BR>Setelah perceraian, pihak yang berstatus pradana (istri dalam perkawinan biasa atau suami dalam perkawinan nyeburin) kembali ke rumah asalnya dengan status mulih daa atau mulih taruna, sehingga kembali melaksanakan swadharma berikut swadikara-nya di lingkungan keluarga asal.<BR>Masing-masing pihak berhak atas pembagian harta gunakaya (harta bersama dalam perkawinan) dengan prinsip pedum pada (dibagi sama rata).<BR>Setelah perceraian, anak yang dilahirkan dapat diasuh oleh ibunya, tanpa memutuskan hubungan hukum dan hubungan pasidikaran anak tersebut dengan keluarga purusa, dan oleh karena itu anak tersebut mendapat jaminan hidup dari pihak purusa. –sam<BR><BR>Sumber : Koran Tokoh</FONT><BR></DIV></DIV></DIV>Gede Arthahttp://www.blogger.com/profile/10014338798539607074noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2061812462807992678.post-63959307230569824172011-09-23T15:42:00.000+08:002011-09-24T14:14:07.309+08:00Ayam Mati di Lumbung Padi<DIV dir=ltr> <DIV style="FONT-FAMILY: 'Comic Sans MS'; COLOR: #000000; FONT-SIZE: 12pt"> <DIV><FONT face="Times New Roman">Oleh: Wayan Ngarayana<BR></FONT></DIV> <DIV><FONT face="Times New Roman">Om Swastyastu,<BR><BR>Siapa orang Hindu di Nusantara yang tidak pernah mendengar istilah tiga kerangka agama Hindu yang terdiri dari tattva, susila dan upakara? Saya yakin hampir semua orang Hindu yang pernah mengenyam pendidikan atau setidaknya menduduki posisi sulinggih sudah fasih dengan istilah ini. Tattva atau filsafat, susila atau tingkah laku dan upakara atau ritual, sebuah dasar keagamaan yang terlihat sederhana namun sarat dengan makna. Umat Hindu dituntun untuk mengerti tattva sehingga dengan dasar tattva yang benar dia akan memiliki sradha atau keyakinan yang kuat akan agamanya. Umat Hindu juga harus memiliki dasar susila yang baik, melakukan tapa dan bratha yang merupakan pondasi dasar dalam meniti jalan kerohanian. Dan yang terakhir unsur upakara. Hindu memiliki sekian banyak jenis ritual mulai dari ritual yang paling sederhana sampai yang paling rumit. Ritual-ritual ini diharapkan bisa menjembatani kesadaran manusia dalam menginsyafi Beliau Yang Mutlak. Andaikan ketiga kerangka dasar ini dijalani dengan sinergi, maka seorang pemeluk Hindu sudah pasti mencapai moksatram dan jagathita, kebahagiaan rohani dan juga kebahagiaan material di dunia fana ini.</FONT></DIV><FONT face="Times New Roman"> <DIV><BR>Tapi apa yang terjadi saat ini? Hanya sebuah ketimpangan. Tiga kerangka dasar agama Hindu hanyalah sebuah jargon belaka. Dengan sangat bangganya kalangan yang mengaku dirinya intelektual Hindu malahan mengingkari tiga kerangka dasar ini. Sebut saja contohnya seperti pada saat acara Dharma Tula di Pura BSD. Bapak Dewa K. Suratnaya yang bertindak sebagai salah satu sepuh pemimpin Hindu di Indonesia dengan tegas memisahkan ketiga kerangka dasar ini. Beliau mengatakan bahwa Hindu di India adalah corak Hindu yang kental dengan tattva-nya tetapi kadar susila dan upakara-nya lebih minim. Hindu di Jawa adalah corak Hindu yang sarat dengan susila sehingga mereka cenderung lebih keras dalam melakukan tapa bratha dan kurang dalam hal filsafat dan upacara. Sedangkan Bali adalah Hindu yang "bebalian" (bebantenan) yang kental dengan upakara sehingga segala hal bisa diselesaikan dengan melakukan berbagai macam upacara. Beliau juga mengatakan bahwa karena karakteristik berbeda ini adalah sebuah keunikan, maka Hindu di Bali tidak boleh meniru Hindu di India atau di Jawa. Bali harus tetap dengan ritualnya. Hindu Bali tidak boleh mengikuti tatanan seperti di India yang cukup mempuni dalam filsafat. Sebuah dikotomi yang menurut saya sangat nyeleneh. Bayangkan, bagaimana seseorang bisa melakukan tapa dan vrata serta ritual tanpa ada dasar filsafat sehingga menumbuhkan sradha dalam dirinya? Ketimpangan inikah yang menyebabkan Hindu di Indonesia hancur seperti sekarang ini? Sementara di India yang dikatakan menguasai tattva dengan baik, meski mereka sudah sekian abad dijajah oleh penguasa Muslim dan berikutnya dijajah kembali oleh Inggris, namun fakta mengatakan sampai saat ini mayoritas penduduk India masih tetap bertahan dalam naungan Veda.</DIV> <DIV><BR>Swami Sivananda dalam bukunya All About Hinduism menyatakan; "Agama Hindu menyediakan hidangan spiritual kepada setiap orang sesuai dengan perkembangan diri pribadinya masing-masing". Hindu dengan kitab sucinya Veda adalah sebuah sistem filsafat yang mencakup spiritual dan material yang komprehensip. Tidak ada konsep keagamaan yang ada di agama lain yang tidak ada dalam ajaran Veda. Sebut saja konsep Tuhan adalah Bapa dalam kekristenan. Dalam Bhagavad Gita 9.17 Tuhan Yang Maha Esa Sri Krishna menyatakan dirinya adalah ayah semua mahluk hidup. Masalah pemujaan Tuhan tanpa sesajen atau sarana apapun, masalah jenis "rasa" dalam mendekati Tuhan, zikir, nyanyian dan apapun yang ada pada agama lain juga ada dalam Hindu. Sungguh ironis jika orang Hindu khususnya di bali yang memiliki semua kekayaan filosofi ini masih kekeringan filosofi bukan? Tentu kekeringan ini disebabkan karena orang Hindu bodoh-bodoh. Mereka dijejali dengan berbagai ritual, tetapi lupa dengan dasar filsafat. Akibatnya mereka tidak menyadari bawha kitab suci mereka sangat-sangat lengkap.<BR>Dewasa ini beredar sangat banyak kitab-kitab baru yang diklaim merupakan bagian dari kitab suci Veda. Sebut saja beberapa diantaranya seperti Akbar Upanisad, Allah Upanisad dan juga Jesus Upanisad. Ketiga Upanisad ini bukanlah bagian dari 108 Upanisad yang diakui secara ortodok sebagaimana tercantum dalam kitab Muktikā Upanisad. Tetapi oleh sebagian orang, Upanisad – Upanisad ini sangat gencar dipropagandakan dan dikatakan sebagai bagian kitab suci Veda yang baru saja ditemukan. Dalam Allah Upanisad berisi ajaran yang berusaha menjabarkan benang merah antara Hindu dengan ajaran Islam, pengagungan Allah dan Muhammad. Sedangkan dalam Jesus Upanisad mengajarkan tentang Yesus sebagai Tuhan. Sangat banyak orang Hindu yang keblinger dan mempercayai apa yang disampaikan oleh kitab suci palsu ini. Ujung-ujungnya tentu sudah bisa anda tebak sendiri. Pelan tapi pasti orang-orang Hindu terkonversi dan meninggalkan ajaran Veda.</DIV> <DIV><BR>Keberadaan kitab suci Veda yang aspal, asli tapi palsu juga sudah membanjiri kita. Bukan hanya di ranah maya, tetapi juga dalam buku-buku yang beredar luas di pasaran. Banyak kalangan dakwah dan juga misionaris mencantumkan kutipan-kutipan sloka yang disebutkan berasal dari kitab-kitab Veda tertentu untuk membenarkan argumennya. Tetapi ternyata setelah ditelusur, sloka yang dimaksud tidak pernah ada dan hanya merupakan karangan mereka sendiri. Penerjemahan sloka Veda secara ngawur dan memplitir sloka aslinya yang menyebabkan penyimpangan dari maksud aslinya untuk membenarkan argumen mereka adalah modus yang paling sering terjadi. Sebut saja tokoh seperti Alexander Duff, William Carey, Max Muller, James Mill, William Jones, Moriz Winternitz, Zakir Naik dan banyak lagi yang lainnya. Mereka semua mencoba mempelajari, menterjemahkan, menafsirkan dan menyebarkan ajaran Veda demi mencapai misi mereka. Namun saking tololnya, ternyata terjemahan-terjemahan dan ulasan yang banyak diacu oleh umat Hindu di Indonesia khususnya adalah hasil-hasil karya mereka ini. Dampak dari semua ini sudah pasti membuat pemahaman sebagian besar orang Hindu menjadi kacau.</DIV> <DIV><BR>Kenapa orang Hindu begitu mudahnya dikibulin? Apa yang salah dengan Hindu? Jika kita flash back sejarah Hindu di Nusantara, tipikal masyarakat kita benar-benar masih menganut prinsip kawulo-gusti. Ada kelompok masyarakat yang dijadikan mercusuar oleh masyarakat pada umumnya. Raja-raja dianggap sebagai titisan para dewa, dan para pemimpin spiritual dianggap wakil Tuhan. Dan sementara itu masyarakat umum hanya mengekor para pemimpin tersebut. Mereka mengikuti aturan tingkah laku dan upacara hanya karena petunjuk pemimpin tanpa tahu dasar filsafatnya seperti apa. Dengan pola ini, prinsip-prinsip "nak mulo keto" pun merasuk ke segenap lapisan mayarakat. Lalu apa jadinya jika mereka yang berkedudukan sebagai pemimpin ini runtuh? Jawabannya dapat kita peroleh dari sejarah runtuhnya kerajaan-kerajaan Hindu Nusantara yang diinvasi oleh Islam. Sesaat setelah kerajaan musnah dan para pemimpin agama lenyap, seketika itu pula masyarakat Nusantara bisa dengan mudah dialihagamakan. Kenapa? Karena secara personal mereka tidak punya dasar filosofi tentang keyakinan mereka sendiri. Mereka yang menguasai filsafat yang merupakan keturunan pemimpin dan pemuka spiritual berbondong-bondong kabur ke plosok-plosok terpencil seperti ke wilayah Bromo, Gunung kidul dan juga ke Bali. Wilayah-wilayah inilah yang menjadi benteng terakhir pertahanan Hindu. Sampai pada awal kemerdekaan RI, Gunung kidul dan Bromo masih bertahan karena benteng alamnya yang menyulitkan kaum dakwah menjangkau mereka. Namun saat kases komunikasi dan transfortasi saat ini telah menjangkau mereka, akhirnya Gunung Kidul juga sukses diislamisasi. Sementara itu wilayah Bromo masih bertahan karena pada waktu awal kemerdekaan ada tokoh karismatik yang bisa mempertahankan mereka. Semetara itu di Bali, kerajaan Hindu bertahan sampai datangnya penjajah bangsa Eropa. Namun setelah kerajaan di Bali takluk dan kehilangan taringnya, para misionaris Kristen mulai bisa menyusup. Sebagaimana surat berupa lontar bertanggal 1935 yang disampaikan raja Kelungkung selaku wakil raja-raja Bali kepada orang-orang Portugis di Malaka dimana dia menyatakan "Saya senang sekali jika mulai sekarang kita bersahabat dan orang datang ke pelabuhan ini untuk berdagang. Saya pun akan senang sekali jika imam-imam datang ke sini agar siapa saja yang menghendaki dapat memeluk agama Kristen". Namun untungnya pada masa itu penjajahan kolonial Hindia Belanda menetapkan undang-undang yang melarang para misionaris melakukan kristenisasi di Bali sebagai mana yang tercantum dalam pasal 177. Andaikan saja Belanda tidak melindungi Bali pada waktu itu, maka mungkin seluruh masyarakat Bali sudah menjadi Kristen. Pariwisata Budaya di Bali tidak akan berkembang seperti dewasa ini.</DIV> <DIV><BR>Saat ini benteng pertahanan Hindu di Bali sudah hampir musnah. Tidak ada raja-raja Hindu yang bisa melindungi Bali lagi. Tidak ada peraturan pemerintah yang bisa menjegal masuknya kaum misionaris ataupun kaum dakwah lagi. Kebijakan-kebijakan pemerintah Bali sudah tidak lagi ke arah ajeg Hindu ataupun ajeg Bali yang selama ini didengungkan, tetapi sudah ke arah "Dolar". Semuanya dijual hanya demi aliran uang dari mancanegara. Mereka lupa kalau suatu saat Hindu lepas dari Bali, maka budaya yang mengakar dari Hindu pun akan sirna. Dan itu artinya mesin penyedot uang yang mereka handalkan selama ini juga akan rusak. Tidak akan ada Pulau Dewata lagi, tidak akan ada Pulau Seribu Pura lagi. Tidak ada tarian Mahabharata, Ramayana dan sejenisnya lagi. Tidak akan ada daya tarik yang dapat menyedot wisatawan lagi selain dari pada museum dan cagar budaya yang sudah menjadi cagar mati yang kehilangan rohnya.</DIV> <DIV><BR>Saat ini, meski Bali mulai meredup, namun kita masih punya pertahanan terakhir yang bisa menyelamatkan kita. Masih ada sistem Desa Pakraman yang telah diwariskan oleh Maha Rsi Markandya. Sistem yang kelihatannya sangat remeh ini sebenarnya merupakan kekuatan yang sangat besar jika mau dimanfaatkan secara optimal oleh seluruh umat Hindu di Bali. Leluhur kita telah mewariskan prinsip-prinsip dasar pengajaran Veda secara terselubung melalui Desa Pekraman ini. Prinsip Varnasrama dan Parampara (garis perguruan) terpatri rapi dalam sistem ini. Dalam konsep desa pekraman, disamping pembagian parahyangan (area tempat suci), pawongan (area pemukiman) dan palemahan (area alam sekitar tempat bercocok tanam dan sejenisnya), masyarakat juga dibagi dalam strata sosial sesuai dengan guna (sifat) dan karma (kerja) mereka. Ada orang-orang yang berkarakter suci dan cenderung mudah menguasai kitab suci dan memimpin masyarakat dalam hal spiritual, maka mereka termasuk dalam kelompok "ratu" yang dewasa ini diberi gelar "Ida" pada nama-nama keturunannya. Ada juga kelompok orang yang berjiwa kesatria yang berani mati dalam mempertahankan dharma. Maka orang-orang ini masuk dalam kelompok "gusti". Kelompok yang pintar dalam bisnis dan perekonomian masuk dalam kelompok vaisya dan terakhir yang memang tidak memiliki kemampuan otak tetapi mampu secara otot masuk dalam kelompok sudra yang menjadi "panjak" pada ketiga golongan ini. Sayangnya dewasa ini strata sosial yang merupakan penerapan sistem catur varna telah terdistorsi menjadi sistem wangsa atau kasta yang malahan menjerat orang-orang yang ada dalam sistem Desa Pekraman itu sendiri. Para "ratu" yang merupakan pemimpin spiritual tidak lagi melakukan transfer ilmu kepada para "sisya" yang terdiri dari seluruh masyarakat di desa pekraman tersebut. Mereka sibuk melakukan bisnis "banten". Mereka sibuk melanggengkan kekuasanan dan "kehormatan" keluarga mereka. Kalau pihak para "ratu" yang bertempat di griya tidak lagi melakukan transfer ilmu kepada "sisya"-nya, lalu bagaimana mungkin para sisya mengerti pengetahuan spiritual? Jika pengetahuan spiritual mereka kering, dan hanya dijadikan objek bisnis banten. Sudah dapat dipastikan apa yang akan terjadi. Mereka semua akan "kabur" meninggalkan ajarannya. Mereka lebih memilih "diselamatkan" oleh para "pedagang kecap" dari pada mereka dijerat dalam bisnis ritual.</DIV> <DIV><BR>Karena itu, wahai semua masyarakat Hindu di Bali yang masih memiliki sistem Desa Pekraman, segeralah sadar dan bangkit dari tidur. Kembalikan sistem Desa Pekraman seperti sedia kala. Bangunkan sistem varnasrama dan garis perguruan (parampara) yang tertanam dalam sistem yang adiluhur tersebut. Dengan jalannya sistem ini maka kekeringan filsafat tidak akan terjadi. Umat Hindu tidak akan mudah dikibuli dengan berbagai sloka-sloka dan kitab suci palsu. Mereka tidak akan mudah dikonversi dan diselamatkan. Disamping itu, sadarilah bahwasanya semua tanah di Bali pada dasarnya adalah milik adat, semuanya ada di bawah sistem Desa Pekraman. Tidak seorangpun termasuk para investor, warga pribumi maupun pendatang dan pemerintah yang bisa menduduki tanah di arena Desa Pekraman sebagai hak milik pribadi. Semua tanah dan kekayaan alamnya adalah bagian tidak terpisahkan dari Desa Pekraman. Sehingga jika benar-benar sistem ini dijalankan, tidak akan ada lagi berat sebelah terhadap warga pribumi, warga pendatang atau yang keluar dari adat. Selama ini yang berat harus ngayah dan membayar iyuran hanyalah mereka yang tergabung dalam warga Pakraman itu, sementara para warga pendatang dan para mereka yang memutuskan pindah agama dan keluar dari sistem desa Pekraman tidak lagi dibebani ayahan dan iyuran. Akibatnya sudah barang tentu lebih baik keluar dari desa Pekraman bukan?<BR>Mari kita bangun kembali pondasi tattva kita yang salah satunya bisa dengan cara membangkitkan potensi yang sudah ada dalam Bali itu sendiri. Mari kita lebih cerdas sebagai Hindu. Tidak ada orang lain yang bisa menyelamatkan kita lagi kecuali kita membentengi diri kita sendiri. Bangkitlah saudara-saudara Hinduku di Bali….. Masa depan Bali ada di pundak kalian.<BR><BR>Om Tat Sat.</FONT><BR><BR></DIV></DIV></DIV>Gede Arthahttp://www.blogger.com/profile/10014338798539607074noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2061812462807992678.post-53248899780181524122011-09-15T17:02:00.000+08:002011-09-15T17:06:49.501+08:00Fakta Kecepatan Bereaksi di Jalan Raya<DIV dir=ltr> <DIV style="FONT-FAMILY: 'Comic Sans MS'; COLOR: #000000; FONT-SIZE: 12pt"> <DIV>CoPas dari BBM</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Rata rata kecepatan manusia berjalan kaki adalah 6 km/jam atau 1.6 meter/detik. </DIV> <DIV>Saat berjalan kaki pandangan mata kita +/- 20 meter ke depan sebagai jarak aman </DIV> <DIV>agar kita tak bertabrakan dengan benda diam atau bergerak di depan kita.</DIV> <DIV>Saat mengendarai motor atau mobil dengan kecepatan 60 km/jam , </DIV> <DIV>artinya kita meluncur dengan kecepatan 16 m/detik. </DIV> <DIV>Pandangan bebas ke depan pun idealnya lebih jauh; meningkat 10 kalinya yaitu 200 meter.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Setidaknya butuh 4 detik bagi kita untuk bereaksi terhadap pengereman.</DIV> <DIV>Mulai dari saat mata melihat halangan didepan, otak memerintahkan kaki</DIV> <DIV>untuk menginjak rem, hingga reaksi kaki mengangkat pedal gas dan menginjak rem. </DIV> <DIV>Dengan demikian dalam kondisi sehat, pada kecepatan 60 km/jam, </DIV> <DIV>anda membutuhkan jarak minimal 16 meter x 4 = 64 meter </DIV> <DIV>HANYA untuk reaksi mengerem saja. </DIV> <DIV>Belum termasuk waktu yang dibutuhkan mulai dari rem dipijak hingga kendaraan berhenti.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Kejadian yang menimpa Syaiful Jamil dan ribuan orang lain yang mengalami</DIV> <DIV>nasib serupa umumnya disebabkan mengantuk. Bayangkan bila 3 detik saja</DIV> <DIV>pengemudi tertidur saat mengemudi di kecepatan 100 km/jam, maka</DIV> <DIV>kendaraan akan berjalan tanpa kontrol sepanjang lebih dari 80 meter</DIV> <DIV>(100.000 meter/3600 detik) x 3 ). Hal yang sama terjadi ketika kita</DIV> <DIV>melakukan texting (SMSan , BBMan) atau mengangkat dan menjawab</DIV> <DIV>panggilan telpon saat mengemudi.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Jadi, makin cepat anda berkendaraan, maka harus makin jauh jarak</DIV> <DIV>pandangbebas anda ke depan , dan makin lebar jarak iring anda dengan</DIV> <DIV>kendaraan di depan.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Teman teman, please NO TEXTING WHILE DRIVING. Jaga jarak iring, </DIV> <DIV>pandang jauh ke depan dan beristirahatlah segera bila mengantuk saat</DIV> <DIV>mengemudi.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Kita ikut berduka cita untuk bukan saja artis, tapi bahkan pada yang tak</DIV> <DIV>kita kenal, yang tertimpa musibah kecelakaan. Tak perlu membelokkan</DIV> <DIV>persoalan ke mitos KM KM angker. Kecelakaan bisa terjadi dimana saja,</DIV> <DIV>selama kita mengabaikan faktor keselamatan "kecil" sekalipun.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Keluarga menunggu kita di rumah DENGAN SELAMAT bukan dengan CEPAT.</DIV></DIV></DIV>Gede Arthahttp://www.blogger.com/profile/10014338798539607074noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2061812462807992678.post-44644560705538064432011-08-12T16:42:00.000+08:002011-08-12T17:21:29.225+08:00Kebiasaan-kebiasaan Yang Positif Dalam Hidup Kita<DIV dir=ltr> <DIV style="FONT-FAMILY: 'Comic Sans MS'; COLOR: #000000; FONT-SIZE: 12pt"> <P><B>1. Kebiasaan mengucap syukur</B><BR><BR>Ini adalah kebiasaan istimewa yang bisa mengubah hidup selalu menjadi lebih baik.</P> <P>Bahkan agama mendorong kita bersyukur tidak saja untuk hal-hal yang baik, </P> <P>tapi juga dalam kesusahan dan hari-hari yang buruk. </P> <P>Ada rahasia besar di balik ucapan syukur yang sudah terbukti sepanjang sejarah. </P> <P>Hellen Keller yang buta dan tuli sejak usia duatahun, telah menjadi orang yang terkenal dan dikagumi di seluruh dunia. </P> <P>Salah satu ucapannya yang banyak memotivasi orang adalah, </P> <P>"Aku bersyukur atas cacat-cacat ini, aku menemukan diriku, pekerjaanku dan Tuhanku". </P> <P>Memang sulit untuk bersyukur, namun kita bisa belajar secara bertahap. </P> <P>Mulailah mensyukuri kehidupan, mensyukuri berkat, kesehatan, keluarga, sahabat, dan sebagainya. </P> <P>Lama kelamaan Anda bahkan bisa bersyukur atas kesusahan dan situasi yang buruk.<BR><BR><B>2. Kebiasaan berpikir positif</B><BR><BR>Hidup kita dibentuk oleh apa yang paling sering kita pikirkan. </P> <P>Kalau selalu berpikiran positif, kita cenderung menjadi pribadi yang yang positif. </P> <P>Ciri-ciri dari pikiran yang positif selalu mengarah kepada kebenaran, kebaikan, kasih sayang, harapan dan suka cita. </P> <P>Sering-seringlah memantau apa yang sedang Anda pikirkan. </P> <P>Kalau Anda terbenam dalam pikiran negatif, kendalikanlah segera ke arah yang positif. </P> <P>Jadikanlah berpikir positif sebagai kebiasaan dan lihatlah betapa banyak hal-hal positif sebagai kebiasaan </P> <P>dan lihatlah betapa banyak hal-hal positif yang akan Anda alami.<BR><BR><B>3. Kebiasaan berempati</B><BR><BR>Kemampuan berhubungan dengan orang lain merupakan kelebihan yang dimiliki oleh banyak orang sukses. </P> <P>Dan salah satu unsur penting dalam berhubungan dengan orang lain adalah empati, </P> <P>kemampuan atau kepekaan untuk memandang dari sudut pandang orang lain. </P> <P>Orang yang empati bahkan bisa merasakan perasaan orang lain, </P> <P>mengerti keinginannya dan menangkap motif di balik sikap orang lain. </P> <P>Ini berlawanan sekali dengan sikap egois, yang justru menuntut diperhatikan dan dimengerti orang lain.</P> <P>Meskipun tidak semua orang mudah berempati, </P> <P>namun kita bisa belajar dengan membiasakan diri melakukan tindakan-tindakan yang empatik. </P> <P>Misalnya, jadilah pendengar yang baik, belajarlah menempatkan diri pada posisi orang lain, </P> <P>belajarlah melakukan apa yang Anda ingin orang lain lakukan kepada Anda, dan sebagainya.<BR><BR><B>4. Kebiasaan mendahulukan yang penting</B><BR><BR>Pikirkanlah apa saja yang paling penting, dan dahulukanlah.</P> <P>Jangan biarkan hidup Anda terjebak dalam hal-hal yang tidak penting sementara hal-hal yang penting terabaikan. </P> <P>Mulailah memilah-milah mana yang penting dan mana yg tidak, </P> <P>kebiasaan mendahulukan yang penting akan membuat hidup Anda efektif dan produktif </P> <P>dan meningkatkan citra diri Anda secara signifikan.<BR><BR><B>5. Kebiasaan bertindak</B><BR><BR>Bila Anda sudah mempunyai pengetahuan, sudah mempunyai tujuan yang hendak dicapai </P> <P>dan sudah mempunyai kesadaran mengenai apa yang harus dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah bertindak. </P> <P>Biasakan untuk mengahargai waktu, lawanlah rasa malas dengan bersikap aktif. </P> <P>Banyak orang yang gagal dalam hidup karena hanya mempunyai impian dan hanya mempunyai tujuan tapi tak mau melangkah.<BR><BR><B>6. Kebiasaan menabur benih</B><BR><BR>Prinsip tabur benih ini berlaku dalam kehidupan. </P> <P>Pada waktunya Anda akan menuai yang Anda tabur. </P> <P>Bayangkanlah, betapa kayanya hidup Anda bila Anda selalu menebar benih 'kebaikan'. </P> <P>Tapi sebaliknya, betapa miskinnya Anda bila rajin menabur keburukan.<BR><BR><B>7. Kebiasaan hidup jujur</B><BR><BR>Tanpa kejujuran, kita tidak bisa menjadi pribadi yang utuh, bahkan bisa merusak harga diri dan masa depan Anda sendiri. </P> <P>Mulailah membiasakan diri bersikap jujur, tidak saja kepada diri sendiri tapi juga terhadap orang lain. </P> <P>Mulailah mengatakan kebenaran, meskipun mengandung resiko. </P> <P>Bila Anda berbohong, kendalikanlah kebohongan Anda sedikit demi sedikit.</P> <P> </P> <P>From mix sources.</P></DIV></DIV>Gede Arthahttp://www.blogger.com/profile/10014338798539607074noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2061812462807992678.post-71414043730138327682011-08-10T18:05:00.000+08:002011-08-11T15:38:04.192+08:00Financial Planner (Perencana Keuangan)<DIV dir=ltr> <DIV style="FONT-FAMILY: 'Comic Sans MS'; COLOR: #000000; FONT-SIZE: 12pt"> <DIV>Financial Planner dapat dibagi 2 secara umum:</DIV> <DIV> </DIV> <DIV> </DIV> <DIV>1. Independent Financial Planners (IFP)</DIV> <DIV> Planners yang tidak bekerja di sebuah institusi perbankan, asuransi,</DIV> <DIV> investasi atau lembaga keuangan lainnya.</DIV> <DIV> Mereka bekerja independen dan mandiri, </DIV> <DIV> dengan ber-fokus pada kepentingan Klien (karena tidak menjual produk).</DIV> <DIV> </DIV> <DIV> </DIV> <DIV> Planners jenis ini memperoleh pendapatan dari "Fee Basis" yang diterima</DIV> <DIV> dari Klien, atas jasa advis, pelayanan dan rekomendasi yang diberikan.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV> </DIV> <DIV> IFP tidak menjual produk investasi atau asuransi atau jenis lainnya,</DIV> <DIV> mereka hanya memberikan rekomendasi sesuai dengan profil, dan kebutuhan</DIV> <DIV> Klien. Mereka wajib memberikan rekomendasi minimal 2 produk dari</DIV> <DIV> lembaga keuangan yang berbeda.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV> </DIV> <DIV> IFP ada yang bergelar CFP, RFC, RFP, RFA, CWM, dan lain-lain gelar.</DIV> <DIV> Ada juga yang tidak bergelar, namun berkualitas dengan melihat track record ybs.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV> </DIV> <DIV> IFP ada yang berbentuk pribadi dan juga berbentuk Firma atau PT atau CV.</DIV> <DIV> Sementara ini banyak yang masih berbentuk pribadi atau perseorangan.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV> </DIV> <DIV> IFP memberikan arahan dan pelayanan secara keseluruhan kepada Klien,</DIV> <DIV> mulai dari Mindset, Cash-flow Management, Protection Program, Education Plan, </DIV> <DIV> Investment Plan, Taxes, Pension Plan, hingga ke Estate Plan. </DIV> <DIV> Tergantung pelayanan yang diminta Klien.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV> </DIV> <DIV> IFP memiliki wadah Independent Financial Planners Club (IFPC) yang beranggotakan</DIV> <DIV> 11 Firma (sementara ini dan ada beberapa firma yang akan mendaftar) a.l.:</DIV> <DIV> - Safir Senduk & Rekan</DIV> <DIV> - Aidil Akbar (AFC)</DIV> <DIV> - Ligwina Hananto (QM)</DIV> <DIV> - Eko Endarto (Finansia)</DIV> <DIV> - Mike Rini Sutikno (MRE)</DIV> <DIV> - Prita Ghozie (ZAP)</DIV> <DIV> - M. Andoko (One Consulting)</DIV> <DIV> - Sri Kurniatun (Kurnia)</DIV> <DIV> - Risza Bambang (Shildt)</DIV> <DIV> - Teja Sari (Tata Dana)</DIV> <DIV> - Freddy Pieloor (MnL)</DIV> <DIV> </DIV> <DIV> </DIV> <DIV> - Taufik Gumulya (TGRM)</DIV> <DIV> - Pandji Harsanto</DIV> <DIV> </DIV> <DIV> </DIV> <DIV> </DIV> <DIV> </DIV> <DIV> </DIV> <DIV> </DIV> <DIV>2. Dependent Financial Planners</DIV> <DIV> Kebalikannya dari IFP.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV> </DIV> <DIV> Mereka bekerja di sebuah lembaga keuangan, dan menjual produk perusahaan</DIV> <DIV> tempat di mana mereka bekerja.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV> </DIV> <DIV> DFP ada yang diberikan gaji oleh perusahaan di mana mereka bekerja,</DIV> <DIV> ada juga yang memakai sistim komisi (bila produk laku, maka komisi keluar).</DIV> <DIV> </DIV> <DIV> </DIV> <DIV> Pelayanan DFP sangat terbatas pada produk yang mereka jual.</DIV> <DIV> Ada beberapa DFP yang memberikan pelayanan tambahan, </DIV> <DIV> namun tidak selengkap IFP.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Mana yang lebih baik?</DIV> <DIV>Klien yang memutuskan, karena masing-masing memiliki plus minusnya.</DIV> <DIV> </DIV> <DIV> </DIV> <DIV> </DIV> <DIV>Salam,</DIV> <DIV>Freddy Pieloor</DIV></DIV></DIV>Gede Arthahttp://www.blogger.com/profile/10014338798539607074noreply@blogger.com0