We are all unique individuals. Kita memiliki anggota tubuh, penampilan, dan pikiran yang berbeda dengan orang lain. So be your self !!!

Tuesday, April 13, 2010

Menyelami Samudera Kehidupan Kita

Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.

Kengerian macam apa yang membayangi anda ketika berhadapan dengan laut
lepas? Seandainya anda kecebur laut yang penuh ombak itu, kira-kira nasib
apa yang akan anda alami? Jangankan kecebur laut, mendengar debur ombaknya
saja rasanya sudah menggetarkan, bukan? Saat membayangkan betapa luas dan
dalamnya lautan, kita sering dihantui oleh pikiran-pikiran yang menyeramkan.

Takut diserang ikan hiu. Takut tenggelam ditelan gelombang. Dan beragam
macam ketakutan lainnya yang membuat hati kita ciut. Lalu, ingatkah anda
bahwa selain untuk menggambarkan laut luas, kita juga menggunakan kata
'Samudera' untuk menggambarkan betapa luas dan misteriusnya kehidupan kita?
Kita menyebutnya 'samudera kehidupan'. Jika demikian, apakah hati kita juga
diliputi kengerian saat membayangkan betapa luas dan dalamnya samudera
kehidupan ini?

Semua kengerian tentang laut benar-benar membanjiri hati istri saya ketika
dia telah mengenakan pakaian khusus penyelam. Maklum, ini adalah penyelaman
pertama yang dilakukannya. Tetapi, kami meyakinkan dirinya bahwa dibawah
sana ada keindahan yang dihamparkan Tuhan bagi mereka yang bersedia untuk
menyelaminya. Keindahan yang tidak pernah bisa kita tatap dari permukaan air

laut yang penuh gelombang dan tamparan ombak beriak-riak. Keindahan yang
hanya bisa kita nikmati, jika kita bersedia untuk menceburkan diri, dan
menyibakkan kengerian yang menyelimutinya.

"Embaknya kok tegang begitu?" goda instruktur diving yang memandu kami.
"Tenang saja,Mbak," katanya lagi. Sembari sekali lagi dia meyakinkan bahwa
diving itu adalah kegiatan yang sangat aman. Saya memegang erat tangan istri

saya untuk mengurangi kecemasan yang mengganggunya. Bagaimanapun juga, untuk

ukuran orang yang pertama kali diving, prestasi istri saya layak diacungi
jempol. Gemetaran sedikit masih bisa dimaklumi.

"Takut ya?" tiba-tiba saja penyakit iseng saya kambuh. Istri saya hanya
mencibir sambil menambah kencang pegangan tangannya ketika boat yang membawa

kami meluncur semakin jauh ke tengah laut. Dan ketika tiba saatnya untuk
menyelam, tidak ada lagi kesempatan untuk berpegangan tangan dengan saya.
Sehingga dia harus benar-benar percaya bahwa dia bisa menyelam bukan hanya
sekedar aman, tetapi juga menyenangkan. Didalam air, saya tidak melihat
ketegangan menyelimuti dirinya. Mungkin beragam ikan warna-warni yang
mengerubutinya telah memakan habis ketegangan itu. Meski tanpa kata, saya
bisa merasakan bahwa istri saya sangat menikmatinya. Sampai-sampai kantong
plastik berisi roti yang menjadi umpan ikan terlepas dari tangannya. Seekor
ikan besar menyambar dan membawanya pergi. Untung instrukturnya berbaik hati

memberikan umpan miliknya sehingga istri saya masih bisa merayu ikan-ikan
itu untuk datang mendekat.

Setelah penyelaman itu, sama sekali tidak terlihat ketegangan yang
sebelumnya saya baca diseluruh tubuhnya. Yang ada hanya tawa dan cerita ini
itu tentang pengalaman menakjubkan yang baru saja didapatkannya. Terlebih
lagi tentang ikan besar yang memiliki dua gigi menonjol dimulutnya. Istri
saya bilang, ikan itu cantik. Bahkan dia mengatakan kalau ikan itu seperti
memiliki alis mata yang diukir. Juga tentang pesona ikan- ikan yang cantik
seolah mengenakan kosmetik. Serta sejuta kisah lainnya dalam penyelaman itu.

Diam-diam, saya bertanya pada diri sendiri;"pergi kemana semua kengerian
yang pernah menakuti dirinya?"

Tiba-tiba saja, saya jadi teringat akan Samudera Kehidupan kita. Mengingat
betapa luasnya ia, kita sering ngeri dibuatnya. Kita sering dibayangi oleh
ketakutan akan ada hal-hal mengerikan dalam hidup kita, seperti kita takut
akan ada hiu yang siap menyerang. Mengingat betapa misteriusnya dia, kita
sering khawatir atas apa yang akan terjadi esok. Mengingat betapa penuh
teka-tekinya dia, kita sering tidak berani melakukan sesuatu untuk menemukan

keindahan hidup yang sesungguhnya. Seperti ketakutan yang menyelimuti hati
istri saya ketika dia harus terjun ke laut lepas. Padahal, seandainya dia
memutuskan untuk tidak melakukannya, maka dia tidak akan pernah bisa
bercerita tentang alis mata ikan-ikan yang memanjakannya itu.

Ketika membayangkan untuk terjun ke laut, istri saya begitu takut. Namun,
setelah menyelam kedalamnya, dia seolah enggan untuk kembali ke perahu.
Karena ternyata, didalam laut yang membuat kita takut itu, terdapat
keindahan yang tiada terlukiskan. Ketika membayangkan untuk terjun kedalam
samudera kehidupan, kita sering begitu takut. Kita takut tidak bisa menyelam

didalamnya. Kita takut terseret gelombangnya. Kemudian tenggelam. Dan tidak
bisa kembali ke permukaan. Padahal, boleh jadi; dikedalaman samudera
kehidupan kita yang penuh misteri itulah keindahan hidup kita tersimpan.
Sebab, seperti kita memandang lautan dari atas; kita hanya mampu melihat
deburan ombak dan hamparan gelombang. Kita sama sekali tidak bisa melihat
keindahan yang mereka sembunyikan dibawahnya. Demikian pula halnya dengan
hidup kita. Jika kita hanya berani memandang permukannya saja; mungkin kita
hanya bisa melihat gelombang-gelombang yang mendebarkan. Kita sama sekali
tidak bisa melihat apa yang disembunyikan didalam gelombang kehidupan itu,
jika kita tidak bersedia untuk masuk kedalamnya.

Sungguh, laut itu indah. Namun, keindahan sesungguhnya hanya bisa kita
temukan ketika kita menyelam masuk kedalamnya. Sungguh, hidup ini indah.
Namun, boleh jadi keindahan hidup sesungguhnya hanya bisa kita temukan
ketika kita bersedia benar-benar menceburkan diri kedalam kehidupan itu
sendiri. Sebab, seperti apa yang kita alami sewaktu menyelam. Pemandangan
didalam air, sungguh sangat berbeda dari apa yang terlihat dipermukaan. Oleh

karena itu, untuk menemukan keindahan sesungguhnya dari hidup ini,
barangkali; tidaklah cukup hanya dengan melihat dan menjelajahnya
dipermukaan saja. Barangkali, kita harus bersedia 'menahan nafas' lalu
terjun kedalam. Meskipun beresiko. Sekalipun pada awalnya tidak nyaman.
Namun, ketika kita sudah sampai kedalam, kita akan menemukan sejatinya
sebuah keindahan. Dan begitu kita berhasil menemukannya, kita menjadi tahu
bahwa keindahan itu tidak bisa didapatkan jika kita bersikukuh untuk tetap
tinggal dipermukaan.

Mari Berbagi Semangat!

Dadang Kadarusman
Natural Intelligence & Mental Fitness Learning Facilitator
http://www.dadangka darusman. com/
Talk Show setiap Jumat jam 06.30-07.30 di 103.4 DFM Radio Jakarta

Catatan Kaki:
Kita sering menilai hidup ini dari tampak luarnya yang penuh dengan gelombang. Padahal seperti laut, keindahan sesungguhnya dalam hidup akan ditemukan ketika kita bersedia menyelaminya.

No comments: