Rendahnya bunga tabungan dan deposito sementara disisi lain penghasilan yang sepertinya selalu ketinggalan dan tidak mampu mengejar tujuan-tujuan keuangan yang telah kita susun sebelumnya, memaksa kita untuk berpikir dan bertindak lebih bijak mencari alternatif bentuk investasi lain. Sebagai gambaran uang di tabungan baru tidak akan tergerus jika saldonya minimal Rp 6 juta. Karena pada level itu, biaya administrasi dan bunga mencapai titik keseimbangan.
Instrumen investasi apa saja yang tersedia buat kita agar tercapai tujuan-tujuan keuangan yang telah kita buat ? Yang dapat dimengerti oleh kita, dimana pengetahuan kita tentang investasi terbatas, waktu terbatas, dan dana terbatas. Pokoknya semuanya serba TERBATAS . Oiya, tetapi harus liquid (artinya mudah di konversi ke cash) dan returnnya lebih tinggi dari tabungan.
Reksadana lah jawabannya. Reksadana muncul karena umumnya pemodal mengalami kesulitan melakukan investasi sendiri pada berbagai macam instrumen surat berharga. Terbatasnya pengetahuan pemodal yang membuat kesulitan dalam melakukan berbagai analisa dan memonitor kondisi pasar secara terus menerus yang sangat menyita waktu. Kesulitan lain adalah dibutuhkannya dana yang relatif besar untuk dapat investasi pada instrumen surat berharga tersebut.
Secara umum reksadana utama yang ditawarkan Manajer Investasi (MI) di Indonesia dibagi dalam 4 jenis kategori yaitu :
Reksadana Pasar Uang
Reksadana Pasar Uang adalah reksadana yang menempatkan 100% dana kelolaan pada instrumen pasar uang. Yaitu instrumen utang jangka pendek yang tak lebih dari setahun. Misalnya, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito, atau obligasi yang akan jatuh tempo kurang dari setahun. Instrumen Pasar Uang – kecuali obligasi berumur kurang dari setahun – tidak diperjualbelikan. Oleh karena itu (Nilai Aktiva Bersih) NAB reksadana ini tidak berubah-ubah atau tetap. Keuntungan yang Anda terima tidak tercermin dari NAB, melainkan dalam bentuk tambahan jumlah Unit Penyertaan (UP) milik Anda.
Dengan karakteristik seperti ini, reksadana pasar uang cocok bagi mereka yang terbiasa berinvestasi di deposito. Produk ini juga pas buat pemodal yang beriorientasi jangka pendek dan jenis pemodal yang mempunyai toleransi resiko rendah (konservatif). Tentu saja para pemodal mesti maklum bila hasil investasi reksadana ini tak berbeda jauh dari deposito. Soalnya, reksadana pasar uang menempatkan sebagian dana pemodal ke deposito bank.
Reksadana Pendapatan Tetap
Reksadana pendapatan tetap adalah reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari porfolionya yang dikelola Manajer Investasi (MI) dalam efek bersifat utang. Dengan membeli surat utang, MI akan mendapatkan bunga secara rutin. Inilah maksud "pendapatan tetap" : nilai bunga yang diterima oleh MI dan penerbit obligasi selalu tetap sampai jatuh tempo.
Meski begitu, bukan berarti NAB reksadana ini juga selalu tetap. Asal Anda tahu, obligasi juga lazim diperjualbelikan di pasar modal. Pada saat tertentu harga obligasi naik, pada saat yang lain harganya turun. Nah, fluktuasi harga surat utang ini mempengaruhi NAB reksadana, dan pada gilirannya mempengaruhi harga UP.
Meski dalam kondisi normal fluktuasi NAB reksadana pendapatan tetap tak sebesar reksadana saham, sebaiknya Anda juga menjadikan reksadana obligasi ini sebagai instrumen investasi jangka menengah, 1-3 tahun. Dengan strategi seperti ini, pemodal reksadana pendapatan tetap kemungkinan akan terhindar dari kerugian akibat fluktuasi harga obligasi dalam jangka pendek.
Reksadana pendapatan tetap ditujukan bagi pemodal yang mempunyai toleransi resiko menengah (moderate)
Reksadana Saham
Sesuai namanya, reksadana saham adalah reksadana yang menempatkan mayoritas dana pemodal dalam instrumen saham. Gampangnya, MI reksadana saham menggunakan uang Anda untuk berinvestasi dalam bentuk saham. NAB reksadana saham bergerak seiring perubahan harga saham yang telah dibeli MI (portofolio) di bursa. Jika harga-harga saham tersebut naik, NAB juga meningkat. Begitu pula sebaliknya; saat harga saham turun, NAB reksadana ikut melorot. Berhubung NAB reksadana saham gampang naik turun, harga UP juga fluktuatif. Jika Anda menjual UP ketika harganya relatif lebih rendah dibandingkan saat Anda membeli, Anda akan merugi dan sebaliknya.
Oleh sebab itu, reksadana saham hanya cocok untuk investasi jangka panjang, minimal 5 tahun. Dalam jangka panjang, umumnya harga-harga saham meningkat sehingga Anda juga bisa berharap NAB reksadana saham juga naik.
Reksadana saham ini ditujukan untuk mereka yang mempunyai toleransi resiko tinggi (agresif).
Reksadana Campuran
Reksadana campuran merupakan reksadana yang menginvestasikan dananya pada saham, obligasi dan deposito sekaligus. Gampangnya, ini reksadana gado-gado. Penempatan dananya bisa di saham, surat utang atau obligasi, deposito dan instrumen investasi lainnya. Komposisinya pun bisa sangat fleksibel. Dengan membeli reksadana campuran, pemodal berkesempatan memperoleh imbal hasil dari berbagai macam instrumen investasi.
Biasanya tingkat keuntungan yang diberikan reksadana campuran bisa lebih tinggi ketimbang reksadana pasar uang dan pendapatan tetap, bahkan seringkali hampir menyamai imbal hasil di reksadana saham. Dilain pihak, resiko reksadana ini boleh dibilang tidak sebesar reksadana saham. Sebab, MI bisa leluasa memutar dana di segala situasi. Nah, oleh karena itu, pemodal bisa memilih reksadana campuran ini sebagai alternatif reksadana saham.
Disclaimer : Pemodal reksadana perlu menyadari bahwa reksadana mengandung risiko dan kinerja masa lalu bukan merupakan jaminan dan tidak harus menunjukkan kinerja masa yang akan datang.
Referensi :
Tabloid Kontan
REKSADANA (Solusi Perencanaan Investasi di Era Modern) oleh Eko Priyo Pratomo
Uliel Siregar
No comments:
Post a Comment