We are all unique individuals. Kita memiliki anggota tubuh, penampilan, dan pikiran yang berbeda dengan orang lain. So be your self !!!

Thursday, November 10, 2011

TIDAK SEMUA ORANG BISA ATAU PERLU MEMBELI POLIS ASURANSI JIWA

 
Dalam membuat perencanaan keuangan kompeherensif untuk klien-klien, saya selalu membuat perencanaan manajemen risiko dengan proteksi/asuransi untuk mencapai tujuan keuangannya. Namun karena satu atau lain hal ada beberapa klien saya yang tidak dapat memiliki asuransi jiwa. Karena pada dasarnya Penanggung tidak akan besedia menanggung tertanggung yang memiliki potensi besar atau risiko besar.
 
Ada beberapa hal yang dapat mengakibatkan seseorang tidak dapat memiliki polis asuransi jiwa:
 
1. Alasan Kesehatan
 
Penanggung atau perusahaan asuransi seringkali menolak pemohon asuransi jiwa jika ada alasan kesehatan, misalnya karena klien tersebut mempunyai penyakit hepatitis, AIDS atau penyakit lain yang mengakibatkan ditolaknya permohonan asuransi jiwa dari klien.
 
Bila klien bertubuh besar (overweight) atau terlalu kurus (underweight) atas alasan itu biasanya penanggung meminta pemohon asuransi jiwa untuk melakukan tes kesehatan. Dari pemeriksaan kesehatan tersebut penanggung akan memberikan laporan atas surat permohonan asuransi jiwa yang diajukannya. Ada beberapa jawaban yang diberikan oleh penanggung atas permohonan tersebut:
 
Penanggung menerima permohonan tersebut,
Penanggung menolak permohonan asuransi jiwa yang diajukan oleh pemohon,
Penanggung menerima permohonan tersebut dengan tambahan ekstra premi dari pemohon,
Penanggung menerima permohonan tersebut dengan pengecualian atas klaim jiwa atau kesehatan atas penyakit yang eksisting (pernah diderita).
 
2. Alasan Usia
 
Ada beberapa teman-teman saya yang bilang ini adalah faktor U (hehehe..). Premi asuransi jiwa dipengaruhi oleh beberapa perhitungan, pertama dari tabel mortalita (usia tertentu menunjukan premi tertentu), kedua adalah jumlah Uang Pertanggungan yang dibutuhkan.
 
Contoh kasus 1 :
 
Untuk yang sudah berusia lanjut diatas 70 tahun biasanya mereka yang sudah di usia tersebut tidak mempunyai tanggungan lagi dan sudah tidak memerlukan perlindungan atau proteksi lagi.
 
Contoh kasus 2 :
 
Diketahui seorang ayah bekerja sebagai manager di perusahaan swasta dengan penghasilan kotor per bulan 25 juta rupiah dan pengeluaran 15 juta per bulan.
 
Bapak ini berusia 49 tahun, anak terakhir berusia 7 tahun, bapak ini ingin memproteksi keluarganya sampai anak terakhir berusia 22 tahun.
 
Maka ia membutuhkan proteksi selama 15 tahun.
 
Sesuai dengan tulisan saya bagaimana menghitung UP asuransi jiwa Bapak ini dengan perhitungan : http://pandjiharsanto.wordpress.com/2011/06/23/cara-menghitung-uang-pertangungan-asuransi-jiwa/
 
Human Life Value membutuhkan Uang Pertanggungan 4.500.000.000 (4,5 Milyar)
Based Income Value membutuhkan Uang Pertanggungan 5.000.000.000 (5 Milyar)
Survival Based Value membutuhkan Uang Pertanggungan 2.700.000.000 (2,7 Milyar)
Maka secara kasarnya apabila Bapak ini berencana untuk memiliki polis asuransi jiwa berjangka kontrak 15 tahun dengan UP 2,7 Milyar maka untuk premi per tahun adalah sekitar 33,4 juta.
 
Dengan usia masuk diatas 40 tahun UP diatas 1 Milyar memerlukan pemeriksaan yang cukup kompleks maka bisa kemungkinan adanya ekstra premi atas permohonan polis yang diajukan. Hal ini dapat mengurangi niat bapak tersebut untuk membeli asuransi tersebut karena: pertama preminya yang terlalu besar yaitu 33,4 juta pertahun atau 1,3 kali penghasilan bulanan nya. Kedua karena adanya proses pemeriksaan kesehatan yang mengkibatkan timbulnya ekstra premi.
 
Bagaimanapun akhirnya bapak ini membeli polis tersebut karena beliau memahami pentingnya proteksi bagi keluarganya.
 
3. Alasan tanggungan
 
Tidak tepat rasanya jika anak kita membeli polis asuransi jiwa atau bagi yang belum memiliki tanggungan dan penghasilan untuk membeli polis asuransi jiwa.
 
Karena hakikatnya asuransi jiwa bertujuan untuk mentransfer risiko finansial pada suatu keluarga. Jadi dalam hal ini asuransi jiwa sangat tepat bagi mereka yang memiliki tanggungan dan memiliki penghasilan. Sehingga bila terjadi risiko pada si pencari nafkah maka perusahaan asuransi yang akan menggantikan sejumlah uang pertanggungan kepada ahli warisnya.
 
Dari beberapa alasan diatas dapat kita simpulkan beberapa hal:
 
Belilah polis asuransi sesuai dengan kebutuhan keuangan, sesuaikan dengan penghasilan dan pengeluaran bulanan (mana yang paling optimal),
 
Selagi muda dan selagi sehat untuk mempercepat memiliki polis asuransi,
 
Bila kita ditolak perusahaan asuransi tidak perlu berkecil hati, segera membangun aset aktif untuk mendapatkan pasif income bagi keluarga yang kita tinggalkan,
 
Selalu mereview kebutuhan uang pertangungan yang dimiliki tiap 1 tahun sekali.
 
 
Semoga yang saya sampaikan dapat bermanfaat dan diimplementasikan dalam membuat perencanaan keuangan keluarga Anda.
 
 
 
Best Regard,
 
Pandji Harsanto, SE, RFA®
Gedung Prijadi Praptosuhardjo III lantai 3
Jl. Budi Utomo Nomor 6 Jakarta Pusat
085697359500 , 08170778989
02183211555
twitter : @pandjiharsanto
PIN BB :22D3A6D0

No comments: