We are all unique individuals. Kita memiliki anggota tubuh, penampilan, dan pikiran yang berbeda dengan orang lain. So be your self !!!

Thursday, October 7, 2010

Tujuan dan Landasan Yadnya

Om Swastyastu,

 

Sebenarnya aturan tentang pelaksanaan sebuah upacara agama sudah banyak di bahas panjang lebar, 

baik yang tersurat di dalam sastra maupun hasil interpretasi melalui kajian-kajian.

Sebagai bahan review kembali saya mencoba untuk mengetengahkan hal-hal yang berkaitan dengan upacara agama, yakni:

 

Tujuan pokok Yajna antara lain:

 

1. Untuk menjabarkan dan menyebarluaskan ajaran Veda yang bersifa rahasia

 

2. Sebagai sarana menyebrangkan Atma untuk mencapai Moksha

 

3. Sebagai sarana untuk menyampaikan permohonan kepada Hyang Widhi

 

4. Sebagai sarana untuk menciptakan keseimbangan (tri hita karana)

 

5. Sebagai sarana untuk menciptakan suasana kesucian dan penebusan dosa

 

6. Sebagai sarana pendidikan yang bersifat praktis (Ida Pandita Mpu Jaya Wijayananda, 2004: 11).

 

 

Landasan Yajna:

 

Setiap Yajna yang ingin dibuat /diadakan harus memenuhi kriteria yang terdapat dalam Veda.

Hal ini dimaksudkan agar yajna tersebut berkualitas sattvam.

Karena hanya kualitas yajna yang sattvamlah yang dapat menghantarkan orang yang mengadakan yajna mencapai kemanunggalan dengan Brahman.

 

Adapun landasan yajna sesuai dengan Manavadharmasastra, VII.10 :

 

1. Iksa yaitu tujuan yang ingin dicapai melalui yajna tersebut harus jelas

 

2. Sakti yaitu harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan yang dimiliki, baik kualitas SDM maupun pendanaannya

 

3. Desa yaitu sesuai dengan tempat dimana yajna itu akan dilakukan, lokal genius harus dihargai sehingga tidak ada kesan pemaksaan

 

4. Kala yaitu keadaan wilayah dan masyarakat harus diperhatikan sehingga yajna tersebut efektif dan efisien serta bermanfaat positif

 

5. Tattva yaitu harus merujuk pada ketentuan sastra agama baik Sruti, Smrti, maupun Nibandha.

 

 

Disamping hal tersebut di atas, agar yajna tersebut berkualitas sattvam harus memenuhi standar / mutu,

seperti apa yang telah ditetapkan dalam Bhagavadgita, XVII. 11-14 :

 

* Sraddha yaitu dilakukan dengan penuh keyakinan dan kemantapan hati

 

* Sastra yaitu sesuai dengan petunjuk sastra

 

* Gita yaitu terdapat lagu-lagu pujian kepada Hyang Widhi

 

* Mantra yaitu terdapat doa-doa pujian yang dihaturkan untuk memuliakan Hyang Widhi

 

* Lascarya yaitu dilakukan dengan penuh kesadaran dan ketulusan hati

 

* Daksina yaitu pemberian penghormatan berupa Rsi Yajna kepada Sang Sadhaka (pandita / pinandita)

 

* Annaseva yaitu menjamu dengan senang dan tulus setiap tamu dengan makanan dan minuman yang menyehatkan badan dan rohani

 

* Nasmita yaitu tidak ada unsur pamer atau jo-joran.

 

 

Tujuan Upacara

 

Secara umum tujuan diadakannya upacara menyangkut empat hal yaitu:

 

1.                  Yang bersifat umum dan kepercayaan adalah untuk melenyapkan pengaruh yang kurang baik, mengundang atau menambahkan pengaruh-pengaruh yang baik dan memberikan kekuatan untuk memperoleh tujuan hidup sekala-niskala sebagai pernyataan umum yang dimaksud menurut tujuan upacara itu sendiri

 

            2.        Sebagai pembinaan moral (budhi) sehingga memungkinkan berkembangnya sifat-sifat welas asih dan pengampunan, tahan uji, bebas dari iri hati,                                meningkatnya kesucian rohani, wajar dan tenang dalam menghadapi segala cobaan hidup, suka berderma dan tidak rakus / lobha

 

            3.        Untuk pengembangan kepribadian dari Avidya (kegelapan hati) menuju Vidya (memiliki pengetahuan) menuju Vijnana (bijaksana) menuju Kstrajna                             (kesadaran ilahi)

 

            4.        Untuk pengembangan spiritual sehingga terbebasnya Atma dari belenggu samsara atau manunggaling kawulo lan gusti.

 

 

Semestinya setiap drsta mengacu kepada aturan yang lebih tinggi kedudukannya, semisal aturan RT tidak boleh bertentangan dengan aturan RW dan demikian seterusnya. Jika aturan yang dibuat tidak sesuai dengan aturan yang lebih tinggi maka masalah-masalah akan sering terjadi. Ini berarti bahwa banyak sekali drsta (Kula drsta, Kuna drsta, Loka drsta) sudah tidak bisa diterapkan dengan kondisi kehidupan kita saat ini. Harus diadakan penyesuaian kembali tentunya dengan pertimbangan "pang pada payu atau pang pada gelahang” alias win win solution.

 

Rahayu

IWS

 

 ___________________

" Hand on work but heart on God "---->>Serve with love by: I W Sudarma

 

 

No comments: