We are all unique individuals. Kita memiliki anggota tubuh, penampilan, dan pikiran yang berbeda dengan orang lain. So be your self !!!

Friday, February 25, 2011

"KATA-KATA ANDA adalah NASIB ANDA"

Tidak pernah terpikirkan sebelumnya, bahwa kekayaan, kesusksesan dan
keberlimpahan sebenarnya berasal dan bersumber dari apa yang Anda katakan
dalam "KATA-KATA" Anda setiap saat di sepanjang perjalanan kehidupan Anda.

Sungguh sayapun baru tersadar secara penuh dalam 4 hari ini, bahwa betapa
DAHSYAT"nya "KATA-KATA" yang terlontar dari mulut kita.

Dalam pengamatan saat perbincangan dengan banyak orang, yang saya ketemukan
adalah "CERMIN PRIBADI & NASIB" orang tesebut.

Pemilihan "KATA" dan "INTONASI" serta "JIWA" dari suara yang dikeluarkan
seseorang cukup me-refleksi-kan "Bagaimana Keadaan Dirinya!".

Sulit sekali menemukan "Suara Sumbang & Loyo" dalam perbincangan dengan
Orang Sukses dan Sejahtera, sekarang dan masa depan.

Tidak terdengar "KATA" negatif atau tidak berdaya dari ucapan seseorang yang
"SUKSES" dan "KAYA".

Sangat banyak orang yang berubah dan mencapai Kesuksesan, Kekayaan dan
Keberlimpahan hanya karena memulai memilih "KATA-KATA" yang memberdayakan
(positip), penuh energi (kuat) dan menggelorakan (membangkitkan) dalam
kehidupannya sehari-hari.

Jadi mulailah memilih "KATA" yang benar dan tepat, dan ucapkanlah dengan
sepenuh jiwa, kepada diri Anda dan siapapun yang Anda temui dimanapun dan
kapanpun.

"KATA" Anda adalah "CERMIN & NASIB" Anda, jadi bila Anda belum memiliki
KATA" yang berenergi untuk diucapkan lebih baik Anda diam ("Silent is Golden
).

Mulailah hari ini untuk memilih "MENU KATA" yang membuat Anda bertambah
KAYA" dan "SUKSES".

Selamat menata masa depan dengan menata "KATA" Anda.


Salam,
Freddy Pieloor
www.MONEYnLOVE.com

Friday, February 18, 2011

Bagaimana Pemimpin Komunikasikan Penugasan

Memotivasi anak buah dan melakukan komunikasi penugasan merupakan esensi
dari tugas pemimpin untuk "menggerakkan" mereka menuju tujuan organisasi,
dan dalam jangka yang lebih panjang untuk mencapai visi.

Agar pemimpin dapat memotivasi anak buah dengan lebih mudah, diperlukan
kemampuan menunjukkan "makna" pekerjaan yang akan dilakukan dan menunjukkan
keuntungan" yang akan diraih. Akan tetapi, tidak semua keuntungan "masa
depan" dapat dinyatakan dengan mudah. Perlu kepandaian berkomunikasi untuk
menggambarkan peluang pencapaian di masa depan secara meyakinkan. Tantangan
seperti inilah yang dihadapi pemimpin masa kini: bagaimana mengubah pola
pikir jangka pendek menjadi jangka panjang, yang berarti dituntut kemampuan
untuk menggambarkan "skenario keberhasilan masa depan".

Kadangkala anak buah kehilangan motivasi karena tidak dapat melihat "makna"
dan "keuntungan" dari apa yang sedang dilakukan. Dalam kondisi seperti ini,
pemimpin perlu memberikan "tanda-tanda" kemajuan dan keberhasilan yang telah
dicapai, untuk mengembalikan kepercayaan diri mereka.

Dalam kondisi stagnan dan timbul banyak masalah, peran pemimpin beralih
untuk memberikan dukungan nyata terhadap proses penyelesaian masalah.
Maksudnya agar anak buah tetap dapat mempertahankan semangat kerja dan dapat
melihat peluang perbaikan, yang bermuara kepada kembalinya kepercayaan dan
motivasi diri.

Salah satu upaya memotivasi adalah pengembangan diri anak buah agar mampu
memimpin diri sendiri. Proses pembentukan "kepemimpinan diri sendiri" setiap
anak buah tidak mudah, dan akan lebih cepat terbentuk jika terdapat
keteladanan, menyediakan sarana introspeksi diri yang komprehensif dan
menciptakan iklim kerja yang kompetitif.

Penerapan pola kepemimpinan berdasarkan motivasi ini mengharuskan kerendahan
hati pemimpin untuk menerima kenyataan bahwa kontribusi setiap orang dinilai
tidak hanya dari "posisi" dalam hirarki organisasi saja, tetapi justru dari
peran" yang dimainkan.

Pemimpin juga memiliki tanggung jawab untuk menjadi "direction setter" dan
menjadi "energizer" melalui kemampuan untuk menjaga kehadiran antusiasme
secara berkesinambungan. Pemimpin tidak berhenti pada upaya "menjaga arah"
saja, tetapi juga mempertahankan dan bahkan meningkatkan semangat dalam
menjalani arah yang telah digariskan, dengan menunjukkan rasa antusias
secara berkesinambungan. Jika semangat pemimpin mengendor, yang terjadi
adalah penurunan motivasi. Apabila tidak segera diselesaikan, hal ini dapat
merembet ke jajaran sumber daya manusia lainnya dan yang muncul kemudian
adalah degradasi motivasi di level organisasi.

Dalam kehidupan berorganisasi, motivasi juga dapat ditingkatkan jika
pemimpin menunjukkan kepercayaan kepada kapabilitas dan kearifan judgment
anak buahnya. Pemimpin memberikan kebebasan hingga derajat tertentu kepada
anak buah untuk membuat keputusan sendiri, karena telah dianggap memiliki
kemampuan evaluasi manajerial dan operasional yang memadai. Dengan kemampuan
ini mereka dianggap memiliki "kebijaksanaan" dalam menentukan apa yang harus
dilakukan atau yang harus dihindari. Namun pemimpin terlebih dahulu harus
menganalisa kesiapan dan keluasan wawasan anak buah.

Motivasi untuk berkembang merupakan penggerak yang kuat dalam mengembangkan
kemampuan memimpin anak buah. Akan tetapi, jangan sampai setelah memiliki
kemampuan ini anak buah menjadi congkak. Jika tidak dipantau dan diarahkan
dengan benar, kecongkakan ini akan memutuskan hubungan anak buah dengan
realitas kehidupan berorganisasi yang sebenarnya dan mengakhiri rasa hormat
kepada pemimpin mereka. Akibatnya, tidak hanya pemimpin yang kehilangan
pengikut", tetapi anak buah juga telah merusak diri karena terjebak dalam
istana yang dibentuknya sendiri.

Komunikasi Penugasan

Selain mengemban tanggung jawab pembentukan motivasi anak buah, seorang
pemimpin juga memiliki tanggung jawab untuk dapat memberikan perintah
penugasan melalui pola komunikasi yang sesuai. Hal ini terutama bertujuan
untuk menyingkirkan kesan "menggurui", tetapi tetap dapat mencapai sasaran
yang diinginkan. Bagaimanakah sebaiknya cara untuk menimbulkan keyakinan
diri? Dan pola semacam apakah yang tepat untuk diterapkan bagi kondisi anak
buah yang beragam karakternya?

Komunikasi penugasan dapat secara efektif dilaksanakan jika pemimpim mampu
berperan sebagai "pembimbing" dalam artian yang sesungguhnya, yaitu yang
mampu menerapkan pendekatan yang tepat untuk mempengaruhi anak buahnya.
Pemilihan pendekatan komunikasi penugasan harus pula disesuaikan dengan
situasi dan kondisi yang dihadapi. Seorang pemimpin yang bijaksana sebaiknya
tidak menentukan "satu" pendekatan untuk semua anak buah, melainkan memiliki
fleksibilitas dalam pemanfaatan pendekatan yang satu ke pendekatan yang
lainnya, karena perbedaan karakter anak buah serta spesifikasi aspek-aspek
organisasi lainnya.

Dalam memberikan komunikasi penugasan, seorang pemimpin dapat menggunakan
pendekatan "persuasi" dan lebih mengutamakan "ajakan", bukan perintah.
Dengan demikian terdapat unsur pemberian kebebasan untuk mengambil keputusan
yang tentunya diberikan jika anak buah telah memiliki kedewasaan berpikir.
Komunikasi yang bersifat ajakan ini dapat juga dimanfaatkan jika ingin
memperoleh dukungan secara sukarela. Tentu saja, agar dapat menerapkan pola
ajakan dan persuasi seperti ini, harus mempertimbangakan derajat kepentingan
dari permasalahan yang menjadi topik pembahasan dan keterbatasan waktu yang
dihadapi. Juga harus dilengkapi dengan pemberian dukungan nyata secara
berkesinambungan, serta keterbukaan terhadap kemungkinan kendala yang akan
dihadapi oleh anak buah.

Sebenarnya, pemimpin tidak selalu harus menggunakan pola persuasi dan ajakan
Ada kalanya seorang pemimpin justru dituntut untuk menggunakan pendekatan
instruksi atau pemberian perintah. Keharusan ini terjadi jika tingkat
urgency" sudah semakin tinggi dan diperlukan pelaksanaan tugas secara cepat.


Sebaiknya, jika pemimpin memberikan perintah penugasan kepada anak buah,
sebaiknya juga mengikutsertakan alasan betapa pentingnya pelaksanaan tugas
tersebut. Tujuannya agar anak buah segera dapat menerima apa yang ditugaskan
dengan sepenuh hati.

Kepemimpinan menuntut kemampuan untuk mengevaluasi dan menentukan secara
praktis, kapan saatnya menggunakan pendekatan ajakan dan kapan harus
memanfaatkan pendekatan pemberian instruksi dan perintah.

Sumber : Jakarta Consulting Group



Dirilis Kembali oleh :

RKY REFRINAL PATIRADJAWANE

refrinal@research-indonesia.com

Wednesday, February 16, 2011

Tips Instant Mengelola Pikiran dan Perasaan

By Putera Lengkong

Hari ini adalah ulang tahun saya. Dua tahun yang lalu pada tanggal yg sama,
saya bertanya pada diri sendiri "Pilih mana: pekerjaan sebagai seorang
professional (karyawan) yg dibayar tinggi setiap bulannya ATAU menjadi
seorang entrepreneur (wirausaha) yg harus menentukan sendiri berapa
pendapatan setiap bulannya dan bisa saja tidak menentu?"

Pagi ini ketika saya teringat keputusan yg saya ambil dan tekadkan 2 tahun
yg lalu, saya bersyukur! Sungguh luar biasa pencapaian yg saya raih hingga
hari ini. Ketika itu, orang-orang mengatakan saya sinting, ga waras: "Sudah
mau married koq memutuskan berhenti dari pekerjaan, istri mau dikasih makan
apa, bagaimana kamu menjamin kehidupan keluarga nantinya?" Orang tua
meragukan keputusan saya tersebut. Bahkan calon istri menjadi kuatir dengan
pilihan saya tersebut.

Flash back sedikit, keputusan saat itu diambil karena PASSION pada profesi
yg saya putuskan utk geluti. Mungkin terdengar lucu tetapi itulah, PASSION
dan KOMITMEN yang kuat pada profesi tersebut membuat saya memantapkan
pilihan menjadi seorang entrepreneur.

Saya akui tidak mudah ketika berganti profesi dan memang saat itu saya
mengalami masa-masa terkelam dalam hidup saya, termasuk biaya pernikahan
harus saya cicil 6x.

Tetapi saya belajar bahwa pencapaian luar biasa hingga hari ini adalah
karena pengelolaan pikiran dan perasaan yg EFEKTIF dan itulah yg ingin saya
sharing-kan. Pengelolaan pikiran dan perasaan yg EFEKTIF membuat saya tetap
termotivasi dan berada dalam performa puncak.

TIPS 1: SAYA

Ya, SAYA, bukan KITA, bukan KAMU, bukan ORANG LAIN. Saya yg secara sadar
berpikir, saya yg berkata-kata/berucap/memilih kata-kata yg mau saya ucapkan
saya yg melakukan/bertindak, seharusnya sayalah juga yg bertanggung jawab
atas hasilnya/pencapaian saya tersebut.

Tetapi seringkali ketika tidak mencapai hasil yg diinginkan, 'saya' mulai
menyalahkan atasan yg kurang perhatian, bawahan yg tidak support, rekan
kerja yg cuek, situasi kondisi penetrasi pasar yg sulit, daya beli
masyarakat melemah, peraturan pemerintah yg tidak kondusif, kompetitor yg
menggurita, de-el-el. Ketika berhadapan dengan klien, pelanggan, nasabah,
seringkali kita mendengar: "Dasar nasabah bawel! Dasar klien yg tidak tahu
aturan! Dasar pelanggan tidak tahu diri, maunya menang sendiri! Gara-gara
kamu, saya jadi bete! Gara-gara kamu, mood kerja saya jadi jelek seharian
ini!"

Lah, kalau begitu, mood saya, bete saya, perasaan saya, diatur oleh pihak
eksternal dong?! "Kan gara-gara mereka, saya tidak capai target! Gara-gara
mereka, saya jadi bete!"

Ketika anda mulai tidak in-control atas diri anda, berarti anda perlahan
mulai membiarkan pihak lain yg in-control atas diri anda.

Seperti cerita berikut:

Seorang pasien di RSJ yg menganggap dirinya adalah sebutir jagung dan takut
utk keluar RSJ karena akan bertemu dengan ayam-ayam yg pasti akan mematuk
dan memangsa dirinya.

Tahun demi tahun dilakukan terapi untuk mengembalikan kepercayaan dirinya
dan menyadarkan bahwa dirinya adalah seorang manusia.

Tahun pertama, dia masih menganggap dirinya sebagai sebutir jagung dan takut
utk keluar RSJ. Tahun kedua, mulai ada kemajuan, walau dia masih menganggap
dirinya sebutir jagung, tapi sudah berani utk berjalan-jalan di areal
sekitar RSJ. Tahun ketiga, berani keluar areal RSJ dengan ditemani seorang
perawat walau masih sangsi apakah dirinya benar-benar seorang manusia. Tahun
keempat, dia mulai percaya bahwa dirinya adalah seorang manusia.

Di akhir tahun keempat, dokter yang puas akan kemajuan pasien tersebut,
merekomendasikan utk melepaskan pasien tsb dan membiarkannya kembali
bersosialisasi dengan masyarakat.

Sebelum menandatangani surat rekomendasi pelepasan, sekali lagi dokter
bertanya kepada pasien tsb: "Saudara masih merasa sebagai sebutir jagung
atau seorang manusia?" Jawab pasien tsb dengan tegas: "Saya adalah seorang
manusia!" kemudian sambungnya dengan lirih: "Apakah ayam-ayam tsb juga tahu
bahwa saya adalah seorang manusia?"

Yang menentukan pasien tsb adalah seorang manusia adalah dirinya sendiri dan
bukannya ayam-ayam tsb, ya?!

Ketika saya mengambil tanggung jawab bahwa saya yg memilih akan merespon
seperti apa terhadap suatu kejadian, saya sadar bahwa saya in-control. Saya
yg memilih apakah saya akan marah ATAU sedih ATAU kecewa ATAU mengumpat ATAU
menyalahkan orang lain ATAU mencari 1001 alasan ATAU senang ATAU tertawa dan
atau-atau lainnya.

Ketika orang menyalip dan menyerobot, saya bisa memilih utk mengumpat, balas
mengejar, ATAU berkata: "Barangkali dia lagi kebelet." "Pendidikannya memang
rendah makanya begitulah cara dia menyetir." "Mungkin ada sanak saudaranya
yg lagi emergency." De-el-el.

Ketika pelanggan, klien, nasabah komplain dan marah-marah, saya bisa memilih
utk membalasnya dengan emosi ATAU mencoba cara/pendekatan yg berbeda ATAU
mencari tahu jangan-jangan ada postur, gesture, bahasa tubuh, ucapan yang
menantang dan membuat dia marah.

Ketika bangun pagi, saya bisa memilih utk melanjutkan tidur lagi karena ada
gambar-gambar, suara-suara, feeling-feeling yg membuat malas dan tidak
termotivasi berangkat kerja ATAU mengubah dan memilih 'channel', image,
suara yg membuat saya bersemangat dan termotivasi utk berangkat kerja.

Saya menyadari bahwa MOTIVASI datangnya dari apa yg saya ISIkan di kepala
saya setiap harinya, apa yg saya PUTAR, REWIND, FORWARD, REPLAY, TUMPUK di
'teater' kepala saya, apa yg saya DENGAR, AMPLIFY/PERKUAT di 'teater' kepala
saya. Apa yg saya ISIkan akan mempengaruhi OUTPUTnya. Jadi kalau mau
OUTPUTnya POSITIF dan BERMANFAAT, yg saya ISIkan tentunya adalah HAL-HAL yg
BERMANFAAT.

Saya yg bertanggung jawab untuk mengisikan hal-hal bermanfaat tsb ke
'teater' kepala saya dan itu saya lakukan secara SENGAJA. Ya, secara SENGAJA
karena mood, great feeling, motivasi tidak datang begitu saja. Saya yg
harus men-STIMULASI-nya dengan SENGAJA!

Lagu MY HEART WILL GO ON (Celine Dion) dan I FEEL GOOD (James Brown) pasti
memberikan efek yg berbeda kepada perasaan Anda, kepada gambar/image yg
timbul di benak Anda, ya?!

Sinetron percintaan, cerita ibu tiri yg kejam, film horor, serial kriminal
pasti akan memberikan efek yg berbeda dibanding Anda menonton acara
motivatalk atau komedi humor.

Kalau begitu Anda tahu sekarang, bahwa Andalah yg bertanggung jawab utk
mengisikan hal-hal yg bermanfaat utk mendapatkan output yg bermanfaat pula!
Bukan SAYA, KITA, ataupun ORANG LAIN!

Dalam konteks cerita saya, ketika saya down, yg saya katakan adalah:
"Bukankah ini adalah sesuatu yg kamu sukai, PASSION kamu. Kalau kamu
menyukainya, kenapa kamu down?" Image yg saya munculkan adalah wajah
audience yg tersenyum puas dan mengangguk-angguk serta acungan dua jempol.
Audio yg saya munculkan adalah tepuk tangan meriah audience dan kata-kata:
"Luar biasa sekali Pak! Menginspirasi sekali! WOW!"

Bandingkan dengan image yang saya munculkan adalah bahwa peserta pelatihan
akan 'sulit', tidak mau mendengarkan, tidak kooperatif, merasa 'sok pintar',
suara-suara yang terdengar adalah nada ketidakpuasan, sibuk mengobrol
sendiri, dering HP, de-el-el.

Kalau image tsb yg Anda munculkan, bagaimana pikiran dan perasaan Anda? Apa
yg muncul di benak Anda? Apa yg Anda dengar? Apa yg Anda rasakan? BEDA, ya?!

TIPS 2: FLEKSIBEL

Ketika saya mengajukan pertanyaan di seminar/workshop, apakah FLEKSIBEL itu,
kebanyakan peserta menjawab: "Tidak kaku", "Lentur", "Menyesuaikan dengan
sikon", "Mudah beradaptasi". Kemudian saya lanjutkan "Kalau tidak mencapai
target berarti fleksibel juga dong? Kan itu berarti tidak kaku dengan tujuan
yg mau dicapai. Itu berarti menyesuaikan dengan sikon: krisis, daya beli
rendah, kompetitor yg ganas, de-el-el". J

FLEKSIBEL bukan berarti menyesuaikan target/goal dengan kemampuan. Ini yg
umumnya terjadi. Penentuan target/goal menyesuaikan dengan kemampuan,
keahlian, wawasan, pengetahuan, keterampilan yg ada. Pasti saja
target/goal-nya tidak akan tinggi alias menyesuaikan dengan perkembangan
kemampuan tsb. Bagaimana kalau kemampuannya tidak pernah berkembang, apakah
target/goal juga tidak akan berkembang, padahal yg namanya manusia
keinginannya selalu bertambah (tidak pernah puas). Nah, tidak matching, ya?!

FLEKSIBEL di sini maksudnya adalah menyesuaikan kemampuan dengan target/goal
yg mau dicapai. Kita yg terus meng-upgrade diri sehingga pelan-pelan
kemampuan, wawasan, keterampilan, keahlian kita mendekati bahkan melampaui
target/goal yg telah kita set. Termasuk kalau mempunyai keyakinan yg tidak
mendukung pencapaian sasaran maka keyakinan tsb harus Anda ganti! Contoh:
keyakinan bahwa karena kutukan nenek moyang maka hidup saya selamanya pasti
susah karena dirunut 7 turunan semuanya adalah Office Boy. Nah, kalau
keyakinan ini tidak membantu pencapaian sasaran maka hilangkan belief tsb
dan install dengan belief yg lebih bermanfaat.

FLEKSIBEL berarti merubah gerak, bahasa tubuh, postur, cara bicara, sikap,
ketika semua itu tidak cocok utk menghadapi tipe klien/pelanggan/nasabah
tertentu. Cari pendekatan lain sehingga bisa 'masuk' dan membangun RAPPORT
(hubungan keakraban) dengan klien/pelanggan/nasabah tsb. FLEKSIBEL dapat
Anda gunakan utk pendekatan terhadap atasan, rekan kerja (colleague, peer),
bawahan, pasangan, kehidupan sosial, dlsbnya.

FLEKSIBEL berarti menganggap bahwa kegagalan adalah sebuah hadiah yg
memberitahukan utk merubah FOKUS, DISTORSI, dan GENERALISASI kita.

FLEKSIBEL tidak sama dengan PLIN PLAN karena PLIN PLAN berarti merubah
target/goal ketika sebuah cara/teknik/prinsip tidak berhasil.

Dalam konteks saya, saya belajar utk FLEKSIBEL dalam menghadapi tipe
audience mengingat mereka adalah pribadi yang unik dan berbeda. Preferensi
VISUAL berbeda dengan AUDITORI dan mereka yg KINESTETIK sehingga memerlukan
pendekatan yg sesuai utk masing-masing tipe tsb. Termasuk FLEKSIBEL ketika
alat bantu (laptop, LCD projector, speaker, dlsbnya) tidak berfungsi dengan
baik dan the show still must go on!

Saya mendistorsikan bahwa kegagalan adalah feedback bagi saya untuk
mengubah/ menyesuaikan/ memperbaiki CARA untuk men-deliver sebuah materi dan
tidak menganggap bahwa audience adalah tipe sulit. Bukankah semakin Anda
bisa mengatasi audience/klien/konsumen/pelanggan/nasabah yg sulit, itu
menunjukkan kualitas Anda sebagai seorang professional? Bahwa, ibarat
seorang petinju, Anda berada di kelas 'berat' dan pastinya hantaman-hantaman
yg Anda peroleh adalah kualitas kelas 'berat'!

TIPS 3: RAPPORT

Rapport berarti membangun hubungan. Membangun hubungan (keakraban) dengan
siapa? Dengan orang-orang yg bisa membantu pencapaian sasaran Anda. Bukan
berarti pilih-pilih teman tetapi lebih kepada menghabiskan porsi terbanyak
waktu Anda dengan orang-orang yg bisa membantu dan mendukung pencapaian
sasaran Anda.

Orang cenderung berkelompok dengan mereka yg sejenis. Orang yg suka gosip
suka berkelompok dengan sesama penggosip, yg suka komplain berkumpul dengan
sesama komplainers, pedagang berkumpul dengan sesama pedagang, orang sukses
berkumpul dengan sesama orang sukses, pemberani dengan sesama pemberani,
dlsbnya.

Sehingga salah satu cara tercepat utk memotivasi diri Anda, berkumpullah
atau bergabunglah dengan mereka yg sukses, berpikiran positif, memiliki visi
menyukai tantangan, percaya diri, atau yg sudah 'proven' (terbukti)
berhasil yg dapat mengajarkan kepada Anda CARA-nya.

Kabar baiknya adalah bahwa hampir semua masalah di dunia ini sudah pernah
dialami oleh orang lain dan sudah ada solusinya sehingga yang perlu Anda
lakukan adalah mencari mereka yg sudah terbukti 'proven' utk mengajarkan
Anda CARA yang lebih CEPAT dan EFEKTIF dalam mencapai target/goal Anda.

Manusiawi sekali bahwa orang tidak suka (iri) dengan mereka yg lebih sukses,
berhasil, maju dibanding dirinya. Seringkali mereka mencibir dan mengatakan
bahwa orang lain bisa seperti itu karena KKN, nasib (sudah dari sononya),
kutukan nenek moyang, fengshui, orang tuanya, warisannya, dlsbnya. Mengapa
begitu? Karena mereka harus 'OOO' besar alias menganga lebar dan bahkan
merasa tidak nyaman ketika orang lain memberitahukan dan mengajarkan CARA yg
lebih CEPAT dan EFEKTIF. Mereka merasa seperti orang bodoh, bahkan minder
dan tidak percaya diri. Mereka merasa sudah nyaman berada di
posisi/jabatan/karir yg sekarang. Tetapi bukankah itu adalah harga yg harus
dibayar kalau ingin MAJU: merasa TIDAK NYAMAN utk sementara?!

Bangunlah dan jalinlah hubungan yg EKOLOGIS dengan siapa saja dan terutama
dengan mereka yg bisa membantu Anda lebih cepat dalam pencapaian target/goal
Anda! Mereka sudah lebih dulu menjalaninya dan menemukan SOLUSInya dibanding
Anda. Mereka ada di sana utk membantu Anda menjadi SUKSES juga!

Dalam konteks saya, sebagai seorang professional speaker dan trainer, saya
langsung mencari dan belajar dari speaker dan trainer yg paling TOP di
bidangnya. Tidak mudah karena Anda harus menemukan chemistry. Bahkan Anda
harus mempunyai modal karena mereka tidak akan membagikan ilmu mereka dengan
percuma. Tetapi bukankan itu adalah harga yg harus dibayar kalau Anda mau
lebih CEPAT dan EFEKTIF dalam pencapaian sasaran Anda?!

Saya menggeneralisasi bahwa kami sama-sama manusia, sama-sama makan nasi,
kalau dia BISA, saya juga seharusnya BISA sehingga yg saya lakukan adalah
berlatih dan berusaha LEBIH SERING, LEBIH BANYAK, LEBIH KUAT, LEBIH CEPAT!

TIPS 4: FOKUS

Ketika Anda belum berhasil mencapai apa yg Anda inginkan maka mungkin Anda
perlu merubah FOKUS Anda. Ketika Anda FOKUS pada suatu hal maka Anda
cenderung mengabaikan hal yg lain. Ketika Anda FOKUS pada PERASAAN, biasanya
Anda mengabaikan LOGIKA, ya?! Demikian pula sebaliknya ketika FOKUS pada
LOGIKA, biasanya Anda cenderung mengabaikan PERASAAN. FOKUS yg berbeda akan
memberikan hasil yg berbeda pula.

Sebuah kisah TOM & JERRY:

Pada suatu hari TOM dan teman kucingnya pergi berjalan-jalan dan kebetulan
melewati rumah yang di halamannya terdapat kandang si anjing SPIKE. TOM
melihat di halaman rumah tsb terpancang papan dengan tulisan "BEWARE DOG".
Apa yg terjadi? Pasti saja TOM tidak berani mendekat apalagi masuk ke
halaman rumah tsb.

Sementara teman kucing si TOM melihat hal yg berbeda. Dia melihat keset kaki
dengan tulisan WELCOME. Tebak, apa yg terjadi? Dia berani mendekat dan
bahkan mau masuk ke halaman rumah tsb.

Apa yg membedakan antara apa yg dilihat TOM dan teman kucingnya? YES,
FOKUS-nya!

FOKUS pada kebaikan atasan, rekan kerja, bawahan, perusahaan, organisasi,
pasangan akan memberikan dampak yg berbeda pada pikiran dan perasaan Anda
dibanding kalau Anda FOKUS pada kelemahan, kekurangan, kejelekan, dlsbnya.

FOKUS yg kuat pada outcome akan memberikan dampak yg berbeda pada pikiran
dan perasaan Anda dibanding kalau FOKUS Anda bercabang atau FOKUS pada hal
lain yg tidak mendukung pencapaian outcome Anda.

Ketika Anda FOKUS dan mengatakan pekerjaan adalah sebuah masalah maka itu
akan menjadi masalah yg menyebabkan Anda tenggelam di dalamnya. Ketika Anda
FOKUS pada pekerjaan sebagai tantangan maka jadilah itu sebuah tantangan yg
mengairahkan utk Anda atasi.

Apa yg Anda FOKUSkan akan menentukan apa yg akan Anda lihat, dengar, dan
alami. Kalau ternyata FOKUS Anda selama ini tidak membawa Anda ke hasil yg
Anda inginkan, Anda bisa mempertimbangkan utk merubah FOKUS (sudut pandang)
Anda. Mungkin ketika Anda melihat dari sudut pandang yg berbeda, Anda akan
bisa mencapai apa yg Anda inginkan dengan LEBIH CEPAT dan EFEKTIF.

Dalam konteks saya, saya FOKUS pada usaha dan perbaikan usaha utk mencapai
outcome saya sebagai seorang professional speaker dan FOKUS memodel
orang-orang TOP dan TERBAIK di industri pelatihan ini. Ketika saya FOKUS
pada hal-hal tsb, saya menjadi optimis dan percaya diri pasti akan berhasil
dan sukses di industri ini karena saya belajar dan memodel dari yg TERBAIK.
Saya mengabaikan hal-hal lain (gambar, suara, perasaan) yg menjauhkan saya
dari pencapaian impian saya.

TIPS 5: DISTORSI

Ketika Anda belum berhasil mencapai apa yg Anda inginkan maka mungkin Anda
perlu merubah DISTORSI Anda. DISTORSI berarti memaknakan sesuatu secara
bebas sesuai konteks.

Contoh:

1. Seorang anak yg rewel dapat dimaknakan sebagai anak yg cerewet, nakal
keras kepala atau dapat dimaknakan bahwa anak tsb sedang bertumbuh
kecerdasan/ kreatifitasnya.

2. Seorang karyawan yg ditugaskan ke pelosok terpencil utk membuka
cabang dapat mengartikan bahwa dia tidak disukai atasan, menjadi kambing
hitam, selalu kena sial, dlsbnya atau dia dapat memaknakan bahwa ini adalah
tantangan atau kesempatan utk berprestasi lebih tinggi sehingga setelah
berhasil di daerah maka dia kemungkinan besar mendapat promosi di kantor
pusat.

Distorsi yg berbeda akan memberikan hasil yg berbeda pula. Ketika seorang
anak dimaknakan cerewet, nakal, bandel maka dia akan tumbuh sesuai dengan
apa yg dicap pada dirinya. Sebaliknya ketika diartikan sedang bertumbuh
kecerdasannya maka perlakuan orang tua juga akan berbeda, ya?! Orang tua
akan merespon dan meluangkan waktu utk membimbing dengan lebih bijak dan
sabar.

Karyawan yg memaknakan bahwa dirinya adalah korban dan tidak disukai atasan
pasti tidak akan bekerja sungguh-sungguh dibanding yg memaknakan bahwa
penugasan ke pelosok tsb adalah sebuah kesempatan sehingga dia akan berusaha
sepenuh hati utk berprestasi.

Saya mendistorsikan bahwa komplain, feedback, pertanyaan, penilaian dari
audience selama ini adalah sebuah pembelajaran penting yg sangat membantu
dalam pencapaian outcome saya sebagai seorang professional speaker. Saya
bisa saja memaknakan komplain, feedback, pertanyaan, penilaian sebagai
hambatan/masalah yg menghadang dan membuat saya stres, pesimis, kurang
percaya diri tetapi saya sadar bahwa itu tidak bermanfaat dan tidak membantu
dalam pencapaian outcome saya.

Kalau sesuatu itu tidak bermanfaat, distorsikan saja maknanya sehingga dapat
membantu pencapaian tujuan/goal dengan lebih CEPAT dan EFEKTIF.

TIPS 6: GENERALISASI

Ketika Anda belum berhasil mencapai apa yg Anda inginkan maka mungkin Anda
perlu merubah GENERALISASI Anda. Manusia suka menggeneralisasi utk
menyederhanakan atau membuat kesimpulan dengan mudah.

Pengalaman seorang teman wanita yg mengalami masalah dalam hubungannya
dengan pria sebanyak 3x (diputus, dipermainkan) lalu dengan mudahnya dia
menggeneralisasi bahwa semua pria, termasuk teman baiknya ini (yaitu: saya),
adalah 'buaya darat' berdasarkan pengalaman 3x nya tersebut.

Seorang klien yg ditipu oleh tenaga penjual beberapa kali (delivery tdk
sesuai kontrak, janji yg meleset, 'cuci tangan', spesifikasi tdk sesuai,
dlsbnya) kemudian menggeneralisasi bahwa semua tenaga penjual adalah tukang
tipu.

Oknum PNS yg 'nakal', melakukan pungli, KKN, berprinsip 'pelayanan cepat
asal ada tip', dlsbnya kemudian digeneralisasi dan disamaratakan oleh
masyarakat sebagai cap utk semua PNS.

Generalisasi tsb di atas semuanya kurang bermanfaat kalau tidak mendukung
pencapaian sasaran. Wanita tsb akan bersikap dingin kepada semua pria. Klien
di atas akan acuh dan curiga terhadap semua tenaga penjual. Masyarakat akan
bersikap antipati terhadap semua kebijakan pemerintah.

Sebaliknya kalau wanita di atas mengubah generalisasinya bahwa: "Semua
manusia pasti ada jodohnya", "Manusia diciptakan berpasangan", "Tuhan sudah
menciptakan pria yg sesuai utk saya di luar sana. Yang perlu saya lakukan
adalah lebih berhati-hati selanjutnya!"

Kira-kira di dalam konteks mendapatkan pasangan lagi, generalisasi mana yg
lebih bermanfaat untuk si wanita? TEPAT, yg kedua, ya!

Untuk konteks saya, saya menggeneralisasi bahwa: Jika dia BISA, saya juga
pasti BISA. Saya hanya perlu melakukannya LEBIH SERING, LEBIH BANYAK, LEBIH
KUAT, LEBIH CEPAT, LEBIH GIAT!

Masih ingat sharing saya di awal tentang masa-masa terkelam dalam hidup saya
termasuk biaya pernikahan harus saya cicil 6x? Saya menggeneralisasi bahwa
hidup itu seperti roda berputar: Suatu saat saya pasti akan berada di
PUNCAK! Dan ketika berada di PUNCAK, saya akan terus meng-upgrade diri
sehingga selalu lebih siap dan lebih bijak menghadapi apapun.

KESIMPULAN:

1. Apa yg Anda ISIkan atau INPUT (gambar, video, suara, musik) di 'teater'
kepala Anda akan menentukan OUTPUTnya seperti apa! Pikiran dan perasaan Anda
dipengaruhi oleh apa yg Anda INPUT atau ISIkan!

2. Kalau Anda belum mencapai apa yg Anda inginkan saat ini, saatnya Anda
mengganti FOKUS, DISTORSI, dan GENERALISASI Anda!

3. Anda mempunyai PILIHAN untuk mengisikan hal-hal yg bermanfaat dan
mendukung pencapaian outcome atau sebaliknya. Anda yg bertanggung jawab!

4. Untuk mencapai outcome tsb harus FLEKSIBEL CARAnya yaitu menyesuaikan
kemampuan dengan target/goal.

5. Bangunlah jaringan dan relasi yg EKOLOGI dengan sebanyak mungkin pihak
dan FOKUS dengan/kepada mereka yg bisa membantu Anda dalam pencapaian
sasaran.

6. TEORI SAJA TIDAK CUKUP PREN, PRAKTEKKK!!! PRAKTEKKK!!! PRAKTEKKK!!!

Sumber: http://nlpintoaction
com/aplikasi-nlp/tips-instant-mengelola-pikiran-dan-perasaan/

Thursday, February 10, 2011

Denyut Nadi Maksimal (DNM)

Menurut DR Suhantoro cara yang aman adalah mengukur denyut nadi maksimal
(DNM). DNM adalah denyut nadi maksimal yang dihitung berdasarkan rumusan
DNM = 220 - Umur, kemudian dikalikan dengan intensitas membakar lemak 60-70
persen DNM.

DR Suhantoro mencontohkan orang yang berusia 40 tahun maka DNM saat ia
berolahraga adalah 220-40 = 180. Kemudian angka 180 dikalikan dengan 60
persen untuk batas ringan dan 70 persen untuk batas atas yang hasilnya 108
-126.

Dengan mengetahui denyut nadi tersebut, maka orang yang berusia 40 tahun
harus berhenti sejenak dari olahraganya ketika denyut nadinya sudah
melampaui 126. Jika masih dipaksakan yang terjadi adalah kram jantung yang
membuat serangan jantung.

"Sekali lagi perlu diperhatikan kondisi denyut jantung saat berolahraga
jangan sampai melebihi btas maksimal yang bisa membahayakan jantung," ingat
Dr Suhantoro.

Jika sudah merasa melampaui dosis saat lari di futsal berikan saja bola-bola itu ke orang lain yang masih kuat. Satu lagi saat istirahat minumlah air dengan suhu 15-16 derajat atau minuman manisdengan kadar gula 2,5-5 persen. "Minuman yang terlalu dingin akan sulit diabsorb tubuh karena suhu tubuh setelah olahraga sedang dalam kondisi panas," jelas Dr Suhantoro.