We are all unique individuals. Kita memiliki anggota tubuh, penampilan, dan pikiran yang berbeda dengan orang lain. So be your self !!!

Friday, October 28, 2011

Bung Hatta dan Sepatu Bally

Jika ada pemimpin di negeri ini yang masih terus bertanya tentang kenaikan gaji, fasilitas, pelesiran ke luar negeri hingga korupsi, maka mereka harus bercermin dari Proklamator bangsa ini, Bung Hatta. Bung Hatta adalah salah satu sosok tokoh yang patut menjadi contoh dan inspirasi bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama pemimpin bangsa ini.
 
Selama menjadi Wakil Presiden mendampingin Bung Karno, Bung Hatta sangat memegang nilai-nilai sebagai negarawan. Beliau begitu disiplin, berintegritas, dan jujur. Bung Hatta hidup sangat sederhana dan selalu setia pada kepentingan bangsa.

Salah satu kisah hidup Bung Hatta yang bekerja tanpa pamrih bagi negeri adalah kisah sepatu Bally. Pada tahun 1950-an, Bally adalah merek sepatu bermutu tinggi yang berharga mahal. Bung Hatta, ketika masih menjabat sebagai wakil presiden, berniat membelinya. Beliau kemudian menyimpan guntingan iklan yang memuat alamat penjualnya, lalu berusaha menabung agar bisa membeli sepatu idaman tersebut. Namun, uang tabungan tampaknya tidak pernah mencukupi karena selalu terambil untuk keperluan rumah tangga atau untuk membantu kerabat dan handai taulan yang datang kepadanya untuk meminta pertolongan. Hingga akhir hayatnya, sepatu Bally idaman Bung Hatta tidak pernah terbeli karena tabungannya tak pernah mencukupi.

Yang sangat mengharukan dari cerita ini, guntingan iklan sepatu Bally itu hingga Bung Hatta wafat masih tersimpan dan menjadi saksi keinginan sederhana dari seorang Hatta. Jika ingin memanfaatkan posisinya waktu itu, sebenarnya sangatlah mudah bagi Bung Hatta untuk memperoleh sepatu Bally. Misalnya, dengan meminta tolong para duta besar atau pengusaha yang menjadi kenalan Bung Hatta.

Namun, di sinilah letak kenegarawan dan abdi negara seorang Bung Hatta. Dalam keadaan hidup sederhana, Bung Hatta tidak pernah mengeluh kepada masyarakat bahwa beliau hidup miskin, gajinya kecil, gajinya tidak naik-naik. Sama sekali tidak pernah. Dia tidak berpidato meminta belas kasihan untuk menaikan popularitasnya. Dia tidak pernah menggunakan titelnya sebagai Proklamator agar ia mendapat penghasilan yang tinggi. Bung Hatta tidak pernah mengatakan bahwa seharusnya gaji seorang proklamator sekaligus presiden harus tertinggi. Tidak pernah. Ia tidak mau meminta sesuatu untuk kepentingan sendiri dari orang lain. Bung Hatta memilih jalan sukar dan lama, yang ternyata gagal karena ia lebih mendahulukan orang lain daripada kepentingannya sendiri.

Bung Hatta meninggalkan teladan besar, yaitu sikap mendahulukan orang lain, sikap menahan diri dari meminta hibah, bersahaja, dan membatasi konsumsi pada kemampuan yang ada. Kalau belum mampu, harus berdisiplin dengan tidak berutang atau bergantung pada orang lain. Dan yang pasti, beliau tidak curhat agar dirinya dikasihin sehingga popularitasnya naik. Bung Hatta merupakan sosok tokoh bangsa yang telah memadukan antara kata dan perbuatannya. Bukan hanya sebatas slogan "satu kata, satu perbuatan".

Monday, October 24, 2011

Diversification in Investing

True diversification is investing in all four asset classes, which are:
  • Business: Owning a business that creates cash flow.
  • Real estate: Having investment properties that create cash flow.
  • Paper assets: Trading paper assets with technical investments.
  • Commodities: Hedging against markets with commodities such as gold, silver, oil, and more.
As an investor, you should be in all four asset classes, and you should be specializing in one or two.
 
Robert T. Kiyosaki

Saturday, October 8, 2011

Paper Assets versus Real Assets

Paper assets : harta tdk "real" dalam bentuk kertas, seperti deposito, reksadana, saham, obligasi dll.

Real assets : business, emas, properti dll. Ada phisiknya dan dikuasai oleh pemilik.

Kekurangan paper assets:
Tdk ada phisik
Penguasaannya ditangan orang lain
Dikenakan biaya (oleh pihak ke 3)
Return-nya terbatas, dan ditentukan pihak ke 3
Tidak bisa di-refinancing
Fluktuatif (saham)

Kelebihan Paper assets:
Mudah penyimpanan, namun harus lebih berhati2 (mudah keselip atau hilang)
Biaya pemeliharaan yang murah

Kekurangan Real Assets:
Perlu pemeliharaan
Kurang Likuid

Kelebihan Real Assets:
Returnnya ditentukan pemilik (bisnis-profit dan properti-disewakan), lebih tinggi
Bisa di-refinancing (properti)
Bisa dibiayai oleh bank (bisnis dan properti)

Unit Link saya tidak kategorikan sebagai investasi, karena UL adalah asuransi ber-ajinomoto investasi.

----

Sebelum memasuki Paper Assets sebaiknya Anda memiliki Real Assets terlebih dahulu, seperti Logam Mulia dan Rumah pribadi.

Perbandingan Paper Assets dan Real Assets : +/- 30% : 70%, sesuaikan dengan profil risiko diri, tujuan keuangan, pengetahuan dan pengalaman diri.

-----

Investasi bukan ikut-ikutan dan ingin cepat-cepat sampai (kaya instant).

Investasi adalah sebuah rencana dan harus memiliki "peta" sebelum melakukannya.

Investasi adalah proses dan monitoring serta adjustment.

Dalam buku saya "Investasi Cerdas", saya sampaikan:
Penipuan Investasi adalah "Orang Pintar yang ingin cepat-cepat kaya membodohi Orang Goblok yang ingin cepat-cepat kaya pula!".

Keserakahan (tidak sabar dan tidak mau kerja keras), kebodohan, sok pintar (takut diketahui kurang pandai), takut ketinggalan kereta (emang mau pulang kampung), mudah percaya teman/saudara (uang tidak kenal saudara), perasaan tidak enak menolak (lebih tidak enak kalo uang sudah melayang) adalah beberapa penyebab timbulnya penipuan investasi.

-----

Demikian sharing saya, semoga bermanfaat.


Salam,
Freddy Pieloor
www.MONEYnLOVE.com
"Managing Money with Love"