Lebih berat bagi kita untuk keluar dari persoalan kehidupan, jika kita masih
terbenam dan tenggelam di dalamnya. Seketika kita meniatkan untuk
menghadapi", sadarilah bahwa kita sebenarnya sudah "keluar" dari persoalan.
Apa yang penting bagi kita adalah menjawab pertanyaan, "what's next?".
Ketiadaan jawaban atas pertanyaan ini, akan membuat kita kembali "masuk" ke
dalam persoalan. Ya, memang, magnet dari setiap persoalan cenderung sangat
besar. Tak bisa kita pungkiri ini adalah tentang seni hidup yang butuh
pembelajaran. Jika perlu seumur hidup. Mari kita pelajari bersama.
1. SADARI
Maka, upaya terbaik kita yang pertama adalah sebuah kesadaran tentang
keberadaan persoalan itu dan tentang pemahaman bagaimana memisahkan "diri"
dari "masalah". Sebagian besar dari apa yang tertulis di sini adalah seni
tentang itu.
"It isn't that they can't see the solution. It's that they can't see the
problem."
G. K. Chesterton
2. TERIMA
Jangan tolak keberadaan masalah. Jika ia memang ada dan nyata, terima dulu.
Pisahkan dua hal ini; "ada masalah" dan "saya ada masalah". Ketika kita
merasa frustrasi, maka kita sebenarnya sedang dalam kesulitan untuk
memisahkan dua cara pandang ini. Be aware.
"You won't find a solution by saying there is no problem."
William Rotsler
3. SOLUSI ADA DI DALAMNYA
Setiap persoalan, dipastikan selalu membawa bibit penyelesaian. Dan yang
namanya bibit, sifat alamiahnya adalah pantas untuk tumbuh. Maka persoalan
atau masalah, adalah tentang bagaimana Tuhan sebenarnya sedang menumbuhkan
dan mendewasakan kita.
"If you don't have any problems, you don't get any seeds."
Norman Vincent Peale
4. SELESAIKAN
Masalah hanya akan berlalu jika diselesaikan.
"The best way to escape from your problem is to solve it"
Dr. Robert Anthony
"The best way out is always through."
Helen Keller
Belajarlah tentang cara dan pola yang sistematis dalam menyelesaikan masalah
Belajarlah auditing untuk berbagai persoalan.
5. NAIKKAN LEVEL BERPIKIR
Masalah kita muncul pada sebuah tingkat atau cara berpikir. Masalah itu akan
bisa diselesaikan hanya jika kita menaikkan tingkat berpikir kita. Ini bisa
dilakukan dengan mempelajari seluk beluk persoalan dan dengan melatih pola
berpikir problem solving.
"Problems cannot be solved at the same level of awareness that created them.
Albert Einstein
Cara yang paling mudah: Turunkan tingkat kepentingan dari masalah. Ini bisa
dilakukan dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang menguji tingkat
kepentingan masalah.
Latihan ini akan membiasakan himmah (kecenderungan, hasrat, niat, tekad,
kehendak, semangat, sikap menyukai atau menyenangi, kecintaan) hati dan pola
pikir kita, ke hal-hal lain yang jauh lebih baik untuk diri kita.
"Apakah masalah ini memang benar-benar masalah?"
"Apakah 'ini masalah' adalah hanya cara pandang saya saja?"
"Adakah sesuatu yang lebih baik dari apa yang menjadi masalah itu?"
Banyak sekali hal yang kita anggap masalah, sebenarnya hanya persoalan remeh
"Masalah" semacam ini bisa selesai justru dengan tidak menganggapnya
sebagai masalah.
Hadapilah hanya yang memang benar-benar masalah.
6. JIKA PERLU: TULIS
Jika kita anggap perlu, tuliskanlah masalah yang kita hadapi. Berikan semua
rincian yang bisa kita pikirkan. Dengan melakukan ini, kita akan bisa mulai
mengorganisir, memilih, dan memilah pokok-pokok permasalahan yang kita
hadapi.
7. CARI SOLUSI
Kita tak akan menemukan, jika kita tidak mencari.
Selalulah berupaya untuk mencari solusi. Ketahuilah, jika kita mencari kita
pasti akan menemukan. Kita mungkin tidak tahu kapan, tapi pasti, pasti kita
temukan. Teruslah mencari.
Sabar, tidak putus asa, dan pantang menyerah.
8. GUNAKAN WAKTU DENGAN BIJAK
Isilah waktu kita dengan mencari, menemukan, dan mengembangkan solusi.
Jadilah manusia yang berorientasi pada solusi. Berhentilah mempertanyakan,
dan mulailah bertanya. Mempertanyakan adalah tanda belum menerima, dan
bertanya adalah sebaliknya.
Gunakan hanya sedikit waktu untuk masalah, dan segeralah bergerak mencari
solusi.
9. PROPORSIONAL
Jangan biarkan masalah kita menjadi lebih besar dari pada diri kita sendiri.
Ingatlah bahwa "sering", belum tentu sama dengan "besar".
Setiap masalah akan menjadi aturable (bisa di-manage), manakala masalah itu
bisa diterjemahkan menjadi pecahan-pecahan kecil dari langkah-langkah yang
perlu kita ambil.
10. BERSIKAPLAH BENAR
Kembangkan dan latih sikap yang tepat untuk setiap masalah. Berlatihlah
untuk terampil menerapkan Prinsip 10/90 dari Stephen Covey. 10% adalah fakta
90% adalah sikap.
Jika sudah terbiasa, maka yang biasa kita sebut dengan "masalah" akan
menjadi "pengalaman belajar" dan "kesempatan".
"10% of life is made up of what happens to you. 90% of life is decided by
how you react."
Stephen Covey
11. JANGAN LIHAT MASALAH YANG TAK ADA
Gunakan kekuatan imajinasi kita untuk mencari solusi. Jangan gunakan untuk
membayang-bayangkan masalah yang tidak ada.
Semoga bermanfaat.
Bahkan, bersama satu kesulitan, ada dua (at least) kemudahan. Kemudahan
pertama adalah ketika kita "menghadapi" dan bukan"menjalani". Kemudahan
kedua adalah ketika kita menggeser fokus kepada yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang.
Dari materi oleh Chuck Gallozzi dengan komentar dan tambahan semampu saya.
Ikhwan Sopa
Master Trainer E.D.A.N.
http://milis-bicara.blogspot.com
http://www.facebook.com/motivasi
No comments:
Post a Comment