We are all unique individuals. Kita memiliki anggota tubuh, penampilan, dan pikiran yang berbeda dengan orang lain. So be your self !!!

Sunday, March 7, 2010

Dari Setback Menjadi Stepback

Ada kalanya, kita merasa bahwa dunia ini tak lagi ramah pada diri kita. Ia
seperti menjadi musuh ganas yang menempatkan diri kita sebagai korban. Dan
jika kita terjebak, maka cara pandang sebagai korbanlah yang mendominasi
pikiran dan perasaan kita. Dunia seperti mau kiamat!

Bisnis lesu, penghasilan menyusut, pikiran berat dan kacau, perasaan tak
karuan, tubuh serasa letih luar biasa, merasa serba salah, merasa berjalan
di tempat, hilang akal, tak tahu harus bagaimana, dan sebagainya. Itu baru
sedikit dari gejala mengalami dampak sebuah setback.

Kita merasa seperti terpenjara, tersudutkan, dan terhakimi oleh keadaan.
Kita merasa seperti orang yang paling menyedihkan di seluruh jagad raya.
Kita merasa bahwa di dunia ini, tak ada yang lebih menderita dari diri kita.
Dunia sudah seperti neraka yang membakar mood sampai ke ubun-ubun!

Itukah yang sedang terjadi padamu wahai sahabat?

Prens, ketahuilah satu hal:

"Makna Hidup Adalah Transisi"

Maka yakinilah, bahwa apa yang tengah berlangsung dan sedang terjadi, adalah
bagian dari "proses normal" dalam kehidupan. Ia menjadi "tidak normal"
karena kita sedang menggunakan "kacamata minus". Padahal, mata-hati yang
sesungguhnya engkau miliki adalah yang terbaik yang dianugerahkan-Nya kepada
dirimu.

Bagaimanakah caranya dikau bisa mengganti kacamata? Bagaimanakah menyikapi
semua setback sebagai stepback? Bagaimana meyakini sebuah kemunduran sebagai
bagian dari kemajuan?

RUMUS DASAR

1. Perbanyak koleksi kacamata.

Belajarlah lebih banyak. Setback adalah tanda terpenting bagimu untuk
melanjutkan pelajaran, meneruskan bab iqro, dan memperdalam pengajian.
Setback adalah alasan paling sah dan paling valid untuk mendudukkan diri
kembali ke bangku sekolah kehidupan.

Sebagaimana lapar adalah alasan paling sah untuk makan. Sebagaimana
mengantuk adalah alasan terbaik untuk tidur. Sebagaimana gatal adalah alasan
paling benar untuk menggaruk. Sebagaimana JATUH adalah alasan terbaik untuk
BANGUN.

2. Mulailah meyakini ini:

"10% adalah fakta, 90% adalah penyikapan."

Dikau boleh merubah proporsi itu, 20% : 80%, 35% : 65%, atau bahkan 49% :
51%, silahkan saja. Apa yang penting untuk matematika hidupmu, adalah sikap
> fakta. Harus selalu begitu. Sebab jika tidak, apapun yang engkau
perhitungkan tentang dunia ini, akan menyalahi semua hukum matematis alam
semesta.

Jika dikau masih kurang yakin, bukalah kembali semua buku pelajaran dan
sebuah wejangan dari orang bijak, mereka yang besar, dan tokoh-tokoh hebat
yang dikau kenal. 100%, mereka bicara tentang ini.

TEKNIK

Ada banyak Prens, ini beberapa.

1. Perbaiki bahasa jiwamu saat ia bersenandung tentang dunia.

"Ada kalanya, kita merasa bahwa dunia ini tak lagi ramah pada diri kita."

"Tak lagi" katamu? Bukan Prens, dikau tak boleh memutuskan tali kehidupan
dengan menjadi hakim yang menjatuhkan vonis mati dengan finalisasi seperti
itu.

Yang benar adalah "sedang". Maka, ia tak lagi menjadi permanen, ia hanya
sementara.

"Ia seperti menjadi musuh ganas yang menempatkan diri kita sebagai korban."

Kau mau terima itu, "korban"? Jangan lemahkan dirimu Prens. Dunia ini
diciptakan untukmu. Dikaulah raja di dunia. Tunjukkan cerminan
ke-Maha-an-Nya dalam diri mu. Engkau adalah wakil-Nya di sini bukan? Itu
sebabnya statusmu adalah Khalifah.

"Dunia seperti mau kiamat!"

Siapa dirimu hingga engkau bisa mengira bahwa engkau punya kuasa untuk
menentukan kapan kiamat harus terjadi? Kata-katamu, sesungguhnya adalah
ungkapan dari bangkitnya kekuatan besar dalam dirimu. Sayangnya, ia telah
tergoda nafsu amarah hingga ingin menjadi lebih besar dari Tuhan. Bukan
begitu caranya membangkitkan raksasa. Sehebat apapun dirimu, tak akan bisa
engkau menciptakan kiamat.

Bangkitlah dengan benar. Ini bukan kiamat. Dunia adalah arena permainanmu.
Jangan jadi wasit, jadilah pemain yang bijak. Ketahuilah, Yang Maha Kuasa,
sedang menunjukkan kekuasaan-Nya. Lebih buruk dari setback pun, adalah
terlalu kecil bagi-Nya. Terimalah dulu. Pasrahkan dirimu di dalam
skenario-Nya.

"Dunia sudah seperti neraka yang membakar mood sampai ke ubun-ubun!"

Lagi, kamu siapa hingga boleh merasa sangat mengerti seperti apa itu neraka?

2. Sadarilah makna kehidupanmu. Hidupmu adalah transisi, bukan sesuatu yang
statis dan tidak dinamis. Maka tak benar jika engkau menganggap bahwa dirimu
sedang tak kemana-mana. Engkau sedang berjalan, dengan perjalanan jiwa.
Engkau tetap melangkah, dengan hati yang tak boleh menjadi batu.

Transisi itu begini.

Jika tanah yang kau injak sedang melandai turun, adakah dikau tetap ingin
mempertahankan ketinggianmu sekalipun dikau harus melayang di atas tanah?

Jika kemudian jalan setapakmu menanjak, adakah dikau juga tetap ingin
mempertahankan ketinggianmu, sekalipun itu akan membenamkan kakimu hingga
terpaku mati di situ?

Jangan! Tetaplah di permukaan. Sesuai dengan naik dan turunnya perjalananmu.
Menarilah dengan iramanya.

Itu namanya membumi.

3. Untuk melompat lebih tinggi dan lebih jauh, ini pasti. Dikau harus
mengambil ancang-ancang terlebih dahulu. Dan untuk itu, dikau harus mundur
dulu satu atau dua langkah. Bahkan sering, dikau juga harus menekuk sedikit
penopang tubuhmu, membungkukkan badan, menarik nafas dalam, memiringkan
badan. Begitu bukan? Itu semua agar dikau tak keseleo atau patah tulang. Itu
semua agar kekuatan jet-mu adalah cukup untuk take off.

Engkau hidup di sebuah tempat yang namanya bumi. Di situ, berlaku hukum alam
yang disebut gravitasi. Hanya dalam hal khusus engkau bisa menafikannya. Tak
perlu arogan dengan merasa seperti hidup di awang-awang, hingga begitu yakin
tak perlu takluk pada hukum gravitasi.

Apa yang terjadi adalah hukum alam. Itu sebabnya, apa yang engkau rasakan
kini sebagai setback, adalah alami. Maka jadikanlah kata sifat itu menjadi
kata kerja, "alami" saja. Jalani saja, dengan fisik diam dan jiwa tetap
bertualang.

Dunia fisikmu sedang perlu beristirahat, sebab jiwamu sedang haus. Reguklah
dulu air kehidupan, lepaskan dahulu dahagamu dengan kebijaksanaan yang murni
Mata airnya, mengucur deras di dalam dirimu sendiri.

4. Ingatlah bahwa engkau hidup di dalam film indah tentang kehidupan. Dan
Dia mengistimewakanmu, dengan tak hanya memberimu peran, melainkan
mengangkatmu juga sebagai sutradara.

Keluarlah dari layar. Cuti sebentar dari posisi pemain. Duduk manis di
bangku penonton, dan nikmatilah kisah hidupmu. Dari situ, engkau akan
melihat keseluruhan naskah dari skenario. Maka temukanlah, bahwa apa yang
sedang terjadi, hanya sebuah babak dari indahya seluruh cerita.

Percayalah, selalu ada bagian di mana engkau bisa menikmatinya dengan senyum
dan tawa. Dan itu pasti terjadi, saat engkau mengingat semua ini, beberapa
tahun dari sekarang.

5. Jangan jadi serigala.

Alkisah, seekor serigala melihat buah anggur yang sedap dan ranum. Ia sangat
menginginkannya, sebab ia sedang bosan dengan lezatnya daging. Kali ini, ia
mau mencoba kenikmatan baru, dan ia menginginkan anggur itu.

Ia melompat. Sekali, tak kena! Dua kali, tak kena! Tiga kali, tak kena!

Ia beristirahat sebentar dan menarik nafas, lalu mencoba lagi.

Empat kali, tak kena! Lima kali, tak kena! Enam kali, tak kena!

Ia kelelahan, lalu berdengus,

"Huh! capek deh. Udahan ah. Ngapain. Lagian, paling-paling anggur asem dan
sepat!"


Ia pergi dan menyerah kalah. ia sudah terjangkiti penyakit. Namanya,"Sour
Grape Syndrome".

Prens, enam kali itu baru sedikit. Beristirahat sajalah dulu. Nanti dicoba
lagi. Dan kali ini, buang matematikamu. Kembalilah ke keyakinan. Sebab ia
lebih powerful dari kalkulator manapun. Maka tak akan berarti bagimu, apakah
dikau harus melakukannya seratus atau seribu kali lagi.

Selagi engkau yakin dan tak mau menyerah kalah, maka engkau tak akan pernah
gagal. Sebab gagal hanya ada jika engkau berhenti.

Yakinkah dikau bahwa dengan kesabaran, anggur itu tetap akan jatuh juga? Dan
ke-Maha-an-Nya, akan membuat anggur itu jatuh di saat yang paling tepat;
ketika ia di puncak kesegarannya dan engkau selalu berada di bawahnya. Tak
akan makhluk lain yang akan memanennya, kecuali dikau sendiri. Jika engkau
tinggal, dikau kembalipun anggur itu mungkin sudah busuk.

Isn't that a perfect timing?

Lebih mungkin, ini semua terjadi karena engkau sudah tak sabar ingin
mengijon". Itulah yang membuatmu cepat lelah. Jangan Prens, segala sesuatu
ada waktunya. Dan Dia lebih tahu tentang apa yang baik bagimu.

Dan ingat Prens, gravitasi masih berlaku di sini.

6. Akan tiba saatnya, dikau berubah menjadi kupu-kupu indah yang disukai
dunia. Setelah dikau merasa sesak di dalam kepompong, dilanda sakit
metamorphosis. Keluar, lihatlah sinar mentari yang baru, lalu terbanglah
kemana engkau suka.

Saat dikau berhasil menggeser setback menjadi stepback, mulailah lagi
perjalananmu dengan seluruh dirimu, dengan fisik dan dengan jiwamu yang
telah segar dan bebas penat.

Tahukah dikau bagaimana dunia akan menyapamu saat itu?

"Well comeback!"

Ikhwan Sopa
Master Trainer E.D.A.N.
http://www.motivasi-komunikasi-leadership.co.cc

No comments: