We are all unique individuals. Kita memiliki anggota tubuh, penampilan, dan pikiran yang berbeda dengan orang lain. So be your self !!!
Thursday, March 26, 2009
Ganesh Temple, Mumbai, India
Maret 24, 2009
Mumbai, India
Hari ini saya mendapatkan pengalaman berharga dalam hidup.
6 orang dari kami merencanakan untuk pergi ke Ganesh Temple somewhere in Mumbai.
Ketika akan mencari angkutan dari luar gerbang pelabuhan,
kami langsung dikerubungi oleh para supir taxi yg menawarkan jasanya.
Sebelum memutuskan taxi mana yang akan kami pakai,
kami menanyakan beberapa supir taxi tersebut tentang arah tujuan kami.
Dan semua supir taxi tersebut mengaku tau tempat2 yang akan kami kunjungi,
Tak lupa kami juga mengadakan perjanjian ongkos perjalanan.
Dengan tujuan supaya kami tidak di tipu oleh mereka.
Biasalah ... dinegara2 seperti ini,
Segalanya bisa dijadikan bahan tipu muslihat.
Akhirnya kami mendapatkan mobil yg kami inginkan.
Ada sesuatu yang menarik dari sopir yang kami pilih.
Waktu sopir ini menawarkan jasanya,
sopir ini mengaku beragama katolik.
Kami memilih sopir ini sebenarnya bukan karena agamanya.
Tetapi karena mobilnya cukup buat kami berenam.
Instead of two taxis one Toyota kijang Inova was good idea.
Dalam perjalanan sebagai the way of respect,
kami menanyakan nama sopir kami.
Dia menyebut nama Ismail,
Kami meyakinkan sopir tersebut,
You said you are Katolik, Ismail is not a Katolik name, is it ???
Yes sir, I am a moeslem.
Kami tidak mempermasalahkannya lagi.
Tapi apakah sejauh itu agama seorang sopir di Mumbai menjadi masalah untuk mendapatkan penumpang ??????
Bagi saya ini sangat aneh.
Apapun agama kita, sebenarnya tidak menjadikannya sebuah masalah untuk mencari penghasilan untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
Kemudian setelah di Ganesh Temple.
Kami membeli persembahan di kios dekat pintu masuk,
Dalam perjalanan dari pintu gerbang menuju ke tempat pemujaan Ganesha,
Kami melewati penjagaan yang sangat ketat.
Pertama-tama pengunjung dipisahkan menjadi 2 golongan.
Yang tidak membawa apa2 masuk pintu sebelah kanan.
Yang membawa persembahan lewat pintu sebelah kiri.
Pemeriksaan pertama melewati gerbang metal detektor,
Dilanjutkan pemeriksaan body search 1 diteruskan body search 2,
Yang membawa persembahan, persembahan itu sendiri harus melewati mesin x-ray.
No problem for me at all.
Karena awal tahun ini, mumbai mendapatkan serangan teroris di hotel Taj Mahal.
Wajar-wajar aja.
Setelah tiba di dalam temple …
Kami kebingungan.
Karena tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Setelah bertanya kepada seorang pengaman disana,
Kami baru tahu bahwa ada antrian untuk masuk ke dalam temple.
Kami melihat antrian yang sangat panjang sekali.
Pada saat kami akan masuk ke antrian.
Seorang pemuda dengan bahasa ‘India’ mencoba menawarkan jasanya.
Jasa untuk menjadi pemandu menuju ke ‘patung Ganesha’ melalui jalur khusus.
Mereka minta ongkos 700 rupee.
Setelah tawar menawar jadilah 500 repee.
Sebenarnya kami bertanya2,
Mengapa ini bisa terjadi dan mengapa kami menerima tawaran ini,
Alasan kami untuk menerima tawaran ini mungkin bisa dimengerti.
Karena waktu, hanya itu alasannya.
Karena kami harus pergi kebeberapa tempat lagi sebelum balik kekapal untuk bekerja.
Tapi alasan kenapa ada ‘jalur khusus’ ini yang tidak bisa saya mengerti.
Seolah-olah untuk sembahyang saja kami harus memakai ‘CALO’.
Ha … ha … ha …
Sebuah alasan yang belum bisa saya mengerti.
Setelah itu kami dipandu menuju tempat pemujaan ganesha.
Sebenarnya kami tidak begitu paham.
Apakah tempat ini temple atau mandir.
Karena tempat ini berupa bangunan bertingkat.
Seperti rumah saja …….
Persis di tengah2 bangunan saya melihat sebuah tempat khusus yg terdapat ‘Patung Ganesha’ didalamnya.
Trus kami di berikan isyarat oleh pemandu itu untuk melakukan puja.
Anehnya kami tidak melihat ada orang sembahyang disana.
Yang saya lihat hanya orang yang menghaturkan persembahan.
Persembahan2 itu diterima oleh 3 orang yang saya rasa sekelas pendeta.
Persembahan yang berupa kalungan bunga, sejenis makanan kecil dan sebuah kelapa kecil.
Kalungan bunga itu dikalungkan di patung Ganesha dan ditukar dgn kalungan bunga yang lain,
Begitu juga dengan makanan dan kelapa persembahan.
Entah apa yang harus dilakukan disana.
Kami tidak tahu.
Tapi ada perasaan seolah2 kami dipaksa keluar dr ruangan itu oleh pengaman disana.
Kami dengar teriakan2 dalam bahasa India yang kami tidak tahu artinya.
Tapi dari bahasa tubuh mereka kami sedikit mengerti bahwa kami harus menyingkir dari tempat itu secepatnya.
Saya secepat kilat menyampaikan permohonan2 saya kepada Ganesha dari dalam hati.
Saya jadi bingung sendiri …..
Apa yang harus saya lakukan.
Dalam ketidak mengertian kami.
Kami segera menyingkir dari tempat itu.
Kami mencoba untuk negosiasi dengan pemandu supaya bisa bersembahyang sebentar.
Pemandu berdialog dengan pengaman dan akhirnya kami diperkenankan untuk beberapa saat berada di depan lokasi patung Ganesha.
Tapi saya sempat mendengar teriakan dari yang saya rasa seorang pengaman disana,
Untuk tidak duduk di daerah itu.
Saya jadi tambah bingung.
Dalam waktu sesaat itu,
Saya hanya menyampaikan permohonan maaf saya kepada Ganesha.
Karena ketidak tahuan saya tentang apa yang harus saya lakukan disana.
Satu yang tidak saya mengerti di tempat ini.
Mengapa orang2 yang datang untuk memuja Ganesha ditempat ini,
Tidak dibiarkan ato diberikan kesempatan untuk memuja Ganesha dengan khusuk, minimal 5 menit maksimal.
Mengapa harus tergesa2 sekali bahkan disertai teriakan2 keras untuk segera menyingkir.
Apakah karena hari selasa itu hari khusus untuk memuja Ganesha ???
Atau apakah karena saking banyaknya orang2 yang ingin melakukan puja ???
Sehingga mungkin tindakan itu dianggap tindakan yang paling ‘adil’ untuk semua pemuja ????
Ah …. Ua ah gelap ……….
Akhirnya kamipun melewati sebuah pintu dan kami menyadari ada ruangan lain.
Saya melihat ada bangunan seperti pagoda kecil dan didepannya ada plataran dengan relief bergambar Hanuman.
Sekali lagi bingung apa yang musti kami lakukan.
Kami melihat orang2 sana menyentuhkan tangannya ke pagoda itu,
Kemudian menyentuhkan tangannya ke dahinya.
Entah apa artinya itu ……
Pokoknya saya bingung.
Akhirnya pasrah saja dengan tidak melakukan apa-apa.
Sangat disayangkan memang.
Akhrnya kamipun keluar bangunan itu menuju halaman.
Setelah melewati pintu.
Kami diberikan cairan berwarna putih,
Belakangan kami tahu itu adalah susu yang dipakai untuk memandikan patung Ganesha yang ada didalam tadi.
Saya melihat orang2 meminum susu tadi dan kemudian menganbil sejenis jajan kecil2 seperti telor yang telah disediakan.
Entah untuk apa …..
Lagi-lagi saya tidak mengerti.
Setelah membayar pemandu tadi akhirnya kami keluar dari areal temple tadi.
Satu pelajaran penting yang saya bisa petik hari ini.
JIKA KITA AKAN MELAKUKAN SESUATU,
KITA HARUS TAHU APA YANG HARUS DILAKUKAN.
Seperti kita membeli sebuah peralatan elektronik di toko.
Memang penjaga toko akan memberi penjelasan tentang produk yang kita beli.
Tapi setelah sampai dirumah.
KITA TETAP HARUS MEMBACA BUKU MANUALNYA.
Di buku ini ada penjelasan tentang apa yang harus kita lakukan sebelum dan sesudah mengoperasikan produk tersebut.
Sehingga kita bisa mengoperasikan produk tersebut dengan benar.
Ini tidak kami lakukan ketika kami mengunjungi Ganesh Temple.
Sehingga kami pun tidak tahu apa yang harus kami lakukan disana.
Untuk mengantisipasi sesuatu pun kami tidak siap.
Sungguh hal yang memalukan.
But everything happen for reasons.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment