Om Swastyastu,
Pada jaman dahulu di Nusantara, tersebutlah seorang pendekar ternama, yang sangat disegani oleh kawan dan lawan-lawannya. Dia sangat mahir memainkan berbagai jenis senjata, dia memiliki banyak ilmu-ilmu aneh yang sulit dimengerti oleh pendekar-pendekar lainnya, gerakannya sangat lincah dan gesit, sehingga tak satupun lawan yang bisa mengalahkannya. Setiap kali ada pertandingan di daerahnya, sudah bisa ditebak pemenangnya. Namun walaupun dia demikian hebat, tapi sang Pendekar sangat rendah hati dan hidup sangat sederhana, suka menolong dan membela yang lemah dan tidak segan-segan menurunkan tangan besinya pada para pelaku kejahatan. Masyarakat sangat gembira dengan kehadiran sang Pendekar, negeri jadi aman dan tentram. Dia selalu mengingatkan murid-muridnya untuk setiap saat membacakan doa berikut:
"Sarve Bhavantu Sukhinah; Sarve Santu Niraamayaah; Sarve Bhadraani Pashyantu; Maa Kashchida-Dukha-Bhaag-Bhav eta Om Shantih Shantih Shantih
Artinya: Semoga setiap orang berbahagia. Semoga setiap orang terbebas dari penyakit. Semoga Setiap orang mendapatkan keberuntungan. Semoga tak seorangpun jatuh pada kejahatan. Semoga damai dihati semua mahluk, damai di dunia dan damai selalu dan selamanya.
Suatu hari sambil duduk di pinggir danau Sang Pendekar menimang-nimang batu permata yang sangat bernilai tinggi. Sambil terus memperhatikan keunikan dari benda antic yang satu ini, dia mengamati permukaan batu permata itu dengan sangat serius, ups .. batu itu terlepas dari tanggannya, hampir saja jatuh ke dalam danau. Dengan sigap gerakan reflek yang dia miliki sebagai hasil dari latihan yang keras, dia berhasil menangkap batu yang nyaris tenggelam ke dalam danau. Keringat dingin mengucur di seluruh tubuhnya, tangannya gemetaran, sambil mengelus-elus batu permata tersebut dia bergumam: "Huh hampir saja permata ini tenggelam di dalam danau "
Sesaat sang Pendekar termenung sambil menatapi benda antik ditangannya,..dia kemudian berkata pada dirinya sendiri: "Saya tidak pernah gentar menghadapi kematian, saya mengalahkan banyak sekali jagoan-jagoan ternama dinegeri ini, entah berapa pinpinan rampok dan begal yang saya tumpas.. Lalu mengapa saya menjadi sangat cemas oleh sebuah permata .?" Sambil tersenyum sang Pendekar kemudian melemparkan permata itu ke tengah-tengah danau.." sambil melangkahkan kakinya beranjak dari tepi danau itu dia bergumam: "Hmmmm keterikatanlah yang menyebabkan saya demikian takut kehilangan, dan menderita.
Dalam kehidupan ini disadari atau tidak kita seringkali mengikatkan diri pada banyak objek seperti kisah di atas. Bahkan kini objek-objek pengikat bentuknya sangat beragam bukan lagi berupa benda kasat mata seperti batu permata milik sang Pendekar. Sebut saja objek kesuksesan, kegagalan, kemenangan, kekalahan, nama baik, penghargaan, pujian, hinaan, kata-kata, dan lain sebagainya. Kalo diperhatikan dengan seksama ternyata dimana ada pengetahuan dan perasaan akan dualisme, kalah dan menang, sukses dan gagal, maka penderitaan itu akan selalu menjadi sahabat sejati yang tidak pernah meninggalkan kita.
Kalo ada yang gagal, pasti ada yang sukses, orang yang gagal akan berdukacita, orang yang sukses akan bersukacita. Kalo ada yang menang pasti ada yang kalah, pihak yang kalah akan sedih, pihak yang menang akan senang. Gagal dan sukses, menang dan kalah adalah produk buatan manusia, keduanya bisa menjadi guru agung dalam kehidupan ini. Dalam banyak hal kegagalan lebih agung dari kesuksesan, Kegagalan kerap membimbing kita menemukan celah-celah dalam diri. Sukses dan gagal merupakan bagian hidup manusia. Kesuksesan jangan sampai menimbulkan kesombongan, demikian pula kegagalan jangan sampai menimbulkan demotivasi. Seorang kawan pernah berkata, gagal dalam bahasa Inggrisnya : FAIL = First Action In Learning, Kegagalan banyak memberitahu kelemahan dan kekurangan kita, bahkan konon orang-orang besar adalah mereka yang mampu mengelola setiap kegagalannya menjadi vitamin untuk menambah energi menuju sukses.
Mengikatkan diri pada sesuatu hal akan menyulitkan kita bergerak maju, bukankan kebebasan yang membuat kita bisa bergerak cepat . Belenggu yang kuat akan menghambat setiap gerakan kita, apapun bentuk dari belenggu itu . Bagaimana melepaskan diri dari semua belenggu ? Hidup ini untuk dijalani bukan untuk mengikatkan diri padanya Ahh ini sih hanya pikiran saya belum tentu juga benar jangan-jangan saya menulis ini juga karena saya terikat dengan tulisan ini sama saja dong hihihiihihi ngabur ahh..
Om Santhih Santhih Santhih
http://singaraja.wordpress.com Made M. Abu Dhabi | ||
|
We are all unique individuals. Kita memiliki anggota tubuh, penampilan, dan pikiran yang berbeda dengan orang lain. So be your self !!!
Sunday, September 20, 2009
Keterikatan Duniawi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment