We are all unique individuals. Kita memiliki anggota tubuh, penampilan, dan pikiran yang berbeda dengan orang lain. So be your self !!!
Tuesday, February 10, 2009
Awas, Tersesat Di Jalan Kesuksesan
Senin, 2 Februari 2009
Banyak jalan menuju Roma, banyak pula jalan menjauhi Roma
Semua orang normal pasti menginginkan kesuksesan. Dan dari sekian banyak orang yang ingin sukses itu, sebagian besar pasti sudah melakukan segala daya upaya guna mewujudkan keinginan tersebut. Namun demikian, sulit dibantah bahwa pada kenyataannya lebih banyak orang yang gagal daripada yang sukses. Kenapa, ya?
Memang banyak orang yang sudah berusaha keras. Cuma tampaknya, jalan yang diambil bukan jalan yang mendekatkan diri ke titik kesuksesan, melainkan malah menjauhkannya dari kesuksesan itu sendiri. Seperti melihat mata air dikejauhan, yang setelah didekati ternyata hanya fatamorgana. Inilah yang saya sebut sebagai “tersesat di jalan kesuksesan”.
Berikut adalah 8 (delapan) penyebab yang membuat kita “tersesat”.
1> Berawal Dari Mimpi, Berakhir Dalam Mimpi
Boleh dikata sekarang ini setiap orang maklum bahwa sebuah kesuksesan dimulai dari sebuah mimpi. Akan tetapi, yang menjadi masalah adalah bagaimana mengaktualisasikan mimpi itu menjadi kenyataan. Banyak orang terjebak dalam mempersiapkan diri untuk terjun ke jalan kesuksesan. Belajar, mencari modal, mengikuti seminar dan pelatihan, melengkapi peralatan dan perlengkapan untuk bisnis, tapi nyatanya tidak pernah benar-benar berani memulai bisnisnya. Inilah yang disebut “berawal dari mimpi, berakhir dalam mimpi”.
2> Theatrical and Story Book Effect
Segala sesuatu yang over dosis tentu kurang baik. Menghadiri seminar atau membaca biografi orang-orang sukses, memang bagus untuk memperkaya wawasan dan memperbanyak referensi. Tapi waspadalah, pada satu titik, kekaguman kita pada materi yang dibawakan -- bahkan bukan tidak mungkin keterpesonaan kita pada sang pembicara -- menimbulkan efek theatrikal. Apa itu? Tidak lain adalah bahwa kita hadir di seminar bagaikan hadir di theater atau bioskop, sangat menikmati jam-jam pertunjukan, tapi tidak membawa manfaat yang nyata saat pulang ke rumah.
Begitu juga dengan membaca buku-buku sukses secara berlebihan. Kita terbius dengan cerita orang-orang hebat, tidak ubahnya menikmati buku-buku silat karya Kho Ping Hoo. Terbuai dengan serunya sang cerita, tapi tidak menimbulkan rangsangan untuk kita sendiri “take action”.
3> Personifikasi
Mengambil referensi pada seorang figur sukses, mengagumi serta menjadikannya tokoh favorit, adalah sesuatu yang sah-sah saja. Tapi apabila tidak dicermati, pada tingkat yang sudah berlebihan kita akan terpancing untuk mempersonifikasi diri pada sang tokoh. Hal ini tentu akan menimbulkan masalah, karena berusaha menjadi (menjiplak) orang lain merupakan kesia-siaan. Seyogyanyalah kita berusaha untuk menjadi diri sendiri yang sukses.
4> Ingin (Cepat) Kaya
Mungkin berbeda dengan apa yang diperkirakan orang, saya terpanggil untuk menyampaikan bahwa keinginan untuk cepat kaya merupakan motivasi yang paling lemah, dibanding jenis motivasi lainnya. Sebabnya adalah, mereka yang terbuai dengan kekayaan, cenderung berperilaku layaknya orang kaya sebelum benar-benar kaya. Sehingga, dengan perilaku yang (biasanya) lebih hura-hura, boros, kurang menghargai waku dan sebagainya, jalan menuju kesuksesan menjadi sangat-sangat terhambat.
Lho, bagaimana dengan orang sukses (kaya) yang mengaku bahwa mereka sebelumnya memang sangat ingin menjadi orang kaya? Percayalah, bahwa mereka sukses bukan karena keinginannya untuk menjadi kaya, melainkan oleh passion membalas dendam atas penderitaan yang dialami sebelumnya. Itu yang disebut sebagai Revenge Motivation (motivasi balas dendam), di mana yang bersangkutan sendiri mungkin tidak menyadarinya.
5> Textbook Oriented
Ada juga beberapa orang, yang karena tidak tahu harus memulai dari mana, lantas berpaling kepada buku-buku serta teori-teori kesuksesan. Sementara para figur sukses memiliki pandangannya masing-masing, para pakar juga berbeda satu sama lain dalam analisisnya, ditambah kenyataan bahwa ilmu pengetahuan selalu berubah seiring perkembangan jaman, para pengejar kesuksesan tipe ini akan selalu bimbang dan bingung dalam menentukan sepakterjangnya, sehingga tidak pernah sampai ke titik sukses.
6> Hanyut di Zona Nyaman
Fenomena mencari modal dengan jalan bekerja terlebih dahulu, mungkin sudah biasa kita dengar. Dan guna pencarian modal itu bisa berproses lebih cepat, wajar kalau orang lantas memburu pekerjaan di perusahaan-perusahaan multinasional yang memberi gaji besar. Karena kelimpahan uang (gaji) yang diterima dalam jumlah besar setiap bulannya terkesan “mudah”, maka para pencari modal tidak akan berhenti sebelum kucuran uang itu berhenti. Dari tahun ke tahun dengan kondisi seperti demikian, maka zona nyaman terbentuk tanpa bisa dibendung sampai masa pensiun tiba.
7> Personality Based, bukan Character Based
Pembelajaran, pelatihan, teori dan referensi, semua itu merupakan hal positif yang seharusnya berguna bagi kita untuk mendongkrak diri menuju keberhasilan hidup. Akan tetapi, terkadang sulit untuk mendeteksi apakah penyerapan hal-hal positif dimaksud memang sudah masuk ke dalam alam bawah sadar, ataukah hanya sebatas permukaan kulit saja.
Kalau berhasil menyerap segala ilmu pengetahuan yang kita terima sampai ke alam bawah sadar, maka bisa dipastikan kita akan memiliki ketangguhan berbasis karakter. Ketangguhan semacam inilah yang akan membawa kita ke gerbang kesuksesan sejati. Sedangkan penyerapan yang hanya mencapai permukaan kulit, hanya memberi kita “ketangguhan semu” yang rapuh dan getas berbasis penampilan luar.
8> Belajar manajemen bisnis, bukan mencoba berbisnis
Banyak jalan menuju ketersesatan, dan jalan sesat itu sungguh menipu. Sebagian orang terpelajar, karena terobsesi dengan “kesuksesan bisnis”, lantas mencoba mempelajari manajemen bisnis dengan sangat tekun dan serius. Akhirnya, karena hanya “belajar” (bukan terjun langsung berpraktik), dan menekuni “manajemen” (bukan menjiwai kepemimpinan), maka jalan ke arah kesuksesan menjadi berliku, dan tidak jarang membuat yang bersangkutan luput sampai di tujuan.
Nah, mudah-mudahan pemaparan 8 penyebab ketersesatan di atas, sedikit banyak dapat menambah wawasan dan kewaspadaan kita dalam mengarungi samudera kehidupan yang maha luas ini. Selamat berjuang..!
Rusman Hakim
Pengamat Kewirausahaan
Profec’s Entrepreneurial Leadership Center
E-mail: rusman@gacerindo.com
Portal: http://www.gacerindo.com
Blog: http://rusmanhakim.blogspot.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment